Alisha tersenyum mengejek saat Yudha melepas tangan Kafa dan meraih tangan Arinda lagi, Arinda pun diam dan patuh.
Belum sempat Irina mengiyakan permintaan Yudha, Kinan menyembul dari pintu dengan riang, di ikuti Bryan yang mengekor dibelakang Kinan.
"Mah, Kak Arinda masuk yuk, oh Kak Alisha Hai,"
"Hai sayang," Alisha menyahut ceria sambil berusaha mencium pipi kanan kiri Kinan
"Makan siang dulu ya Yudh," Irina menyentuh pundak Yudha
"Maksi dulu ya sayang?" Pertanyaan Yudha pada Arinda sukses membuat semua mata beralih fokus pada Arinda yang juga terlihat spechless
"Heem" Arinda menjawab cepat,
Irina tersenyum hangat sambil melihat tangan Yudha yang menggenggam erat tangan Arinda"Kafa ikut ya," Irina menyapa Kafa yang langsung mengangguk.
❤️❤️❤️
"Apa kabar kamu Al? Daffa sehat?" Irina bertanya
"Baik Mah, maaf Tante," Alisha menjawab sambil menyuap sesendok sup pada mulut Kafa yang sibuk dengan Ponsel di tangannya.
"Kak Al hamil lagi yah?" Kinan ikut bertanya
"Siapa yang bilang Ki?" Alisha pura-pura terkejut
"Nggak kok, kita malah lagi jauhan," Kening Kinan berkerut mendengar pengakuan Alisha.
"Jauhan?" Kinan meminta penjelasan lebih "Nggak ada yang serius kan kak?"
Alisha hanya menanggapi dengan sekilas senyuman "Doa in baik-baik aja ya Ki,"
"Kantor apa kabar, Ar?" Bryan tiba-tiba menyela setelah menelan makanan dalam mulutnya, Kinan menoleh penuh tanya.
Arinda tersenyum "Aman pak,"
"Harus lah, Bos nya sekece Yudha gini masa nggak aman?" Bryan tertawa antusias, Arinda tersenyum malu-malu
"Progres ya kalian, tahun depan ganti status nih," Bryan melihat Yudha dan Arinda bergantian.
Yudha tersenyum malu, "Gue boleh buka rahasia nggak nih Bang bro?" Bryan menahan tawa, mata Yudha melebar. "Wah, apaan nih,?"
"Kamu pernah ke Singapore flyer nggak, Ar?"
Arinda yang sedang mengaduk isi mangkuknya mendongak "Singapore Flyer?"
Bryan manggut-manggut.
"Dia bilang nggak pernah sih Bro,"
Arinda menoleh pada Yudha yang menjawab pertanyaan Bryan"Pernah sih ke Singapore, dan yang aku kunjungi banyak," Arinda mencoba mengingat-ingat.
"When?" Yudha bertanya, mengabaikan orang lain yang memandang ke arahnya dan Arinda
"Empat tahunan lalu?"
"Alisha ikut tante ke kamarnya Mentari yuk, sama Kafa ya," Irina tiba-tiba menyela
"Kalian lanjut ngobrol ya," Irina beranjak di ikuti Kinan "Tante ke dalam dulu ya Ar," Irina berpamitan pada Arinda,
"Iya tante, maaf ngerepotin begini,"
"Nggak repot kok sayang," Arinda tersenyum kikuk saat Irina menyentuh pundaknya. "Sering-sering main ke sini ya," Arinda mengangguk, entah menyanggupi atau memeberi harapan yang belum tentu.
"Bingo!" Bryan menjentikkan jarinya, Arinda melebarkan telinga, bersiap mendengarkan cerita Bryan selanjutnya.
"Jadi waktu itu ada cowok patah hati yang lagi Bussiness trip, nah di Singapore Flyer nih cowok ketemu sama cewek cengeng banget yang nangis-nangis sampe matanya bengkak segede bakpao,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRECIOUS EMPLOYEE [COMPLETED] ✔️
Storie d'amoreArinda sering mendengar 'Perbedaan antara cinta dan benci itu tipis sekali, setipis sehelai rambut yang di bagi menjadi sepuluh'. Sungguh sangat tipis sekali kan??! "Kamu marah sama Saya gara-gara tadi Frappuccinonya Saya ambil?" "Bapak nggak pentin...