29. Sepupu

287 31 1
                                    


Jess berdiri di depan pintu rumahnya sendiri. Ia tahu pintunya pasti tidak dikunci. Tapi Ia belum berani masuk jika matanya masih merah karena menangis sepanjang perjalanan dari rumah Kaleyna ke rumahnya.

Ia menurunkan kenop pintu, lalu mendorongnya perlahan. Rumah terlihat sepi, seperti biasa. Mamanya pasti sedang kerja. Sedangkan GA, pasti ada di kamarnya.

"Jess pulang!" Teriak Jess. Itu adalah kebiasaannya yang tak akan pernah hilang. Ia akan berteriak bahwa Ia sudah tiba di rumah, tidak peduli apakah ada orang yang mendengarnya atau tidak.

Jess lelah, sekaligus sedih. Ia segera berjalan menyusuri tangga, menuju kamarnya. Ia langsung melemparkan dirinya ke atas kasur saat tiba di kamarnya.

She worked her way through a cheap pack of cigarettes

Belum sampai lima detik Ia memejamkan mata, matanya kembali terbuka. Bagaimana tidak? Lagu berjudul Kiwi yang dibawakan oleh mantan personil One Diretcion, Harry Styles, merupakan musik yang bergenre rock.

Hard liquor mixed with a bit of intellect

Jess melirik ponselnya. Takutnya, musik tersebut tidak sengaja terputar dari ponselnya. Tapi, ponselnya mati. Lagipula, tidak mungkin ponselnya mengeluarkan suara sekeras ini.

And all the boys, they were saying they were into it

Jess segera bangkit dari kasurnya. Berjalan keluar kamar sambil menutup kedua telinganya dengan telapak tangan. Suara tersebut berasal dari kamar sebelah. Kamar yang biasanya kosong. Atau jangan-jangan...

Such a pretty face

Jess mendekat ke kamar tersebut. Semakin mendekat, semakin keras suara yang didengarnya. Ia yakin bahwa suaranya memang berasal dari sana.

On a pretty neck

Jess menurunkan kenop pintu perlahan, dan menedorongnya ragu-ragu. Dan...

She's driving me

"CRAZY!!"

"Astaga!" Pekik Jess. Matanya membulat sempurna saat melihat seseorang sedang berdiri di atas kasur sambil joget-joget tidak jelas.

Orang teresbut menoleh. Meringis kecil saat melihat Jess terpaku. Ia segera melompat dari atas kasur dan merentangkan tangannya lebar-lebar.

"James!" Seru Jess menghampiri sepupu satu-satunya itu, dan memeluknya erat.

"Halo, lil princess."

Jess melepaskan pelukannya, mendongak menatap James yang lebih tinggi darinya. "Lo kok ke sini gak bilang-bilang sih?"

"Bebas, dong." Jawab James santai. "Ini kan masih rumah gue juga."

"Iya, abang ganteng."

"Lo bukannya nanyain kabar gue, malah ngomel-ngomel gak jelas." Dengus James.

Jess memutar bola matanya malas. "How are you, my prince?"

"I'm fine, really happy, and still handsome." James menaik turunkan kedua alisnya.

"Au ah."

"Kabar lo di sini gimana?" James balik bertanya. "Kayaknya sih galau, ngenes, tapi still pretty, kok."

"Jangan bikin mood tambah turun." Gumam Jess kesal.

"Gue gak ada niat nurunin mood lo ya," ujar James. "Tapi mata lo merah."

"Oh, ini..." Jess mengusap kasar matanya. "Gue tadi ketiduran di sekolah karena ngantuk banget. Tadinya mau lanjut tidur, tapi lo berisik."

James menggeleng cepat. "Lo abis nangis, kan?"

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang