Januari 22 - Bukan Kesalahan

9.6K 649 3
                                    

"Serasi banget nih Pak," Leon bersuara, melihat kearah Arinda yang kini sudah berdiri di sebelah Yudha yang terlihat sangat mempesona dengan balutan tuxedo warna abu.

Bapak 'newbie' itu baru kelihatan batang hidungnya, dia memang baru datang karena harus membantu Lana__istrinya untuk mengurus Zee, dia pun tidak bisa menepati janjinya untuk menjadi groomsman bersama Abiyan karena Zee sedang sedikit demam setelah menjalani Vaksin kemarin.

"Arinda single, bapak single, kenapa nggak jadian aja sih Pak?" Velina terdengar memberi saran

Arinda melotot, "Lo harusnya sibuk nggak sih Ve? ini acara Nikahan Lo, dan Lo nimbrung di sini?" Arinda menggamit lengan Velina, Gavin tersenyum membiarkan istrinya di gandeng orang lain.

"Akad gue udah kelar beb, bentar ih,"

"Jadi Boleh ya, kita jadian?" Yudha bertanya, entah pada siapa.

Gue harus resign deh besok, Arinda membatin.

"Hai sob, lo kecolongan start sama pak Bos" Leon menepuk bahu Abiyan

"Tanya sama Arinda deh, saya atau Abiyan?" Yudha berkata penuh percaya diri, dalam hati, sebenarnya Yudha khawatir, apa memang Arinda akan memilih dirinya atau malah memilih Abiyan.

"Gue team Pak Yudha," Velina berceloteh riang.

"Sayang kamu team aku ya," Velina mengerling pada Gavin "Lo teamnya siapa Bro?" Velina bertanya pada Leon

"Gue team Abi lah, always, maafkan ya Pak," Leon minta di pecat banget.

"Lo pilih siapa beb?" Velina bertanya pada Arinda yang menutup mulutnya

"Sudah ya, Arinda sama saya saja," Yudha menarik halus pergelangan tangan Arinda.

"Oh my God!" Velina berteriak riang "Apa gue bilang, itu berkat melati yang tadi gue malingin dari leher suami gue," Veline tertawa.

"Oh no!, sabar Bro, mati satu tumbuh dua ribu,"

"Jadi nanti lo jangan ikut rebutan buket bunga gue ya, kasih Abiyan kesempatan, lo siap-siap Bi, baris paling depan,"

"Saya boleh ikut kan?" Yudha bertanya polos, sontak semua pasang mata beralih fokus padanya, Arinda yang paling terlihat shock.

"Ikut aja semua bertiga," Gavin menimpali, Velina tertawa.

"Harus dapat ya salah satu dari kalian,"

"Wefie dulu yuk, formasi lengkap nih," Leon memberi usul

"Yuk deh, habis itu gue lempar bunga ya, siap-siap Pak Yudha?" Yudha tersenyum riang, sampai semua giginya terlihat, membuat Leon geleng-geleng tidak percaya, Abiyan mengigit bibir bawahnya, mungkin geram. LOL.

❤️❤️❤️

Yudha tersenyum sendiri melihat vas bunga baru di meja kerjanya, kini vas bunga itu telah terisi dengan beberapa bunga mawar berwarna-warni yang harum. Yap, entah bagaimana caranya, kemarin Yudha berhasil menangkap buket bunga yang di lemparkan Velina. Pertanda baikkah? semoga. Yudha membatin mantap, semoga perjalanan asmaranya berakhir indah kali ini, bersama Arinda.

Ponsel Yudha berbunyi, Melisa is Calling...

"Ya, Mel?"

"Januari, hari ini sepupu gue mulai masuk ya," Melisa membuka obrolan

"Okey,"

"Baik-baik ya lo sama dia,"

"Siap Bu Bos,"

MY PRECIOUS EMPLOYEE [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang