Part 30

527 41 7
                                    

"Pake jatoh segala lagi duh radhika lo tuh nyusahin ajadeh" radhika berbicara sendiri. Sambil berusaha untuk bangun.
"Ini juga kenapa ada sumur? Toiletnya dimana? Ah shit!" radhika mendumel sendiri.
Shakti pun datang menghampiri radhika dengan nafas yang tak teratur karena ia panik dan tak sadar bahwa daritadi ia berlari tanpa memperhatikan sekitar.
"Radhika" ucap shakti sambil memegang bahu radhika. Radhika pun kaget.
"Shakti ko kamu?" ucap radhika sambil menunjuk shakti  bingung.
Seperti tahu maksud radhika shakti pun menjelaskan.
"Saya tadi liat kamu lari  kearah sumur ini terus pas saya mau pergi saya denger suara teriakan kamu"
"Ha? Sumur? Aku tadi mau ke toilet niatnya"
"Toilet itu belok nya kekiri bukan ke kanan"
"Oh salah ya" ucap radhika sambil terkekeh. Shakti pun membantu radhika bangun dengan memegang kedua bahu radhika. Saat hendak berjalan radhika merasa sakit pada pergelangan kakinya.
"Are you okay?"
Radhika hanya mengangguk. Namun saat ingin berjalan kembali kakinya sama sekali tak bisa diajak kompromi. Ia sangat kesulitan berjalan. Tanpa perlu bertanya shakti langsung memapah radhika dan membawanya bersamanya. Jarak nya sangat dekat hingga membuat radhika tak bisa berkutik untuk terus menatap shakti.
Ia suka saat shakti seperti ini. Sejenak ia lupa bahwa ia sedang tidak baik baik saja dengan shakti. Shakti pun datang bersama dengan radhika. Semua terkejut dan langsung heboh bertanya.
"Radhika lo kenapa?" tanya salah satu mahasiswa yang berada disitu
"Ko bisa sih?" sahut yang lainnya
"Shakti ko kamu bisa sama radhika? Kalian? " ucap neha sambil menunjuk shakti dan radhika secara bergantian.
"Shakti kamera gua mana?" giliran arjit yang bertanya.
"Nanya nya satu satu kali woi" ucap ritika jengkel.
"Mending lo duduk dulu deh sini". Ia pun membantu radhika untuk duduk.
"Sekarang cerita"
Radhika pun mengambil nafas panjang dan menceritakan semuanya. Setelah radhika selesai menceritakan nya kini giliran shakti.
"Iya tadi kan gua keluar dari kamar pas mau ngunci pintu gua ngeliat radhika lari kearah sumur terus ga lama setelah itu gua denger suara teriakan seseorang buat mastiin lagi akhirnya gua samperin terus gua bantu bawa dia kesini karena dia susah buat jalan"
"Terus kamera gua?"
"Ah iya gua gasengaja ngejatuhin didepan pintu kamar sorry" ucap shakti sambil menggaruk tengkuk kepalanya.
"Ah lo mah" arjit pun beranjak dan hendak mengambil kamera itu.
Setelah itu arjit kembali mengambil kameranya mereka pun berfoto dan terlihat bahagia. Radhika berfoto dengan ritika sambil memeluk satu sama lain dengan posisi duduk. Menyebalkan memang disaat seperti ini kakinya justru malah keseleo.
"Eh fotoin gua dong sama shakti" ucap neha bersemangat. Radhika pun melirik kearah mereka berdua. Saat radhika memperhatikan mereka tiba tiba shakti menengok dan pandangan mereka bertemu. Hanya beberapa detik karena shakti langsung membuang muka dan melihat kearah kamera. Neha pun berfoto dengan menggandeng tangan shakti dan terlihat bahagia sedangkan shakti? Dia hanya memasukan tangannya ke dalam saku celana sambil tersenyum. Ah sungguh itu membuat radhika ingin muntah.
-----------------------------------------------------------Fajar pun datang. Kicauan burung yang sangat merdu dan suasana pagi yang segar. Radhika pun membentangkan tangannya dan menghirup udara pagi cukup lama. Ia rindu suasana ini, diperkotaan jarang sekali ia bisa menghirup udara segar seperti ini. Ia pun bersemangat untuk bakti sosial hari ini walaupun keadaanya sangat tidak bisa dibilang baik. Apanya yang baik? Setelah kaki radhika keseleo ia terjatuh didepan kamar dan meninggalkan luka disekitar area lutut nya. Ia sangat tidak hati hati.
"Radhika" panggil ritika sambil membuka pintu. Radhika pun menoleh dan hanya menaikan kedua alisnya.
"Kata pa dosen lo gausah ikut kegiatan ini dulu kaki lo belum membaik"
"Ih gua mau ikut"
"Gausah tar lo nyusahin yang ada"
"Eh enak aja lo kaki gua gapapa deh asli"
"Di urut aja gimana?"
"Ga ah sakit"
"Mau ikut bakti sosial ga?"
"Mau sih"
"Yaudah ayo biar gua bilangin dan lo dicariin tukang urut"
"Tapi asli deh ini kaki gua gapapa ko masih bisa jalan lumayan"
"Serius lo?"
Radhika pun mengangguk dengan semangat. Berbeda dengan kemarin,ia ingin cepat kembali dan tidak akan mau ikut lagi acara seperti ini. Namun, kejadian semalam mengubah pemikiran nya.

Semua mahasiswa berkumpul dan mendengarkan semua arahan dari dosen dengan seksama. Mulai dari area yang akan mereka kunjungi, kegiatan apa yang mereka akan lakukan dan daerah yang tidak boleh mereka lewati. Setelah semuanya siap mereka pun berjalan beriringan.
Mood radhika kembali memburuk saat melihat neha yang tak pernah lepas menggandeng tangan shakti. Ingin rasanya radhika melemparkan neha dari tebing tinggi disebrang sana. Radhika pun asik dengan pemikirannya sendiri. Dengan sikap shakti semalam dan kejadian waktu itu. Ia masih merasa bersalah namun bagaimana ia harus menjelaskan nya? Ia bingung. Ah rasanya otak radhika ingin meledak saja.

❤Shadika.
Shakti pun nampak sangat serius mendata semua nama penduduk dan tempat tempat yang akan mereka kunjungi nantinya. Radhika hanya menatap dan memperhatikan shakti dari kejauhan. Apa ini saatnya memberi tahu shakti semuanya? Mana tau jika belum mencoba, aku harus mencoba. Ya, radhika optimis kali ini.
"Shakti" ucap radhika dengan sangat hati hati. Shakti pun menoleh dan itu membuat radhika kikuk.
"Apa?" ucap shakti kemudian kembali sibuk dengan pekerjaan nya.
"Aku mau ngejelasin soal waktu itu"
Shakti hanya diam dan melanjutkan pekerjaannya.
"Kayanya nanti ajadeh ya ini bukan saatnya ngejelasin. Sekarang jamnya kerja semua harus bekerja sesuai tugasnya" ucap shakti dingin sambil berlalu meninggalkan radhika tanpa menoleh sedikitpun. Kata kata shakti barusan sangat menusuk dihati radhika. Shakti berbeda, kemana shakti yang dulu? Ah sudahlah ini mungkin memang salah radhika. Tapi kan radhika belum menjelaskan apapun.
"apa aku minta tolong neha aja ya? Kan dia sama shakti terus pasti shakti mau mendengarkan neha. Eh tapi masa harus sama neha?"radhika bingung sendiri dengan pikirannya.
Radhika lupa bahwa shakti tak mungkin mau mendengarkan neha. Bahkan untuk memperkenalkan neha dengan orangtua shakti saja, ia enggan bagaimana bisa ia mau mendengarkan neha? Radhika juga lupa bahwa shakti pernah bilang "kalau shakti hanya membutuhkan dirinya"
Andai radhika lebih sabar dan sedikit memahami shakti pasti ia akan mengerti bahwa yang shakti butuhkan adalah keterbukaan nya pada shakti. Ia tak butuh penjelasan apalagi melibatkan neha dalam urusan ini shakti sangat tidak suka. Namun jika shakti tetap tak ingin mendengar kan nya,radhika tak punya pilihan lain kan? "shakti shakti hanya memikirkan mu saja sudah cukup membuat ku pusing." Radhika pun kembali pada realita bahwa ia sekarang sedang sendiri. Shakti terlihat begitu sibuk dengan pekerjaan nya dan neha? Ah sudahlah tentu ia sangat bahagia karena shakti terus berada disampingnya.





Hua baru update lagiii maafin aku yaa:'(
Aku minta maaf ya kalo ada typo²nya gitu soalnya ngetiknya udh ngantuk hihi.
See you soon para readers imut❤
Doain ya semoga ga badmood mulu biar lancar nulisnya hihi. Btw ini part terpanjang yang pernah aku tulis loh hehe.

                                                            

                                                              Salam kangen
                                                                 Shadika❤

My life starts from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang