Hari ini adalah hari baik bagi Jess. Hari baik bagi Syifa. Hari baik bagi Ben. Atau mungkin hari baik untuk semuanya. Karena hari ini, Jess masuk sekolah. Semua teman Jess merindukannya, atau mungkin mengkhawatirkannya. Padahal Jess hanya dirawat beberapa hari, dan tidak sampai seminggu. Tapi tetap saja, semuanya risau karena kabar kebakaran rumah Jess ditambah kecelakaan. Apalagi, Kamila tidak mengijinkan siapapun selain Syifa untuk menjenguk, terutama Ben."Aduh, Jess!" Seru Caca mendekati Jess. "Lo kemana aja sih?"
"Lo pake nanya segala." Gumam Syifa.
"Ih, ya gue tau dia di rumah sakit!" Balas Caca cemberut. "Tapi kenapa pake ga boleh jenguk segala?"
"Kalo kebanyakan orang ngejenguk Jess, nanti wartawan juga ikut-ikutan ngejenguk." Ujar Syifa.
"Iya sih," gumam Caca. "Tapi ngapain pake bodyguard segala? Serem tau."
"Ya kan biar aman," Jawab Syifa. "Masa entar gue sama nyokapnya Jess yang jaga di pintu, terus bilang sama orang kalo Jess butuh privacy, gitu?"
"Ya enggak gitu juga lah!" Seru Caca menekuk alisnya. Jess tersenyum."Udah udah, gausah ngambek." Gumam Jess.
"Lo udah bener-bener sembuh kan, Jess?" Tanya Caca. "Itu rumah lo kenapa bisa kebakaran?"
"Maaf, Jess akan saya hindari dari wartawan." Ujar Syifa sambil memalangkan tangannya agar menghalangi Caca.
"Ish, apaan sih!" Seru Caca sambil menurunkan tangan Syifa yang menghalanginya untuk berkomunikasi dengan Jess.
"Maaf ya Ca, gue belum bisa jawab pertanyaan lo." Ujar Jess. "Tapi gue udah gak kenapa-napa, kok."
"Iya Jess, gue ngerti." Gumam Caca. "Kalo lo emang udah sembuh, kita main yuk?"
"Maaf juga, gue ga bisa kalo sekarang." Tolak Jess.
"Marissa cantik, Jessienya baru sembuh, mainnya nanti ya." ujar Syifa.
"Bukan gitu, Fa. Hari ini gue ada acara makan keluarga." Jelas Jess. "Grandma Artabella ngadain acara rapat warisan."
"Grandma Artabella?" Tanya Caca. Jess hanya mengangguk.
"Berarti bakal ada Amanda?" Tanya Syifa.
"I don't know." Gumam Jess. "Gue harap, engga."
"Yaudah deh," gumam Caca. "Semoga dapet warisan banyak."
"Amin." jawab Jess. "Sebenernya bukan warisannya yang jadi masalah. Tapi gue ga bakalan seneng kalo Amanda hadir di tengah-tengah keluarga yang gue sayang. Karena sebelumnya, gue ga pernah ketemu Amanda, kecuali pas gue kecil, mungkin."
"Hei Jess," sapa Ben menghampiri Jess, dengan Amanda dibelakangnya.
Wajah Jess berubah menjadi kesal seketika. "Apa?"
"Gue, mau minta maaf soal yang kemarin." Gumam Ben.
"Lo fikir maaf doang cukup?" Tanya Jess sinis. Kalimat dan nada penuh penekanan, sama seperti Kamila.
"Jess, please." Rengek Ben.
"Oke, gue maafin lo," ujar Jess. "Tapi itu cuma mulut gue doang. Sementara hati gue, sama sekali belum ikhlas buat ngatain hal itu."
"Ben, mendingan lo pergi." Ujar Syifa. "Dokter bilang, Jess belum boleh marah-marah dan mikir terlalu berat." Jelasnya. "Dan satu lagi, kemungkinan besar Jess kecelakaan gara-gara lo."
"Kok gue?" Tanya Ben tidak terima atas pernyataan Syifa.
"Pergi sekarang!" Perintah Jess.
"Oke," gumam Ben. "Tapi Bella mau disini katanya. Dan gue udah tau semuanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/125030307-288-k307656.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love
Teen Fiction❲ ✓ ❳ Cinta itu palsu. Ekspektasi akan selalu ada, tapi realitanya tidaklah sama. Karena akhir cerita yang bahagia tidak terjadi di dunia kita. Jess kira, Ben adalah manusia terjahat yang pernah Ia temui. Namun siapa sangka, ternyata seseorang yang...