Shakti pov.
Pagi ini seperti biasanya,seorang anak laki laki terlihat masih lelap dalam tidurnya seolah tak ingin bangun dari mimpi indahnya. Sampai akhirnya terdengar suara lembut sambil memainkan rambutnya shakti ia adalah wanita paruh baya yang selalu mengurus segala keperluan dan selalu setia mendengarkan keluh dan kesah shakti. Ia berada dalam waktu yang lama disana dari shakti kecil hingga shakti tumbuh menjadi pria dewasa,ialah bi Minah. "Den, bangun den sudah mau jam7 aden ga kuliah?" ucapnya lembut sambil memainkan sedikit rambut shakti, membuat shakti membuka matanya lalu tersenyum "Bi, pasti mereka sudah pergi ya? " dan hanya dibalas anggukan kecil sambil tersenyum kecut. "aden bangun sekarang ya, bibi udah siapin sarapan kesukaan aden dibawah". Shakti pun langsung berdiri dan bersikap hormat ala pengibaran bendera tiap hari senin "siap bosq". Lawan bicaranya hanya tersenyum tipis sambil berjalan menuju dapur. Shakti pun bergegas ke kamar mandi dan turun untuk sarapan. "oke ya bi, aku pergi dulu. Oiya bibi mau aku bawain apa?" ucap shakti. "gausah deh den, nanti Aden pulang agak cepet ajaya bibi mau masakin sesuatu yang spesial buat aden". "oke kalau gitu, bye bi" sambil mencium tanganNya. Bersikap hormat kepada yang lebih tua selalu shakti tanamkan dalam dirinya. Entah mengapa ia merasa sangat dekat dengan pembantu nya itu mungkin karna dia sudah mengurus shakti dari bayi-sekarang. Jadi, rasa cintanya ke pembantunya itu seperti 2kutub,utara dan selatan yang selalu ingin menyatu. Ia pun segera menaiki motor sportnya dan melaju ditengah macetnya ibu kota,membelah kerumunan orang yang tidak sabaran, sambil mendengarkan musik diheadsheetnya. Membelah ramainya ibu kota berpadu dengan suasana pagi yang mendung. Tiba-tiba dari arah yang berlawanan mobil melaju kencang dan..
Hello guys gimana part 2 nya? Agak absurd ya maklum ya masih kaku wkwk Komen dong kalo ada typo"nya mau next ga nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
My life starts from you
FanfictionSenja nya masih sama, pagi nya juga masih sama. Satu hal yang berbeda, Senyumnya. Senyumnya yang perlahan menghilang sesuai dengan berjalannya waktu. Pertemuan singkat yang menjadi awal dari sebuah kehidupan semu. semuanya terasa monoton hidup deng...