Seorang wanita bersama temannya sedang melahap makanan dikantin. Ia belum mengechek handphone nya sama sekali.
"eh daritadi lo ada liat shakti ga sih?" tanya radhika seraya menusuk siomay dan memasukannya kedalam mulut.
"Ngga tuh" ucap ritika acuh sambil melahap mi ayam nya.
"Kemana ya tu anak?"
"Coba aja lo telvon atau sms"
"Iya juga sih tapi nanti kalo dia geer gimana?"
"Ya emang fakta nya gitu kan?"
"Dish dasar"
Radhika pun mencari handphone nya dan ia tak menemukan nya.
"Eh gua lupa bawa handphone gua lagi" ucap radhika sambil menepuk jidatnya
"Yaudah lo samper aja kerumahnya sana"
"ogah ah mau ditaro dimana coba muka gua"
"Elah lu masih aja gengsi udah gapapa nanti gua temenin"
"Serius lu?"
"Iya"
Radhika terlihat khawatir ia masih canggung jika mengingat kejadian dimana ia makan malam bersama kedua orangtua shakti dan tentang perkataan mama shakti. Namun ia ingat ia juga masih penasaran tentang sosok yang shakti panggil "Ibu" itu. Ya radhika tahu. Ia harus pergi dan mencari tau untuk menjawab semua pertanyaan yang menumpuk di otak nya.
Jam pulang pun tiba. Radhika dan ritika bergegas masuk ke dalam mobil menuju rumah shakti.
"pak kerumah temen saya dulu ya" ucap radhika sopan kepada pak supir itu. Radhika paham jika ia tidak bersama pak Supir pasti nanti kedua orangtua nya akan memberikan nya seribu nasihat yang sama sekali tak ada guna nya karna setiap diceramahi radhika hanya menganggapnya angin lewat.
"Baik nona"
Sekitar 25menit akhirnya mereka tiba dirumah shakti. Ritika dan radhika pun turun dari mobil.
"Ritika gua malu"
"ih udah kali santai aja" ucap ritika sambil memencet bel.
"Ko ga keluar ya?" ucap ritika sebal dan ia pun memencet bel lagi.
Terdengar suara wanita dari arah samping sedang menelvon dan sepertinya wanita itu menangis.
"eh lu denger gasih ada suara orang lagi nangis" ucap radhika
"Mana gua ga denger"
"sini deh" radhika menarik tangan ritika menuju arah samping garasi
"Tuh kan ada" ucap radhika sambil menunjuk wanita itu.
"Dia lg telvonan sambil nangis dia siapa ya?" ucap ritika bingung
Mereka pun mengintip dan sesekali menguping apa yang wanita itu bicarakan.
"Jadi selama ini? Astaga! "ucap ritika sedikit berteriak dan radhika pun menutup mulut ritika dengan tangannya.
"Sstt lu jangan gede gede suaranya nanti kalo dia tau gimana?"
"Tapi gua ga nyangka radh"
"Gua mah udh feeling dari awal pas gua kesini itu orang kelakuannya beda banget kalo ke shakti cara dia natap shakti aja beda"
"Lo udh pernah masuk kesini?"
Radhika mengangguk.
"Anjir lo"
Saat mereka hendak pergi tiba tiba ada suara mengagetkan mereka.
"Loh kaliam ngapain disini?" ucap wanita yang sedang bertelvonan tadi dan tak lain wanita itu adalah Ibu shakti sendiri.
"Ng ga itu bu anu" ucap ritika gelagapan
"ini itu apa?" ucap ibu shakti penuh selidik.
"Kita mau ketemu shakti bu" ucap radhika
"Kan pintunya disana kenapa kalian disini?"
"Ng ng itu bu tadi tuh tutup botol saya jatoh kesini eh pas saya mau ambil ada ibu" ucap radhika asal.
"Yaudah kalo gitu ayo masuk" ucap ibu shakti ramah.
"aku gaboleh kasih tau shakti. Biarin shakti tau sendiri soal ini. Aku gamau liat shakti terluka"batin Radhika
KAMU SEDANG MEMBACA
My life starts from you
FanfictionSenja nya masih sama, pagi nya juga masih sama. Satu hal yang berbeda, Senyumnya. Senyumnya yang perlahan menghilang sesuai dengan berjalannya waktu. Pertemuan singkat yang menjadi awal dari sebuah kehidupan semu. semuanya terasa monoton hidup deng...