Januari 27 - Akhir dari semuanya???

8K 659 17
                                    

Haiiii! 😁
Sebelumnya, Thank you so much yang udah mau ninggalin komentar di part sebelumya.
Happy reading di part ini, semoga suka!

Jangan lupa tap/ tekan Bintang di bawah, komen, dan boleh banget bantu share/rekomendasiin cerita ini ke teman2 kalian, Terima kasih sangat! 🤗


Yudha meremas dahinya kasar, membuang kasar nafasnya berulang kali, hanya satu kata, Yudha merasakan panik yang begitu luar biasa. Bagaimana jika kali ini Arinda benar-benar tidak mau mendengar penjelasannya? Bagaimana jika kali ini Arinda benar-benar tidak mau memaafkannya? Bagaimana jika kali ini Arinda benar-benar meninggalkanya?. Yudha tidak bisa membayangkan hal-hal buruk itu terjadi.

Arinda bergegas menuju trotoar begitu melihat beberapa taksi yang sedang parkir di tepi jalan. Yudha masih berusaha menahannya agar tidak pergi.

"Arinda stop!" Yudha hampir berteriak putus asa, Arinda berhenti melangkah saat ponselnya berdering.

Mama is calling

"Kamu dimana sayang?" Hani baru bisa menelpon Arinda lagi setelah membatu Aline menyusui bayinya.

"Arinda ke RS besok ya Mam,"

"Mama nggak bisa dengar jelas sayang, kamu kirim pesan aja yah," Hani mengakhiri panggilannya karena tidak dapat mendengar dengan jelas suara Arinda yang beradu dengan ramainya mesin kendaraan yang berlalu lalang.

Yudha berhasil merengkuh lengan Arinda setelah dia menyimpan ponselnya dalam tas. Besok Yudha harus berterima kasih pada Hania karena berkat telpon darinya, dia bisa menahan Arinda bersamanya sekarang.

"Sayang kita butuh bicara," Yudha berbicara setelah mendaratkan kecupan hangat di kepala Arinda, berusaha menenangkannya.

"Aku nggak mau bicara apapun," Arinda menggeliat, mencoba menjauh dari Yudha, tapi usahanya tidak berhasil.

"Sayang, please," Yudha berkata, meminta iba pada Arinda.

Ingin sekali rasanya Arinda memaki Yudha berkali-kali saat ini, kenapa dia sangat egois dengan mementingkan dirinya sedirinya, dia berusaha terlalu keras membuat Arinda mengerti padanya saat ini. Tapi Arinda merasa sangat tidak bertenaga saat ini, untuk melangkah saja rasanya terlalu berat, bagaimana tidak berat jika otaknya masih dipenuhi dengan bayangan 'Yudha yang sedang memeluk Alisha'.

Tangis Arinda akhirnya pecah, dia menagis di balik pelukan Yudha. "Kena-pa k-amu se-ja-hat ini?" Arinda berkata sambil terisak hebat, dia memukul dada Yudha berulang kali, Yudha membalas mengusap sayang kepala Arinda berulang kali.

"Yudha!," Terdengar seseorang berteriak dari belakang, belum sempat menoleh, sebuah mobil yang ditumpangi Irina berhenti depannya.

"Mama tunggu dirumah Acha," Irina berkata bahwa dia akan menunggu Yudha dirumah Alisha.

Yudha tidak menjawab, dia membiarkan Irina pergi tanpa memberinya jawaban. Yudha mengambil ponsel di saku dan berniat mehubungi Bryan.

"Yan, nanti lo jemput Mama di rumah Alisha, gue ada perlu," Yudha mengambil keputusan yang sangat tepat saat ini, memilih bersama Arinda, semoga Arinda akan segera memaafkannya.

"Okey,"

"Thanks,"

"Aku ma-u pulang," Arinda masih yang masih terisak berusaha melepaskan diri dari Lengan Yudha yang masih memeluknya erat.

"Okey aku antar," Yudha beralih mengengam tangan Arinda, dia mengajak Arinda menuju parkiran tanpa melepas gengaman tangannya barang sedetikpun.

"Kita cari minum dulu sebentar," Yudha bersiap menginjak pedal gas.

MY PRECIOUS EMPLOYEE [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang