"Hey, Kau marah? Kalau tidak seperti tadi mana mau Nenek itu menyetujui. Asal kau tau saja sebenarnya dia itu orang Kuno. Hamil diluar nikah itu bukan stylenya. Jadi yah selamat Kim Seokjin kita jadi menikah"
Seokjin menatap Namjoon kesal.
Nikah sih nikah tapi tidak sampai harus membohongi sedemikian rupa. Mana Namjoon dengan entengnya mengelus perutnya. Oh nooo perutnya ternoda.Kebohongan itu diciptakan Namjoon begitu saja. Dia bahkan tak sadar bertindak demikian gegabah memang. Tapi sejujurnya ide itu terlintas saat tiba-tiba mengingat potongan adegan drama. Yang biasa di tonton Seokjin di sore hari. Oke jadi siapa yang perlu tontonan faedah? Berterima kasihlah pada Drama Kim Namjoon-ssi.
Seokjin menggigit bibirnya. Bukan hanya ibu Namjoon yang termakan kebohongan ini. Ibunya Juga. Saat Ibu Namjoon pulang, Ibu Seokjin keluar dari kamar ingin mengucapkan perpisahan sebagai tanda hormat, tapi apa yang dia dapat dirinya dicela tak bisa mengurus anak sampai hamil. Ibunya membeku menatap Seokjin penuh tanya. Seokjin hanya menunduk takut. Jelas sebagai ibu dirinya kecewa berat. Maka sampai 2 jam sejak kejadian berlalu ibunya mengunci diri di kamar bawah khusus kamar tamu yang memang menjadi kamar ibu Seokjin selama tinggal bersama Namjoon.
Namun tahu Seokjin sedih tapi mau bagaimana lagi mulutnya terlalu lemas asal bicara.
"Ayo temui ibumu"
Seokjin ditarik menuju kamar ibunya. Mereka mengetuk pintu. Dan ibu Seokjin membuka pintu dengan mata sembab. Tak berniat menatap anak dan calon menantunya. Sekilas dia mendengar bahwa ibu Namjoon akan menikahkan mereka secepatnya.
"Bibi bisa kita berbicara" ujar Namjoon sopan.
Mereka beriringan ke ruang tamu. Seokjin diam menatap takut ibunya. Bersiap dipukuli karena kebohongan Namjoon. Begini nih kalau bikin skenario tidak kompak.
Namjoon mendekati ibu Seokjin memegang tangannya. Menatap langsung mata wanita yang telah melahirkan calon istrinya itu
"Bibi, aku minta maaf, sebenarnya Seokjin tidak hamil" Ibu Seokjin menatap Namjoon yang berkata tanpa beban.
"Tapi ini rahasia kita bertiga yah, jangan kasih tau nenek sihir ups maksudku ibuku nanti pernikahannya batal lagi"
Seokjin bersumpah sempat sekilas merasa Namjoon merengek pada ibunya."Nak Namjoon benar ingin menikah dengan Seokjin? Tapi kenapa?" Ibu Seokjin menatap keduanya penasaran. Jelas saja. Anaknya yang kemarin masih berstatus pengasuh di rumah Namjoon sekaligus pembantu dan mengurus segala keperluan dirumah ini kini berganti status menjadi Calon Istri. Sebagai ibu jelas, melihat sepak terjangnya Namjoon, anak-anaknya yang tak jelas ibunya, membuatnya takut anak gadis satu-satunya hanya menjadi mainan Namjoon saja. Tidak boleh demikian.
Tuhkan, ribet. Pekik Namjoon dalam hati. Coba saja pakai alasan Hamil seperti kebohongannya tadi pasti lebih mulus. Tapi melihat Seokjin sedih dan takut ibunya kecewa membuat Namjoon tak bisa berbohong. Ini calon istrinya berbahaya buat pendiriannya. Bisa sekali merubah pemikirannya dalam sekejap. Aduh Calon istri. Kenapa Namjoon terngiang terus julukan Seokjin. Toh benar Calon Istri tapi rasanya ujaran itu sangat istimewa. Kenapa yah? Ada yang bisa jelaskan kepada Namjoon yang lagi mode eror?
Namjoon akhirnya menjelaskan alasan mereka. Membuat ibu Seokjin tak tahu harus berkata apa. Dia cukup terkejut. Alasan mereka menikah demi karir dan anak-anak Namjoon. Dan ini jelas tidak seimbang untuk Seokjin.
"Bisa Bibi berbicara berdua dengan Seokjin?"
Namjoon mengangguk meninggalkan ibu anak tersebut. Memilih kekamarnya menghubungi orang-orang terpercaya untuk mengurus seluk beluk pernikahan dan pergantian identitas untuk Seokjin. Sekarang itu tugas Seokjin meyakinkan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Papa?
Fanfiction-Coretan NamJin By MOONDESCA- [SELESAI] ★Sanggupkan Namjoon menjalani peran barunya sebagai papa? Bagaimana dia menghadapi Yoongi yang dingin dan pemarah, Hoseok yang Cengeng dan ceroboh, si kembar Jimin yang pemalu dan Taehyung yang hiperaktif dan...