Hari ini, Jess berangkat ke sekolah bersama Amanda. Kenapa? Mungkin karena Amira ingin mendapat hati GA. Tapi, ini sama sekali tidak membuat Jess bahagia. Kalau bukan karena terpaksa, tentu saja Ia tidak ingin semobil dengan Amanda."Tante, makasih ya," ucap Jess sambil tersenyum manis. Maksudnya, berpura-pura tersenyum manis.
"Iya sayang, gak pa-pa," jawab Amira. "Kalo kamu mau, kita bisa kok sering-sering berangkat bareng."
Mata Jess terbelalak. "Gausah tante, gak pa-pa kok, takutnya kan tante sibuk."
"Enggak kok,"
"Gausah tante, gak pa-pa. Lagian aku suka berangkat bareng temen. Terus juga aku harus sering-sering bawa mobil aku supaya gak nganggur terus di rumah."
"Iya sayang,"
"Yaudah Jess masuk dulu." Jess turun dari mobil, hendak pergi ke kelasnya.
"Tunggu Jess," cegah Amira.
Jess menoleh. "Kenapa lagi, tante?"
"Anterin tante ke ruang kepsek, dong." Pinta Amira.
"Tante, maaf ya bukannya Jess gamau, tapi Jess harus buru-buru ke kelas." Tolak Jess. "Kenapa ga sama anak tante sendiri aja?" Tanya Jess, berhasil membuat Amanda mendeliknya kesal. "Duluan ya, Manda."
Jess melambatkan langkahnya saat melihat dua orang laki-laki sedang mengobrol. Ya, Ben dan Gilang.
Jess berjalan menghampiri kedua orang tersebut, penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan. Tampaknya serius.
"Kalian ngapain?" Tanya Jess tiba-tiba.
"Kagak," jawab Ben.
"Tugas kelompok." Jawab Gilang, sambil menyenggol siku Ben.
"Yang bener?" Tanya Jess meragukan Gilang."Iya, tadi ngomongin tugas." Ben membenarkan. "Tugas apa sih?"
Jess mendecak. "Ish.. udah ah gue mau ke kelas."
"Eh, gue anterin ya?" Tawar Gilang.
"Gausah lebay! Kayak kemana aja!" Seru Jess kesal. "Lagian kalian ngapain nongkrong depan toilet, sih? Kayak gak ada tempat lain aja."
"Eh, Jess!" Cegah Gilang.
"Udah biarin aja." Ujar Ben dengan santainya.
"Jadi nggak, nih?" Tanya Gilang.
"Oh, iya." Ben cengengesan.
"Jess!" Panggil Gilang. Jess menoleh. "Ketemu sama gue di Night Breakfast ya!" Teriak Gilang keras. Jess hanya menangguk dan memasuki kelasnya.
"Thanks ya, bro." Ben menepuk bahu Gilang.
"Good luck," ucap Gilang pelan. Ben membalasnya dengan senyuman, dan berlalu.
---
Night Breakfast Cafe
"Mbak Dera, bangku penuh semua ya?" Tanya Jess pada salah satu karyawan di Night Brakfast Cafe yang dekat dengannya.
"Iya, Jess." Dera menangguk.
"Tolong kosongin bangku Jess dong. Kalo orangnya complain, bilang aja makanannya gratis kalo dia mau pindah." Pinta Jess sambil melihat satu-satunya bangku berwarna biru dongker, dari bangku lain yang berwarna putih.
"Maaf mbak, mas, kursi ini mau dipake. Mbak sama masnya diharap buat pindah ke kursi lain." Pinta Dera dengan sopan.
"Enak aja." Tukas perempuan yang duduk di kursi tersebut.
"Emang siapa yang mau duduk disini?" Tanya si laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love
Teen Fiction❲ ✓ ❳ Cinta itu palsu. Ekspektasi akan selalu ada, tapi realitanya tidaklah sama. Karena akhir cerita yang bahagia tidak terjadi di dunia kita. Jess kira, Ben adalah manusia terjahat yang pernah Ia temui. Namun siapa sangka, ternyata seseorang yang...