Bekerja yang paling menyenangkan adalah ketika kamu bekerja sesuai dengan passion yang kamu miliki, kalau bosnya manusiawi, sih.
Vote dan Komen Gratis kok ga bayar 😘😘😘
"Novita," panggil Yudha.
Arinda memutar bola matanya yang mulai berat, tanpa menoleh ke sumber suara.
"Arinda Novita," panggil Yudha lagi.
Arinda beringsut lambat dan menoleh ke belakang kursi. Lalu melihat dengan malas wajah sok cool bosnya yang menyebalkan itu.
Bagaimana tidak? Seharian ini Arinda harus bolak-balik berdiri, duduk, mengetik dan dicaci Yudha. Katanya, pekerjaannya sangat payah dan banyak sekali minus di sana-sini.
Namun, bukankah sebagai atasan yang baik yang terkenal smart di divisi lain, Yudha harus memberikan saran? Bukan mencerca 'kan?
"Ini produk apa, sih?"
"Kamu nggak bikin riset pasar?"
"Perusahaan sebelah udah launching produk sejenis ini dari zaman baheula!"
"Yang inovatif, dong!"
"Kamu ass brand manajer, loh. Perusahaan kasih gaji kamu nggak main-main."
Sejahat itulah perkataan Yudha kepada Arinda. Selain itu, proposal yang Arinda ajukan katanya bertema basi dan sama sekali tidak menarik jika diluncurkan. Artinya, jika produk diluncurkan, sudah bisa dipastikan akan gagal di pasar.
Ya, Yudha sedetail itu dalam memprediksi kegagalan produk usulan Arinda.
Hebat.
"Kamu jangan ngajukan fail product ginilah!"
Oh, Tuhan. Karena Yudha, dunia Arinda sudah runtuh sekarang. Dunia yang sangat tenang, nyaman dan damai selama tiga tahun di kantor harus berantakan sejak Bryan Adiyatma-atasannya dulu resign dari kantor dan digantikan oleh Bharata Yudha.
Oh, tidak. Namanya bukan Bharata Yudha seperti yang diingat Arinda. Lebih tepatnya laki-laki yang ... well, setampan aktor Lee Dong Wook itu bernama Januar Prayudha.
Waktu itu, pernah satu kali Arinda melakukan kesalahan fatal dengan salah menuliskan nama Yudha dalam proposalnya.
"Bharata Yudha itu siapa?" tanya Yudha ketus sambil melempar paper di atas mejanya.
"Bapak?" jawab Arinda ragu.
Yudha mendekat dan mengambil paksa ponsel yang digenggam Arinda. Kemudian mengetikan sesuatu di sana. "Januar Prayudha," jelasnya sewot. "Kamu pikir nama saya itu peperangan antar keluarga Pandawa apa?!" protesnya.
Arinda tampak sama sekali tidak mengerti dengan perkataan Yudha.
Ya, tentu saja Yudha protes keras, karena namanya ditulis Bharata Yudha-istilah yang biasa digunakan orang Indonesia yang beragama hindu untuk menyebutkan tentang perang besar antar keluarga Pandawa melawan Kurawa yang terjadi di Kurukshetra.
Keterlaluan sekali Arinda.
Kembali pada suasana pagi ini, tampak Arinda belum reda dari rasa kesalnya akibat Yudha mencampakkan proposalnya tadi pagi. Sementara kini Yudha sepertinya sudah bersiap membuat drama seri kedua lagi dengannya dengan tema yang sama-penindasan bos kepada bawahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRECIOUS EMPLOYEE [COMPLETED] ✔️
RomanceArinda sering mendengar 'Perbedaan antara cinta dan benci itu tipis sekali, setipis sehelai rambut yang di bagi menjadi sepuluh'. Sungguh sangat tipis sekali kan??! "Kamu marah sama Saya gara-gara tadi Frappuccinonya Saya ambil?" "Bapak nggak pentin...