Januari 13 - Tidak Ada Yang Salah

11.2K 931 15
                                    

Rasanya kok gini banget, ya. Nggak pengen jauh dari kamu

-Gadis yang mulai bucin-

Arinda sampai di kantor terlebih dahulu sebelum Yudha. Tampak sudah ada Velina yang duduk manis di kubikelnya bersama Abiyan. Sementara Leon ... sudah pasti akan menjadi orang yang paling terakhir datang.

Ya, abaikan sajalah bapak wannabe itu.

"Morning everyone!" sapa Arinda ceria

"Morning, Babe." Velina mengangkat cup kopinya.

"Pagi, Ar," balas Abiyan.

Mata Arinda langsung tertuju pada amplop putih besar di dekat keyboard komputernya. Dia kemudian mengambilnya dan menunjukkannya kepada Velina dan Abiyan. "Apaan, nih?"

"Business trip lo," jawab Velina.

"Ooh." Arinda mencoba membuka amplop itu.

"Sama Abiyan," lanjut Velina melanjutkan.

Seketika tangan Arinda terhenti, urung membuka amplop tersebut. "Oh."

Hanya itu yang akhirnya bisa diucapkan Arinda. Karena rasanya sudah tidak tertarik lagi membuka amplop untuk mengetahui, di mana akan business trip dengan Abiyan berdua saja.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan keberangkatan Arinda dan Abiyan bersama dalam business trip ke Bali itu, karena mereka satu tim.

Saat Velina dan Leon mengajak makan siang, Arinda menolak dengan alasan, jika pekerjaannya belum selesai dan akan menyusul jika sudah selesai.

Sepeninggal Velina dan Leon, Arinda membuka pintu ruangan Yudha.

"Hai, Sayang," sapa Yudha melambai sambil tersenyum.

"Kangen banget ya, sampai harus ke ruanganku segala?" godanya seraya menutup laptop saat Arinda sudah berdiri di depan mejanya dengan raut malas.

Arinda tersenyum sekilas.

"Gitu banget senyumnya?" tanya Yudha heran.

"Itu aku business trip ke mana?" tanya Arinda seraya duduk di sofa, mengabaikan pertanyaan Yudha.

"Belum kamu baca?"

"Malas bacanya," jawab Arinda seenaknya.

Yudha menangkap sinyal bad mood Arinda. "Ke Bali," jawabnya. "Kamu nggak suka?" tanyanya seraya ikut duduk di sofa.

"Aku bukan nggak suka business trip atau Balinya."

"Terus?"

"Kenapa harus sama Abiyan?" tanya Arinda akhirnya.

"Ya 'kan, dia partner kamu. Nggak mungkin sama Ve 'kan?"

Arinda menghela napas.

"Kamu nggak suka?" tanya Yudha lagi, karena sepertinya Arinda merasa tidak nyaman harus berangkat berdua dengan Abiyan.

"Bukan tentang suka atau enggak, tapi kenapa harus barengan gitu?"

"I dont know. Itu kan HRD yang menentukan."

Arinda diam tak menjawab. Bahkan untuk bersandar di sofa saja malas.

"Atau jangan-jangan ...." Yudha melihat Arinda dengan tatapan aneh.

Arinda balik menatap aneh Yudha. Bahkan mengangkat sebelah alisnya.

Ya, hati Arinda mulai was-was sekarang. Takut, kalau Yudha sudah mengetahui hubungannya dengan Abiyan dulu.

MY PRECIOUS EMPLOYEE [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang