"Maybe sometimes, loving someone just makes us crazy."-hh.FL
---
Gilang resah sendiri saat tahu Jess belum tiba di rumahnya. Ia takut Jess terlibat suatu masalah karena pesan yang terkirim dari ponselnya.
Ponsel Gilang memang tertinggal di kelas tadi. Dan kemungkinan besar, ponselnya digunakan untuk mengirim pesan agar Jess mau pergi ke taman belakang. Kecurigaan Gilang tertuju pada satu orang. Intan.
"Gimana Gil? Mau tunggu di sini?" Tanya Kamila setelah menyatakan bahwa Jess tidak ada di rumah.
"Coba Gilang hubungin Jess dulu ya, tante." Jawab Gilang segera membuka ponselnya hendak menelepon Jess.
"Ya udah. Tante masuk ke dalem dulu, ya." Ujar Kamila memberi Gilang senyum.
"Iya tante." Gilang mengangguk seraya membalas senyuman Kamila.
Ting... tung...
Pesan media masuk.
"Intan?" Gumam Gilang mengetahui siapa pemgirim pesan itu. Intan mengirimkan sebuah foto. Mata Gilang membulat sempurna melihat foto yang dikirimkan Intan. Bagaimana tidak? Gilang mengeraskan rahangnya melihat potret posisi Jess dan Ben sedekat itu sekarang ini.
Buruan kesini kalo lo gamau cewek lo diambil orang.
Gilang menyalakan mesin motornya, melaju menuju sekolah dengan kecepatan penuh. Gilang benar-benar tidak memikirkan keselamatannya saat ini. Ia hanya tidak ingin gadisnya jatuh ke dalam pelukan Ben.
Tanpa cakap panjang, Gilang berlari menuju taman belakang sekolah. Gilang mendapati Jess dan Ben yang sedang berpelukan. Benar-benar berpelukan. "Gue harap suatu saat nanti, lo sepenuhnya jadi milik gue."
Intan langsung bangkit setelah menyadari kehadiran Gilang di dekatnya. "Gilang!" Serunya menghampiri Gilang, dan bahkan memeluknya.
Jess spontan melepaskan pelukannya dan menoleh ke sumber suara saat nama itu disebut. Ternyata Gilang memang berada tidak jauh darinya. "Gil?"
"Lepasin, Tan." Bisik Gilang pelan. Tapi entah kemasukan setan apa, Intan menuruti permintaan Gilang. "Hai Jess." Sapanya tersenyum miris.
Please bilang kalau lo cemburu, jangan akting seolah lo baik-baik aja dengan semua ini batin Jess berharap Gilang akan menghampirinya.
"Kayaknya cowok lo ikhlas-ikhlas aja deh kalau lo sama gue." Ujar Ben mencoba memancing emosi Gilang.
Gilang mengeraskan rahangnya tidak terima. Berlari menghampiri Ben, dan kembali mendaratkan kepalannya di pipi Ben.
Ben membalas mendaratkan kepalannya di pipi bawah Gilang hingga bibirnya berdarah.
"Gil," Jess menghampiri Gilang dan memeluknya sepihak.
Gilang membalas pelukan Jess meski hatinya menahan sakit. "Dulu aku gak bisa ngelarang kamu untuk ngelakuin apapun yang kamu mau. Tapi sekarang aku pacar kamu, jadi aku ngelarang keras kamu pelukan sama cowok lain selain papa kamu dan aku."
Intan mendengus kesal membuang muka tidak ingin melihat pemandangan di depannya. Begitupun dengan Ben.
Ben menghampiri Intan dan merangkul pundaknya. "Temenin gue makan."
Jess dan Gilang saling bertukar pandang bingung.
Bahkan Intan, tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Ben. Intan mengernyitkan dahi memperhatikan telapak rangan Ben yang berada di bahu kanannya. "Ben?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love
Novela Juvenil❲ ✓ ❳ Cinta itu palsu. Ekspektasi akan selalu ada, tapi realitanya tidaklah sama. Karena akhir cerita yang bahagia tidak terjadi di dunia kita. Jess kira, Ben adalah manusia terjahat yang pernah Ia temui. Namun siapa sangka, ternyata seseorang yang...