Part 8

394 45 1
                                    

Radhika pun naik keatas motor sport shakti sambil memegang bahu shakti sebagai pegangannya.
"pake" ucap shakti sambil memberikan helm kepada radhika.
Radhika pun mengambil helm nya dan memakainya.
Selama perjalanan tak ada yg membuka suara satupun hanya suara knalpot dan klakson orang orang disekitar. 
Tak terasa senja pun datang dengan terangnya menyinari perjalanan mereka, deru knalpot yang bersaing dengan suara knalpot lainnya membelah senja nya kota itu, kepadatan dan keramaian orang orang yang sibuk dengan tujuan nya masing". Shakti pun mempercepat laju mudinya.
Shakti merasakan ada tangan yang menyentuh bagian pinggang nya dan melingkarkan tangannya disana ia juga melihat ke spion wajah radhika dengan ekspresi yang sulit didefinisikan wajah antara takut dan senang.
Melihat kejadian itu shakti hanya tersenyum kecil.

"udah sampe" kata shakti sambil melepas helm.
"eh iya iya" radhika pun turun dan melepas helmnya
"makasih ya"
"iya sama sama besok balik sama saya lagi ya"
"okeee"
"yaudah tunggu apalagi kamu?" ucap radhika hendak menutup pagar
"ngga adaa pengen liat kamu aja ampe masuk rumah"
"dasar aneh" ucap radhika sambil menutup pagar
"eh tunggu"
"apalagi?"
"minta nomor hp kamu"
"kirain apaan nih ************"
"nanti saya telvon boleh?"
"boleh kok"
"yaudah kamu masuk gih jangan kelamaan liatin saya nya tar terpesona" ucap shakti pede
"cih dasar" ucap radhika tertawa tipis
Setelah radhika masuk tak lama kemudian shakti pun berlalu meninggalkan rumah mewah tersebut.
Baru saja membuka pintu rumah papa nya sudah memanggilnya
"darimana kamu? Sore gini baru balik"
"tadi ke toko buku sama ritika"ucap radhika berbohong
" kan bisa dianter sama pa supir"
"tadi ritika bawa mobil pa"
"besok papa gamau alasan lagi kamu harus balik pokoknya sama pa supir" ucap papa radhika tajam dan berlalu meninggalkan radhika
Ia pun naik keatas dan merebahkan dirinya di ranjang.
"semua harus serba diatur radhika itu udh dewasa bisa ngatur diri sendiri gamesti semua dijadwalkan dan harus dilakukan pa kenapa sih ga ngerti ngerti" ucap radhika dan air mata pun menetes tak hentinya.
Pukul 20.00 wib
"radhika turun yuk nak kita makan" ucap mama radhika.
"nanti aja ma radhika lg sibuk ngerjain tugas" ucap radhika sambil sedikit menutup mulutnya dengan bantal agar tidak terdengar suara seraknya karna menangis. Taka da jawaban dari luar.
Radhika pun menangis menjadi jadi dan menutup mulutnya dengan bantal mata nya pun sembap dan tiba tiba handphone ny berdering.
#Nomor tak dikenall#
Radhikaa pun tak berniat mengangkatnya dan akhirnya dengan terpaksa ia pun mengangkatnya.
"Halo" suara dari sana terdengar
"shaktii"
"iya radhika kan?"
"iyaa"
"kamu nangis kenapa?"
"eh ngga ko ngga nangis" ucapnya bohong sambil menghapus air matanya
"ngga usah bohong saya tau nangis aja lagi gapapa saya dengerin saya tungguin ampe kamu tenang"
Radhika hanya tertawa mendengarnya
"ko malah ketawa emang lucu?"
"kalo kamu yang ngomong lucu"
"masa sihhhh"
"Hahaha"
"eh kamu tadi nangis pasti karna saya ya?"
"maksudnya?"
"Iya pasti karna kamu pulangnya telat dan bareng sama saya iyakan?"
"Ng ga ko" ucap radhika terbata bata
"Alah tinggal bilang iya aja susah banget"
"Hmm kamu ada apa telvon aku?" tanya radhika mengalihkan pembicaraan
"ga ada apa apa"
"dasar aneh"
"kamu kenapa sih selalu bilang saya dasar aneh dasar aneh mulu"
"kamu aneh aja, pertama saya ketemu kamu dijalan kamu marah banget kan pas saya turun kamu diem aja trs pas saya mau masuk mobil kamu manggil saya saya nengok katanya gaada apa-apa kedua tadi pas ditaman kamu pergi gitu aja ketiga pas saya mau masuk rumah kamu bilang gaada apa-apa pas gerbang udh mau saya tutup kamu manggil saya minta nomer hp saya dan sekarang kamu nelvon saya katanya gaada apa apa. Aneh kan? Cerocos radhika.

My life starts from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang