16. Mantan Gila (2)

282 29 4
                                        

"Seharusnya aku tidak mempermasalahkan masa lalumu.

Tapi, mantan lo ngajak ribut terus."
-hh.FL

---


Disaat bel istirahat berdering, semua orang berhamburan keluar kelas. Berbeda dengan Jess yang sedang sibuk dengan tugas matematikanya.

Sepi.

"Gue sendirian?" Tanya Jess pada dirinya sendiri. Memangnya siapa yang akan diajaknya berbiacara? Toh tidak ada siapapun di kelas delain dirinya. "Baru sadar."

Jess terlalu sibuk mencerna setiap angka yang tertulis di bukunya. Hingga seseorang duduk di sebelahnya. Tentu saja Jess merasakan kedatangan orang itu. "Ca, lo gak jajan?"

"Intan bukan Caca." Intan melambai-lambaikan tangannya tepat di depan wajah Jess.

Ini chili mau ngapain? kesal Jess menahan emosinya dalam hati. "Iya, Intan. Ada perlu? Penting gak? Kalo enggak, pergi aja. Ini tugas jauh lebih penting dari apapun."

"Lebih penting dari Gilang juga?" Tanya Intan sarkastik.

Mendengarnya, Jess langsung menghentekkan pensilnya keras ke atas meja. "Kepentingan sementara. Kalo Gilang, mungkin penting buat selamanya."

"Mungkin?" Intan mengangkat sebelah alisnya. "Belum pasti, dong?"

"Udah dipastiin." Jess menghembuskan nafas kesal.

"Kapan?"

"Barusan."

"Ada bukti kalo Gilang bener-bener penting buat lo? Apa Gilang salah satu hal yang lo prioritasin?"

Jess meremas ujung roknya, berharap hal itu cukup untuk meredam emosinya saat ini. "Penting banget ya emangnya buat lo?"

"Bukan gitu." Jawab Intan santai dengan ekspresi wajah tanpa dosa. "Gue nyari bukti lo cinta sama Gilang. Karena kalo enggak, berarti gue harus gantiin posisi lo."

"Bisa gak sih lo gak bikin tekanan darah gue naik sehari aja?" Tanya Jess tidak dapat menahan nada marahnya.

"Kalo enggak, gimana?" Intan mengedikkan bahunya santai.

Beneran nyari masalah ya? batin Jess. "Intan, harusnya lo sadar diri. Posisi lo saat ini cuma mantan Gilang, cuma masa lalunya. Dan gue tau, Gilang cinta sama gue."

"Lo sendiri? Apa lo cinta sama Gilang?" Tanya Intan berhasil membuat Jess geram. "Bukannya lo cuma jadiin Gilang pelarian buat move on dari some people, ya gak?"

Jess tertegun mendengarnya. Jess menggebrak meja dan bangkit. "Sok tau ya lo?"

Intan ikut berdiri, memberi Jess tatapan menantang. "Semakin lo ngeles, semakin gue bisa liat dari mata lo kalau lo itu bener-bener masih nyimpen perasaan buat Ben. Iya kan?"

"Mau lo apa sih?" Jess mendorong kasar bahu Intan. Kesabarannya sudah mulai habis.

"Lo masih nanya juga?" Dengus Intan tersenyum miring. "Gue mau Gilang."

"Silahkan." Jawab Jess mengedikkan bahunya santai.

"Yakin lo?" Intan mengernyit bingung menatap Jess heran.

"Silahkan usaha sebaik mungkin buat ambil Gilang dari gue. Tapi gue ngerasa yakin lo gak bakal bisa dapetin apa yang bukan hak lo." Jess pergi meninggalkan Intan yang sedang cengo.

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang