28. Cuma Pelampiasan

320 29 1
                                    

"Don't speak. I know what you'll thinking. And i don't need your reasons. Don't tell me 'cause it hurts."-No Doubt

---

"Sebenernya apa tujuan kamu datang ke dalem hidup aku? Nyembuhin luka? Atau ngebuat luka yang baru?"

Gilang bungkam. "Maaf,"

Jess hanya diam menatap tajam Gilang.

"Sebenernya aku sengaja bikin kamu cemburu." Sambung Gilang.

"Terus kamu fikir ini lucu?" Tanya Jess. Pandangannya masih belum berpaling menatap Gilang tajam. "Kamu bilang kamu pernah cemburu tapi aku gak sadar? Dan sekarang? Aku jelas-jelas cemburu, apa kamu sadar?"

"Aku udah bilang berkali-kali kalo kamu cemburu." Jawab Gilang. "Tapi kamu gak mau ngaku."

"Terus tujuan kamu ngelakuin ini apa?" Tanya Jess lagi, dengan intonasi yang ditinggikan. "Bikin aku ngaku di depan wajah kamu kalo aku ini cemburu? Iya?"

Gilang hanya diam membenarkan pernyataan Jess dalam hati.

"Itu artinya kamu udah berhasil mencapai tujuan kamu." Ujar Jess. "Barusan aku udah bilang kalo aku cemburu."

"Maaf."

Jess diam. Menunggu apa yang hendak dikatakan Gilang selanjutnya.

"Kamu jangan marah cuma karena aku--"

"Deket sama Kaleyna?"

"Tapi aku sama Kaleyna cuma sahabat. Jadi gak mungkin kalo kita--"

"Gak mungkin apa? Gak mungkin punya hubungan lebih?"

Gilang mengangguk.

"Gak ada satupun orang yang tau. Yang namanya perasaan itu muncul dengan sendirinya."

"Tapi--"

"Jadi, kalo kalian sering bareng, kemungkinan besar perasaan nyaman akan muncul tiba-tiba. Tanpa kalian tau, tanpa kalian sadar."

"Aku sama Kaleyna udah sering bareng, tapi kita gak--"

"Kamu gak tau, Gil. Kamu gak tau kalau Kaleyna itu sedih ngeliat kita bareng. Dia suka sama kamu. Sama seperti kamu suka Kaleyna dulu."

Gilang tertegun. "Kamu jangan marah gini dong. Aku kan gak ada niatan serius sampe bikin kamu marah."

"Aku udah bilang sama kamu, aku itu orangnya gampang marah. Jadi tolong, kamu ngertiin aku. Hindari hal yang gak aku suka kalo kamu mau hubungan kita bertahan."

Gilang mengangguk pelan. "Oke."

"Mulai dari Kaleyna."

"Maksudnya?"

"Jangan pura-pura gak tau." Ucap Jess. "Kamu yang selalu perhatian sama Kaleyna itu, bikin Kaleyna terus berharap lebih sama kamu."

Gilang menundukkan kepalanya. Ia merasa tak kuasa menatap mata Jess saat ini.

"Itu pun kalo kamu mau." Sambung Jess. "Kalo kamu emang gak sanggup jauh-jauh dari Kaleyna, itu artinya kamu gak sanggup pertahanin hubungan kita."

Gilang kembali meluruskan pandangannya. Ia mendekatkan tubuhnya pada Jess, dan mulai memeluk Jess. Mencoba menenangkan Jess saat pacarnya itu merasa punya masalah, seperti biasanya.

Namun Jess mendorong pelan dada bidang Gilang, mencoba melepaskan pelukan pacarnya perlahan. Jess menatap Gilang lembut. Ia masih sakit hati, tapi enggan lagi bicara dengan amarah seperti tadi. "Kamu sanggup gak? Kalo sekiranya kamu gak bisa menjauh dari Kaleyna, berarti kamu harus menjauh dari aku."

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang