Part 21

339 51 3
                                    

Setelah beberapa menit diperjalanan akhirnya shakti dan radhika sampailah disebuah rumah yang tak jauh dari jalan utama. Rumah nya tidak terlalu besar namun terkesan mewah. Taman yang terawat dan lantai yang terlihat mengkilap. Shakti memarkirkan motor nya disamping mobil mewah yang entah itu milik siapa. Radhika pun turun dan melepas helmnya. Ada rasa gelisah dan raut wajah yang tidak sedap dipandang dari wajah Radhika. Ia gugup ia bingung harus bagaimana jika nanti kedua orangtua shakti menghujani banyak pertanyaan kepadanya.
"Shakti aku pulang aja deh ya" ucap radhika memelas.
"Ko gitu? Udah gapapa santai aja orangtua saya jarang loh dirumah kapan lagi bisa dinner"
"Aku malu" ucap radhika berusaha membujuk shakti dengan raut wajah yang ia buat sebete mungkin.
"Belum dicoba ayo" ucap shakti sambil menggandeng tangan radhika. Bukan shakti namanya kalo ia tidak memaksa.

--Radhika pov--
Ku langkahkan kaki ku menuju pintu masuk rumah itu. Sudah dapat aku rasakan suasana rumah ini sedikit berbeda dengan rumah ku. Mungkin seperti yang shakti katakan jarang sekali orangtuanya dirumah. Otomatis rumah ini pasti terasa sangat sepi. Ketika shakti membuka pintu aku terkejut melihat begitu banyak koleksi foto foto dan piala yang terpampang rapih diatas meja yang penuh dengan ukiran aku tebak sih ini dibuat oleh seniman handal. Berbagai foto shakti dari ia kecil hingga sekarang. namun sebentar, aku tak melihat foto saat shakti bayi. Ah mungkin disimpan oleh orangtuanya shakti dikamar mereka.
Shakti tetap menggandeng tanganku menuju ruang makan. Ketika aku sampai diruang makan papa dan mama shakti seperti terkejut melihat kedatangan ku.
"Hei shakti kamu sudah pulang nak?" tanya mama shakti sambil berjalan kearah kami.
"Sudah ma"
"Loh ini siapa?" tanya mama shakti
"Saya radhika tante" ucap ku terbata karna aku bingung harus bagaimana.
"Oh pacar nya shakti ya?"
"hehe bukan tante temen aja ko"
"Temen apa demen?" saut papa shakti yang sedang memakan beberapa biskuit diatas meja makan.  Shakti hanya diam dan tertawa kecil.
"kamu ini ya shakti gapernah mama liat kamu bawa cewe kerumah sekalinya bawa bening begini" ucapan mama shakti barusan sukses membuat pipiku merona.
"kamu Blushing?" bisik shakti
"Apaansih" ucap ku sewot.
"Sudah hayu makan" ucap mama shakti lembut.
Dari arah dapur terlihat wanita paruh baya membawakan makanan dan minuman. Aku sudah melihatnya sejak tadi dia terus memperhatikan shakti dari arah pintu dapur. Siapa dia sebenarnya?
"Udah bu biar shakti bantu" ucap shakti sambil mengambil makanan dari tangan wanita itu.
"Udah gausah ibu bisa kok"
"Ibu? "batin radhika
"Gapapa udah. Ibu udah makan? Makan disini aja yu bareng bareng"
Kulihat wanita paruh baya itu hanya menggeleng pelan. Sifatnya sangat membuatku penasaran siapa dia sebenarnya?
"Ayo dong bu gapapa ayo udah duduk" ucap shakti sambil menuntun tangan wanita itu dan menarik kursi mempersilahkan dia untuk duduk.
Setelah selesai makan malam aku pun berpamitan dengan kedua orangtua shakti untuk pulang. Tiba tiba shakti menarik ku menuju dapur.
"Kamu pamit sama dia juga ya"
Tak jauh dari dapur terlihat sebuah ruangan kecil seperti kamar dan benar saja tebakan ku.
"Bu radhika mau pulang" ucap shakti lembut dan wanita yang sedang sibuk merajut itupun bangkit berdiri dan tersenyum kepada ku. Garis matanya yang terlihat sudah semakin banyak keriput kantong mata yang berwarna hitam samar dan raut wajah yang lelah terlihat jelas sekali bahwa ia lelah.
"Bu saya pulang ya" ucapku sopan
"Hati hati ya nak" ucap wanita itu sambil mengelus rambutku.
"siapa dia sebenarnya aku merasakan kalau shakti sangat dekat dengannya".

Happy reading!!!🙌🙌
Ayo dong vote dan komentar nya yaa. Jangan jadi pembaca rahasia wkwk.
Maaf kalo ada typo 😊

My life starts from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang