Hari ketujuh shakti belum juga sadarkan diri. Dengan segala kesungguhan hati dan kepercayaan yang sedang terbalut luka juga bimbang radhika yakin shakti akan pulih.
Setiap hari ia selalu menaruh 3 tangkai bunga mawar merah disamping tempat tidur shakti dan tak lupa ia menggenggam erat jemari hangat yang selalu menyambutnya. Menaruh tangan hangat itu ke pipi dan membasahinya dengan kristal bening miliknya. Ia tak pernah lupa untuk selalu membawa 3 tangkai mawar merah tersebut karena ia memiliki 3 harapan. Pertama,ia berharap shakti akan segera pulih dan dapat mendengarkan penjelasannya. Kedua,ia berharap shakti tidak akan pernah meninggalkannya. Ketiga, jika akhirnya shakti memilih untuk meninggalkannya mungkin memang harusnya begitu dan radhika akan berdoa semua yang terbaik untuk shakti walaupun ia harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri.
"Shakti" ucap radhika sambil terus menggenggam jemari hangat itu.
"Shakti,aku tahu kamu akan benci sama aku kan? Gapapa aku mengerti. Kamu mau dengar satu kebenaran? Baiklah aku akan jelaskan. Waktu itu aku berniat akan masuk kerumah mu untuk mengetahui keadaan mu. Namun saat hendak mengetuk pintu aku dan ritika mendengar suara ibu mu berbicara di telepon. Awalnya aku tidak mengerti maksud pembicaraannya. Namun,aku tetap bersabar dan mendengar sampai habis. Awalnya aku tidak yakin,namun kebenaran itu diperjelas saat kamu mendengar orangtua mu berbicara hal yang sama. Aku ingin sekali memberitahu mu waktu itu,tapi ku fikir kamu butuh waktu untuk sendiri. Aku ingin bertanya namun aku takut melukai hatimu. Aku ingin menjelaskan namun yang kudapatkan hanyalah amarah mu. Aku tidak marah shakti,aku mewajarkan nya. Aku mengerti" Ucap radhika sambil menyeka kristal bening yang akan turun,lagi. Seperti sia sia ia berbicara panjang lebar toh yang diajak bicara pun tak merespons hanya suara alat pemicu jantung dan detik jarum jam yang merespons apa yang radhika bicarakan. Jika jarum jam bisa berbicara,mungkin radhika akan memiliki teman dan tidak kesepian. Namun ia mencoba realistis ya walaupun kenyataannya tak begitu. Bayangkan saja ia selalu berbicara pada 3 tangkai mawar merah itu yang sebentar lagi layu dan para suster akan membuangnya. Kemudian,ia membeli lagi esok nya. Membosankan bukan? Namun itulah Radhika.Holaa maaf ya baru bisa update segitu ajaa:') aku bener bener sibuk dan susah buat ngumpulin mood:') Oiya aku gabisa janji bakal update kapan lagi,doain ajaya semuanya lancar dan bisa sering update. Shadika❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My life starts from you
FanfictionSenja nya masih sama, pagi nya juga masih sama. Satu hal yang berbeda, Senyumnya. Senyumnya yang perlahan menghilang sesuai dengan berjalannya waktu. Pertemuan singkat yang menjadi awal dari sebuah kehidupan semu. semuanya terasa monoton hidup deng...