Januari 25 (Part 2) Pacar vs Mantan

7.9K 526 9
                                    

Nite All!.
Thank u so much yang udah mau vomment, 🤩🤗
yang baca doang, tega banget sih kalian nggak vomment 😪😭.
Ku tunggu selalu vote dan komen kalian! 😉😉😉

_____________________________
~~~Mantan dan kenangan itu saling berkesinambungan~~~

"Pak Yudha hari ini ada meeting sama divisi produksi, follow up in launching produk baru kemarin,"

"Okay, thanks" Yudha terlihat sibuk membubuhkan tanda tangan pada beberapa lembar berkas di mejanya

"Pak Yudha mau kopi?"

Yudha menoleh pada Clara sebelum menjawab "Boleh," Clara meninggalkan Yudha dengan senyum yang seperti tidak akan pernah pudar.

"Nov," Abiyan mengangsur paper pada Arinda, "Kamu cek dulu revisi final,"

"Udah fix ya Bi?" Arinda membolak-balikkan halaman paper sambil menjawab "Jam sepuluh kita on the way ke sana,"

"Siap Bu Bos," Abiyan masih sempat melempar senyum pada Arinda sebelum kembali ke kubikelnya.

J Yudha
Hari ini mau maksi apa?

Arinda urung membalas pesan dari Yudha saat melihat Clara yang memasuki ruangan Yudha sambil membawa cangkir di tangannya.

Arinda
Bapak masih suka kopi?

J Yudha
Iya, kenapa jadi kopi? maksi apa nanti?

Arinda
Makan hati

"Udah baikan lo sama pacar?" Velina menyebut Yudha dengan istilah Pacar.

"Gue mestinya pacaran sama Tukul kali ya biar nggak banyak yang ngincar,"

"Astaga, rasis banget lo," Velina tertawa

"Ya terus gimana? masa iya demenan gue selalu di minatin sama orang lain terus?" Arinda melipat tangan didada, Velina melepas nafas berat.

"Iya sih emang, apa takdir lo ya yang gitu banget?"

J Yudha
Sayang,

"Laki lo?"
Arinda mengangguk singkat sebelum meletakkan lagi ponselnya di meja.

J Yudha
Kamu cemburuan banget ya ternyata

Arinda
Aku hanya berusaha menjaga apa yang menjadi milikku saat ini

Yudha tersenyum sangat manis saat melihat isi pesan Arinda.

J Yudha
Why so cute? kamu manis banget, gemas. Nggak sabar pengen cepet-cepet bawa pulang.

❤️❤️❤️

Arinda melipat tangan didada saat melihat para pegawai yang masih sibuk merakit stand. Melihat stand lain yang sudah penuh dengan pembeli, Arinda menggeleng pasrah.

"Kok bisa belum rampung gini Mas,?

"Ya maaf Bu, tadi kena macet," Laki-laki yang sedang merakit kerangka besi itu menjawab.

"Stand lain gimana? ini udah harusnya dapat customer malah nggak dapat nih," Abiyan ikut menegur.

"Tinggal satu stand ini saja kok Pak,"

"Salesnya juga belum datang?"

"Kayaknya kena macet juga bu,"

"Jadi promotor juga nih kita," Arinda geleng-geleng.

"Poin kamu hangus," Arinda melanjutkan sambil mengambil barang dan menatanya diatas display.

Dengan sangat terpaksa, Arinda dan Abiyan harus menjelma menjadi sales di perusahaannya sendiri, demi sebuah profesionalitas.

"Mau maksi apa?" Abiyan menawarkan, dia duduk disebelah Arinda yang sedang duduk mengamati dua sales yang sedang sibuk menawarkan produk kepada pembeli yang berlalu lalang.

"Apa aja sih," Arinda menjawab malas, moodnya sudah jelas sedang jelek sejak insiden kopi pagi tadi, di tambah pekerja yang tidak berkompeten bekerja, lengkap sudah.

"Mau lihat warung tenda sebelah nggak?" Abiyan masih terlihat antusias.

Arinda belum menjawab, detik selanjutnya dia sudah merasakan jemari Abiyan yang sudah melingkar dipergelangan tangannya, memaksanya untuk berdiri dan mengikuti langkah kaki Abiyan yang terlihat sangat riang. Jarang banget sih dapat kesempatan emas gini, Abiyan membatin ceria.

Abiyan menbawa Arinda pada Stand makanan soto lamongan yang berjarak sekitar dua ratus meter dari Stand mereka.

"Dua mangkuk ya Pak, satu porsi biasa, yang satu nggak pakai seledri tapi bawang goreng sama koyanya di banyakin ya Pak,"

Arinda melihat Abiyan yang sedang memesan, hatinya membatin jelas,

Why?! kenapa dia masih sangat mengingat makanan yang paling gue suka seperti ini???

"Kaki lima banget ya, sorry," Abiyan berkata pada Arinda sebelum mengambil segelas teh hangat yang sudah tersaji dimeja.

Stop Arinda

"Nope,"

"Pak, air mineralnya nggak ada?" Abiyan bertanya

"Maaf mas nggak ada,"

"Wait ya, aku carikan kamu air dulu,"

"Repot banget kayaknya harus nyari air, nggak usah nggak apa-apa," Arinda mengibaskan tangannya.

"Yakin nggak apa-apa?" Abiyan bertanya ragu, karena sepengetahuannya, Arinda paling tidak bisa makan tanpa minum air putih setelahnya.

Drrrrrttt~~~

J Yudha is calling

"Hai sayang, kamu dimana?"

"Ya Pak?,"

"Kamu dimana?"

"Makan siang sama Abiyan,"

"Kok udah makan siang? nggak ngajakin lagi," Yudha mengeluh.

"Aku udah order makanan nih dikantor," Yudha melanjutkan

"Oh gitu ya Pak?" Arinda menjawab kikuk.

"Kamu hutang janji dinner ya sama aku, tonight,"

"Iya Pak," Arinda menutup telpon saat Semangkuk soto sudah tersaji didepannya.

Makan nggak sih?

Arinda menjerit dalam hati.

Maksi sama pacar atau sama mantan???

❤️❤️❤️

MY PRECIOUS EMPLOYEE [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang