Part 22

374 43 2
                                    

Radhika membuka pintu rumahnya dengan sangat pelan. Ia takut jika orangtuanya sudah tertidur dan kedatangannya mengganggu tidur nyenyak orangtuanya. 
Saat radhika membuka pintu suasananya gelap hanya lampu menuju tangga dan lampu dapur yang menyala. Ia pulang larut malam dan radhika yakin kedua orangtuanya telah tertidur. Ia pun berjalan jinjit dengan langkah kecil menyusuri ruang tamu dan menaiki tangga menuju kamar nya. Untung saja kedua orangtua radhika tidak terbangun jika terbangun maka habislah ia malam ini dengan nasihat dan teguran dari kedua orangtua nya terutama papanya.  Radhika merebahkan dirinya ditempat tidur dan menarik nafas dalam dalam. Setelah beberapa menit dia berbaring ia pun bergegas membersihkan dirinya dan mengganti bajunya. Ia lelah setelah hampir seharian ini ia bersama shakti. Ia masih memikirkan kejadian tadi. Pertemuan singkat yang akhir nya menjadi awal dari sebuah pertemanan. Namun ada sesuatu yang mengganjal hati radhika tadi mama shakti berkata "kamu ini gapernah bawa cewe sekalinya bawa yang bening begini" . "apakah shakti tidak pernah membawa neha kerumahnya? Ataupun sekedar berkunjung?  Apa jangan jangan orangtua shakti belum tau neha?" batin Radhika. Terlalu banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada shakti. Namun, setiap kali bertemu shakti nyali radhika ciut ia tak berani entah mengapa.  Apalagi jika radhika menatap mata shakti membayangkan nya saja sukses membuat radhika merinding. Lama kelamaan ia pun tertidur dan pergi ke alam mimpinya. Dan berharap semoga esok hari yang menyenangkan.

-----------------------------------------------------------
Sinar mentari menyelusup masuk melalui celah tirai jendela. Rintikan hujan yang turun perlahan namun pasti. Cuaca yang seperti ini yang terkadang selalu membuat orang lebih memilih bermalas malasan dirumah. Shakti pun mengerjapkan matanya menatap sekeliling kamarnya. Ia tak mendengar suara bising dibawah ia sudah tahu bahwa orangtuanya sudah terlebih dahulu pergi dan berangkat kerja.
Dengan malas ia pun turun dari ranjangnya dan bergegas ke bawah.
"Shakti kamu belum mandi?" tanya Ibu shakti yang sedang menyiapkan sarapan.
"Saya ga kuliah deh bu" ucap shakti sambil menggaruk tenguknya yang sebenarnya tidak gatal.
"Loh kenapa?"
"Saya mau dirumah aja libur dulu sehari"
"Bolos maksud kamu?"
"Izin bu bukan bolos" shakti tertawa kecil.
"Sama aja. Udah sarapan dulu"
"Iya bu ngertiin emang"
Shakti pun menyantap sarapan nya dengan lahap. Ia tak berbohong masakan ibunya ini lebih enak daripada masakan mama nya sendiri. Mungkin karna ibunya lebih banyak menghabiskan waktu didapur jadi ilmu memasak nya sudah lumayan. Setelah selesai sarapan shakti pun naik keatas dan masuk kekamarnya. Ia membuka layar hp nya dan tak ada satupun pesan atau panggilan tak terjawab. Ia pun mencari sebuah kontak nomor dan menuliskan pesan singkat.
"Radhika saya mau ketemu sama kamu ini penting"
Satu..  Dua..  Tiga..  Tak ada balasan. Shakti hanya mendengus kesal dan kembali merebahkan dirinya diranjang menunggu balasan pesan radhika.

My life starts from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang