"sebenarnya kenapa sih kamu nangis?" ucap radhika penasaran.
"saya ga nangis" elak shakti.
"Gausah bohong udah ketauan masih aja ngelak" sinis radhika.
Shakti hanya diam menatap lurus kearah telaga ia merasa nyaman saat ia menyandarkan kepala nya dipundak radhika sebenarnya banyak yang ingin dia ceritakan kepada Radhika namun entah mengapa ia tak bisa mengungkapkan nya. Terlalu rumit bagi shakti untuk menjabarkan nya satu per satu permasalahan dengan neha,orangtua nya dan satu masalah yang bahkan shakti sendiri pun belum tau. Radhika tak bisa mendeskripsikan perasaan nya saat ini ia bingung dengan sikap shakti yang tiba tiba berubah seperti ini. Yang Radhika tahu bahwa saat ini dirinya lah yang shakti butuhkan. Radhika ingin sekali bertanya namun ia tak bisa berbuat apa apa. Ia akan tetap menunggu sampai akhirnya shakti sendiri lah yang menceritakan nya kepada dirinya.
"Shakti pulang yuk udah makin malem nih" ajak radhika
"Sebentar lagi boleh ga?" shakti mengangkat wajahnya menghadap radhika dengan muka memelas.
"Kalo papa tau gimana?"
"Biasanya juga pinter cari alesan" ucap shakti sedikit tertawa
"Apaan sih" ucap radhika sewot
"Radhika" panggil shakti yang kini nada bicaranya sudah berubah sedikit lebih lembut namun penuh penekanan
"Hmm"
"Saya mau tanya boleh?"
"Ya nanya aja"
"Kalo kamu diposisi saya terus orangtua kamu sendiri gapernah merhatiin kamu apa yang bakal kamu lakukan?"
"Gapernah merhatiin gimana dulu nih?"
"Ya contohnya kaya gapernah nanya kabar kamu gitu"
"Gimana yaa hmm aku bingung mau jawabnya. Yang pasti aku bakal ngerasain kesepian banget gapernah ada temen cerita dan lain lain"
"Oh"
"Kenapa?"
"Gapapa"
"aneh banget sih nih anak tadi nanya giliran dijawab malah gitu"batin radhika.
"Shakti"
"Apa?"
"Jujur ya sama aku?"
"maksudnya?"
"Kamu harus jujur sama aku"
"Hmm"
"aku serius" nada bicara radhika berubah
"iya emang apa?"
"orangtua kamu dimana ko aku gapernah liat?"
Pertanyaan radhika kali ini sukses membuat kristal bening itu mengalir kembali di pipinya shakti. Radhika merasa celana nya basah.
"Kamu kenapa shakti? Jujur deh sama aku"
Shakti pun duduk disamping radhika lalu menatap lekat mata radhika.
"saya butuh kamu"
Radhika bingung tak mengerti maksud shakti. Sebenarnya kemana arah pembicaraan nya?
"Maksudnya?"
"saya boleh ga kalo setiap saya mau cerita saya minta kamu buat stay disamping saya?"
"Lah daritada aja aku disini kamu ga cerita cerita"
"Ini mau cerita radhika"
"Oh yaudah cepetan dong ceritanya bikin kepo aja"
"saya ga ngerti sama orangtua saya radhika, jujur. Mama sama papa saya sibuk kerja selalu kerja kerja kerja. Mereka kaya udah gapeduli lagi sama saya, nanya kabar saya aja ngga. Siapin sarapan saya aja ngga. Terus beberapa hari yang lalu mama nelvon saya terus katanya papa saya udah punya wanita lain. Saya bingung saya harus gimana"
"Terus kenapa kamu ga cerita sama neha? Kenapa sama aku yang baru kamu kenal?"
"saya gapernah terbuka sama neha"
Pernyataan shakti barusan membuat radhika bingung.
"Loh kenapa?"
"gatau ga nyaman aja"
"kalo menurut aku ya kamu jangan negatif thinking dulu sama orangtua kamu, mereka kan cari uang juga buat biaya kamu shakti, soal papa kamu mungkin mama kamu salah paham soal itu. Udah kamu jangan mikir yang aneh aneh deh kamu jangan pernah ngerasa sendiri lagi ya aku ada buat kamu kok" ucap radhika semangat.
Ia tak menyangka jika sosok aneh disampingnya kini ternyata sosok yang rapuh. Namun ia tak menunjukkan nya didepan banyak orang. Bahkan dengan kekasihnya sendiri pun ia tak pernah se terbuka ini. Sudah cukup lama ia menjalin hubungan dengan neha tapi neha tidak tahu sama sekali soal ini? Manusia macam apa neha? Apa dia tidak bisa melihat ekspresi shakti? Pantas saja jika shakti seperti ini. Ia tertekan, ia butuh teman. Ia butuh seseorang yang dapat menggantikan posisi orangtuanya saat orangtuanya sibuk bekerja. Ya mulai dari sekarang shakti tahu ia hanya butuh sosok Radhika bukan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My life starts from you
FanfictionSenja nya masih sama, pagi nya juga masih sama. Satu hal yang berbeda, Senyumnya. Senyumnya yang perlahan menghilang sesuai dengan berjalannya waktu. Pertemuan singkat yang menjadi awal dari sebuah kehidupan semu. semuanya terasa monoton hidup deng...