15. Sekongkol?

285 29 5
                                        

"Kalau kalian luka, kalian mau apa? Biarin sembuh sendiri dan nahan perihya saat kena air, atau maksa buat ngobatin luka itu biar sembuh lebih cepat?

Kalau kalian suka seseorang, tapi orangnya suka sama yang lain, kalian mau apa? Diem dan nahan rasa sakit, atau mengambil resiko besar untuk berjuang?"
-hh.FL

---

"Nyesek, ya?" Tanya Amanda. "Liat orang yang lo suka, sama orang lain?"

Intan tertawa miris. "Nyesek apaan?" Intan balik bertanya, berpura-pura tidak mengerti. "Gue itu bukan tipe orang yang hobi galau. Kalo gue pengen Gilang balik sama gue, gue gak bakalan diem. Usaha dong!"

Amanda mengangguk kecil, membentuk huruf 'o' di bibirnya tanpa bersuara.

"Emang lo kenapa? Galau gitu ya?" Tanya Intan. Penasaran terhadap teman barunya.

"Lo tau Ben kan?" Tanya Amanda. Intan menjawab dengan anggukan kecil. "Ben cowok gue. Tapi dia sukanya sama Jess."

"HAH?!" Teriak Intan terkejut. Ia spontan merapatkan bibirnya dan menutup mulut dengan kedua tangannya, menyadari hampir semua orang di kantin melihat ke arahnya.

"Iya." Amanda mengangguk kecil.

"Kok bisa?" Tanya Intan masih penasaran dan dengan dahi yang dikernyitkan. "Coba ceritain ke gue."

"Jadi sebelum ada gue, Ben itu sempet ngejalin HTS gitu sama Jess." Amanda mulai menjelaskan.

"Anjir!" Seru Intan histeris sendiri. "Terus-terus."

"Pas Jess tau kalo Ben jadian sama gue, kayaknya dia sakit hati deh. Dan semenjak itu juga, Gilang ngambil kesempatan buat deketin Jess. Katanya ya, Gilang suka Jess dari kelas 10."

"Anjir."

"Hubungan Ben sama Gilang juga jadi gak baik."

"Gara-gara ngerebutin Jess?"

"Kayaknya iya. Soalnya Ben nonjok Gilang pas tau kalo Gilang jadian sama Jess."

"Kenapa gak ngerebutin gue aja? Bukannya gue jauh lebih cantik dari Jess, ya?"

Amanda meringis mendengar perkataan Intan yang terlalu percaya diri. "Enggak." Amanda menggeleng pelan. "Masih cantikan Jess, hehe."

Intan berdecak kesal tanpa merasa malu. "Iya terserah lo deh!"

"Hei," sapa Ben mendudukkan dirinya di samping Amanda. "Gabung ya."

Amanda hanya diam, tidak berani menatap pacarnya sendiri.

"Ini yang namanya pacaran?" Celetuk Intan tiba-tiba. "Diem-dieman gini?"

Amanda tertegun atas perkataan Intan yang nyelekit, tapi ada benarnya.

"Ngomongnya di jaga dikit, bisa?" Tanya Ben sinis.

Intan mendengus pelan. "Emang kenapa?" Tanyanya sama sekali tidak merasa berasalah.

"Lo gak mikir? Omongan lo bisa nyakitin perasaan orang, tau gak?"

"Lah bodo amat. Yang sakit kan orang lain, bukan gue."

"Gila. Dasar gak punya perasaan. Jangan-jangan psycopath, ya?"

"Emang kalo gue psycho, kenapa? Peduli amat."

"Ya, lo harus punya perasaan kasian lah. Barang dikit aja, napa?"

"Halah. Lo gak usah sok ngebela Amanda, deh. Gue juga tau lo sukanya sama Jess. Iya kan?"

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang