Terimakasih sudah mampir baca ☺️
Jangan lupa tekan ⭐⭐⭐ dan tinggalkan komentar yah ❤️
Arinda mencoba membuka mata susah payah kala merasakan sesuatu yang terasa berbeda di telapak tangan kanannya. Kemudian dia melihat seseorang sedang tidur bertumpu di tangan kanannya sambil mengenggam tangannya erat.
Ya, Arinda masih terlalu lemas untuk membangunkan laki-laki dengan kemeja maroon itu.
Beberapa lama kemudian Arinda mengerjap lagi. Kali ini terasa lebih ringan. Kemudian dia melihat ibunya dan Velina yang kompak menoleh ke arahnya.
"Sayang, are you okay?" tanya Hani lembut.
Velina menatap Arinda dengan mata berbinar. "Beb, lo nggak apa-apa?"
Arinda tersenyum lemah dan berusaha mengangguk.
"Alhamdulillah," ucap Hani.
"Syukurlah, ya Tuhan." Velina langsung duduk di samping ranjang Arinda. "Istirahat lagi gih, biar cepat pulih," suruhnya.
Arinda mengangguk. "Lo juga, pulang gih istirahat."
"Kamu nggak lapar, Nov?" tanya Hani.
"Haus sih, Mam," jawab Arinda.
Hani mengambil botol air mineral dari dalam kantong plastik yang dibawanya dan menyodorkannya kepada Arinda.
"Gue balik ya, Beb. GWS, ya," ucap Velina mencium pipi Arinda sebelum pergi.
"Take care, ya," pesan Arinda.
"Hati-hati di jalan, Sayang." Hani mengantar Velina ke arah pintu.
J.Yudha 1 Missedcall.
Arinda melihat ponselnya menyala sebentar.
❤️❤️❤️
Semua mata kompak menoleh ke arah pintu, di mana Arinda terlihat mengedarkan pandangan ke semua orang yang baru saja keluar dari meeting room.
"Beb!" Velina berlari dan memeluk Arinda erat.
Leon dan Abiyan kompak tersenyum dan berhambur ke kubikel masing-masing, mengabaikan Larissa dan dua laki-laki bawahannya.
"Udah sembuh lo?" tanya Leon menjitak kepala Arinda sambil duduk di meja Abiyan.
"Apaan, sih?" Arinda mengibaskan rambutnya.
Abiyan hanya tersenyum seperti biasa.
"Bi, diem aja lo?" Velina melirik Abiyan.
"Yeah," jawab Abiyan.
"Tuh, Arinda. Kemarin lo tanyain dia," goda Velina.
"Hai, Ar," sapa Abiyan sambil melambaikan tangannya. "Are you oke?" tanyanya.
Arinda hanya mengedikkan bahu.
"Jiah!" sahut Leon. "Sakit hati gue. Lo jahat banget Ar, gituin Abi," godanya.
Velina pun ikut tertawa.
"Udah, deh. Masih pagi, nih. Bahas kerjaan kali!" Arinda menyalakan komputernya. "PR gue banyak kali, ya?" tanyanya kepada Velina.
"Beres kerjaan lo. Partner lo tuh yang beresin." Leon menunjuk Abiyan.
"Wow! Thanks ya, Bi." Arinda melempar senyum manis kepada Abiyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRECIOUS EMPLOYEE [COMPLETED] ✔️
RomanceArinda sering mendengar 'Perbedaan antara cinta dan benci itu tipis sekali, setipis sehelai rambut yang di bagi menjadi sepuluh'. Sungguh sangat tipis sekali kan??! "Kamu marah sama Saya gara-gara tadi Frappuccinonya Saya ambil?" "Bapak nggak pentin...