"Alisha ngapain sih Mah ke sini?" Yudha melepas dasinya kasar
"Kok ngapain? ya ketemu mama lah, cerita-cerita," Irina menjawab santai.
"Harus sesering itu?" Yudha bertanya sinis
"Yudha, Alisha itu anaknya tante Amanda, sahabat mama, Alisha juga sahabat kamu kan?"
"Lalu?"
"Kamu jangan berlebihan gitu, Alisha udah nggak punya ibu, dan dia sedang punya masalah sama suaminya, kalau nggak cerita sama mama, dia mau cerita sama siapa?"
Yudha memijit pelipis matanya mendengar pembelaan ibunya. "Yudha capek Mah,"
"Jangan karena kesalahan yang pernah di buat Alisha dulu, kamu masih sakit hati sama dia sekarang,"Irina melanjutkan, Yudha berhenti melangkah.
"Yudha nggak sakit hati sama sekali Mah, ini tentang perasaan Arinda, pacar Yudha," Yudha berbicara lebih tegas.
"Alisha cuma membuat masalah di kehidupan Yudha dulu, bahkan sekarang,"
Irina akan menjawab, tapi Yudha melanjutkan "Yudha harap mama ngerti, siapa yang jadi prioritas
sekarang," Yudha mengakhiri obrolannya.Arinda masih belum mau membalas pesan atau pun menjawab panggilan dari Yudha. Lama-lama Yudha bingung, dia tidak ingin Arinda bertambah marah padanya karena terus membombardir dirinya dengan pesan maupun panggilan telpon darinya.
❤️❤️❤️
DUAAAAR!!!!
"ARINDAAAA!!! HAPPY BIRTHDAAAY!!!"
Seisi rumah kompak berteriak pada Arinda yang memegangi dadanya.
Setelah kompak berteriak, Hani, Albar, Aline, dan Velina kompak meniup terompet di telinga Arinda. Velina? bagaimana mungkin dia sudah disini? Arinda baru ingat kalau tadi Velina memang izin pulang terlebih dulu dengan alasan Gavin sedang sakit.
Oh my God, hari ini gue ulang tahun? dan gue lupa? Arinda geleng-geleng.
"Lo pulang kenapa muka jelek banget gitu sih?" Albar mengacak rambut Arinda.
"Kenapa Ar?" Aline ikut bertanya
"Nggak apa-apa Ci," Arinda tersenyum.
"Jadi lo nongki di sini?" Velina nyengir mendengar pertanyaan Arinda.
"Selamat ulang tahun ya Sayang, semoga sehat selalu, sukses selalu, dan bahagia selalu," Hani memeluk Arinda erat, doa yang sangat bermakna.
"Happy birthday, wish you all the best babe," Velina memeluk Arinda.
"Selamat tambah tua," Albar tertawa, dia dan Aline memeluk Arinda kompak.
"Thank you all," Arinda tersipu, meski tanpa kehadiran Almarhum Ayahnya, Arinda merasa sangat bahagia.
"Dari tadi kek nyengir, muka surem amat," Albar mencerca lagi.
"Awas kadonya jelek," Arinda menperingatkan Albar
"Nginep sini ya Sayang," Hani merangkul Aline sambil mengelus perutnya.
Ting Tong
"Mbak Mira ada tamu," Hani berteriak.
"Arinda ganti baju dulu ya Ma," Arinda bersiap menaiki tangga.
"Pak Yudha?!" Velina memekik, senyum Yudha mengembang sedikit-sedikit, sementara mata Arinda membulat lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRECIOUS EMPLOYEE [COMPLETED] ✔️
RomanceArinda sering mendengar 'Perbedaan antara cinta dan benci itu tipis sekali, setipis sehelai rambut yang di bagi menjadi sepuluh'. Sungguh sangat tipis sekali kan??! "Kamu marah sama Saya gara-gara tadi Frappuccinonya Saya ambil?" "Bapak nggak pentin...