Seesaw

8.4K 922 282
                                    

Namjoon menutup pintu kamarnya setelah melihat Seokjin tertidur. Sebenarnya ada hal lain yang ingin dia lakukan di Jeju.

Tepat jam 11 malam dia menuju sebuah bar yang menjadi tempat pertemuan dirinya dengan seseorang.
Dirinya menimbang apakah harus masuk atau tidak. Tapi jika dia tidak masuk, dirinya akan semakin penasaran.

Kenapa akhir-akhir ini dirinya banyak mendapatkan pesan dari orang lain. Seperti Wartawan, dan Juga dari para Hatersnya. Menikah dan punya  anak serasa menjadi hal yang tidak diperlukan dalam industri hiburan. Toh semua orang wajar ingin membangun keluarganya masing-masing. Namjoon lama-lama menjadi tak peduli lagi akan omongan orang. Dia tak peduli dengan karirnya jika pada akhirnya karirnya yang menghancurkan hidupnya. Dia paling tidak masih punya Seokjin dan anak-anak yang akan berdiri disampingnya.

Matanya melirik meja-meja dan kerumunan orang yang berjoget bersama, atau sekedar menenggak minuman yang disajikan. Pundaknya ditepuk dan berbalik melihat seseorang disana.

"Kim Namjoon ssi?"

Namjoon mengangguk

"Perkenalkan Saya Min Dong Wook" Pria berwajah kebulean itu memperkenalkan dirinya.. Namjoon tersentak. Seorang Min? Marga yang sama dengan Yoongi putranya. Sebelum sah menjadi seorang Kim.

"Mari kesana" Tunjuknya kesebuah ruangan private di bar. "Ada yang ingin saya bicarakan dengan anda. Ini tentang Min Yoongi, Putra saya"

.
.
.

.
.
.

.
.
.

"Jinjin, cepat pulang. Ada yang mencarimu dan ingin mengambil Taehyung dan Jimin"

Seokjin langsung membuka matanya cepat. Pukul 7 pagi dan Dia harus dibangunkan paksa oleh panggilan dari Sinbi. Namjoon masih terlelap disampingnya. Nampak sangat pulas.

"Apa maksudmu Sinbi?"

"Seseorang berkata dia ibu si kembar" jelas Sinbi sarat akan kepanikan.

"Dia memaksa ingin masuk kerumah dan memeluk Jimin dan Taehyung. Tapi Taehyung nampak sangat marah.
Sempat terjadi keributan. Tapi tenang orang itu sudah pergi"

Seokjin meremas selimutnya. Menyalurkan rasa takut dan juga panik. Tangannya bergetar namun masih sempat berbisik lirih

"Apakah itu........Sejeong?"  Tanyanya. Diseberang sana Sinbi tertegun sebelum mengiyakan. "Iya, dia memperkenalkan diri sebagai Sejeong. Kim Sejeong" Hening kemudian. Seokjin merasa tulangnya melemas.

"Kau mengenalnya Seokjin?" Tanya Sinbi. Seokjin menghela napas dan melihat Namjoon yang masih tertidur dengan sendu. "Kumohon Sinbi, jaga anak-anak. Aku akan segera pulang" putus Seokjin selaras dengan panggilan telfon yang diputuskan. Iya tak menjawab pertanyaan Sinbi.

Apakah ini saatnya dia mengatakan hal Sejujurnya kepada Namjoon. Apakah dia siap untuk menerima kekecewaan Namjoon. Tapi, ini bukan 100% salahnya.

Namjoon menguap. Nampak sangat lelah. Meski hanya sejam di Bar dia terlambat tidur karena banyak pikiran. Tak dia sangka dan duga kenapa semuanya terjadi terhadapnya. Entah bagaimana dia harus bersikap kedepannya. Dia bingung. Tapi lebih bingung saat mendapati sang istri menatapnya sedih.

"Kau kenapa sayang?" Namjoon bergegas duduk. Keduanya memakai piyama yang  mirip.

"Apa ada masalah?"

Seokjin belum menjawab tetapi ponsel Namjoon berbunyi nyaring. Karena terkejut dia tak sadar mengaktifkan mode loud speaker. Suara Direktur Agencynya bergema.

"Kim Namjoon! Kau mau karirmu dan Agency ku hancur? Suruh pergi Gadis yang meraung-raung didepan Agency. Mengatakan dirinya ingin mengambil anak-anaknya."

Am I a Papa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang