❲ ✓ ❳
Cinta itu palsu. Ekspektasi akan selalu ada, tapi realitanya tidaklah sama. Karena akhir cerita yang bahagia tidak terjadi di dunia kita.
Jess kira, Ben adalah manusia terjahat yang pernah Ia temui. Namun siapa sangka, ternyata seseorang yang...
"Thanks," Jess tersenyum. "Gue mau lo temenin gue ke Butterscotch Birthday Party."
"Kita beruntung." Gumam Gilang.
"Maksudnya?" Tanya Jess.
"Tadinya gue mau ajak lo, tapi gue takut lo gamau," Jelas gilang. "Ternyata lo ngajakin gue juga." Gilang tersenyum.
"Saling membutuhkan." Guman Jess.
"Yaaa, gitu." Gilang tersenyum. Mungkin Ia ingin tertawa atau teriak karena senang, tapi Ia menahannya di depan Jess.
"Okay, see you di tanggal 10 yang menjijikan!" Jess pergi meninggalkan Gilang.
"Gue anterin lo ke kelas ya!" Tawar Gilang.
"Anything." Jess tersenyum lembut. Membuat Gilang semakin bahagia. Sangat bahagia. Gilang tersenyum selama berjalan di samping Jess.
"Thanks," ujar Jess setibanya di depan kelasnya. Bibirnya masih tersenyum, hingga Gilang tidak mau pergi dan berhenti memandangi wajah Jess.
"You're welcome." Gilang kembali tersenyum.
"Kalo gue Moana, lo itu Maui gue." Ujar Jess. Membuat Gilang kembali menoleh dan tertawa kecil. "Ati-ati naik tangganya ya!"
"Duh Jess, gue bukan bayi!" Teriak Gilang sambil menyusuri anak tangga. Dan hilang dari pandangan Jess
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Butterscotch King, 10 Agustus 2017
Jess datang bersama Gilang, dengan dress merah yang menawan, rambut digelung, dan bibir merah gelap.
"Jess!" Sapa seorang perempuan anggun berkulit putih dengan dress berwarna coklat dan pink. "Bibir lo udah kayak red velvet!"
"Bubu!" Jess langsung memeluk orang tersebut setelah menyadari siapa yang menyapanya. Tarisa Butterscotch, sahabat lama Jess. Anak dari pemilik restoran, butik, dan hotel, Butterscotch King. Ya, lebih tepatnya, anak dari Teresa Butterscotch. Kebetulan, papa Jess dan mama Tarisa memang teman bisnis. Darah Australia. "Apa kabar?"