Part 14

324 40 1
                                    

Pagi ini sama seperti pagi sebelumnya. Suasana sepi dan hening. Bukan karna letak rumah yang jauh dari jangkauan publik namun karna keberadaan manusia yang menghuni tempat itu tak peduli sama sekali. Mereka terlalu sibuk dengan dunianya mengumpulkan pundi pundi rupiah setiap harinya sampai lupa bahwa ada sesosok manusia yang membutuhkan kasih sayang, ia tidak butuh uang ia hanya butuh orangtuanya di sisinya seperti anak lainnya. Hanya seorang wanita paruh baya yang setia selalu menemani nya mengurus nya dan selalu ada untuknya.

Shakti pov.
Aku menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur. Ku lihat wanita paruh baya itu sedang sibuk dengan pekerjaan nya.
"Bii" ucap ku spontan dan sukses membuat beliau menatap mata ku. Wajahnya masih pucat, lingkaran hitam dibawah matanya menandakan dia lelah didominasi dengan kulit yang kian hari makin keriput dimakan usia.
"Iya den?" tanya nya lembut padaku.
"Aku boleh manggil bibi ibu ga mulai sekarang?"
Ku lihat wajahnya seperti terkejut kutebak dia bingung harus menjawab apa.
"Emangnya kenapa den?"
"Ya gapapa bibi kan udh ngurus aku dari bayi masaiya aku manggilnya ttp bibu gasopan dong, aku panggil Ibu ajaya" Pintaku memohon.
"Tapi den.. "
Belum selesai beliau berbicara aku langsung memotong ucapannya.
"Manggilnya Shakti aja Bu" ucap ku sopan.
Ku lihat setetes air membahasi pipinya.
"ibu kenapa nangis? " ucapku sambil menghapus airmata itu.
"Gapapa ko den eh shakti" ucapnya gugup.
"Oh yaudah deh bu aku berangkat dulu yaa" ku cium tangannya dan dapat kurasakan rabaan tangannya dirambut ku tanda bahwa dia menyayangi ku.
"Hati hati ya Shakti"
Aku tersenyum dan akhirnya melangkahkan kaki menuju garasi.
"Eh iya bu, ibu udh minum obat belum?"
"Udah ko"
"terus gimana?"
"udah mendingan"
"oh yaudah deh, ibu ada mau nitip?"
"Ngga shakti"
Aku hanya membalas acungan jempol dan berlalu pergi.
Off.

Shakti tiba dikampus pagi ini lebih awal tidak seperti biasanya. Ia pun mencari tempat parkir dan langsung memarkirkan kendaraannya. Ia pun membuka helmnya dan melihat sekitar. Tak jauh dari tempatnya ia melihat seorang wanita yang ia kenal betul siapa dirinya. Wanita itu tampak melambaikan tangan ke arah shakti dan shakti membalasnya hanya dengan senyum tipis. Wanita itupun berjalan kearah shakti dan langsung menggandeng shakti tanda bahwa shakti adalah pasangannya. Shakti hanya diam.
"Nanti bisa temenin aku ga ke mall aku mau beli beberapa dekorasi buat ulangtahun temen aku" ucap neha.
"Yaudah"
"Okedeh yuk masuk"
Tangannya masih pada posisi yang sama.
Disepanjang koridor semua melihat kearahnya dan shakti. Seolah ia tau bahwa dirinya dan shakti menjadi pusat perhatian ia mempererat pegangannya pada shakti. Dari arah berlawanan tampak seorang wanita cantik berjalan dengan temannya dan menatap mereka lekat. Shakti tahu bahwa itu Radhika namun ia tetap berjalan dengan neha dan memandang lurus kedepan. Sedangkan reaksi Radhika ia hanya melongo dan mendengus kesal.
"Kenapa lo pas liat shakti mukanya asem gitu ahaha" ucap ritika.
"Dia liat gue kan ya tadi?"
"hmm maybe"
"iya dia liat gue ko tapi dia jalan ajaya?"
"terus maunya dia nyapa lo gitu?"
"ish ga gitu juga tapikan ya setidaknya senyum kek"
"ii mau banget ya lo disenyumin shakti?"
"yee elu_- kan dia kenal gue senyum mah wajar kali awas aja kalo minta balik bareng"
"kalo sampe dia ga minta gimana tuh?" ucap ritika jail.
Seolah tahu arah pembicaraan ritika radhika langsung meninggalkan ritika sendiri dibelakang.
"lah ko gua malah ditinggalin sih radhika?!! Tungguin dong! "ucap ritika berteriak sambil menyusul radhika yang sudah berjalan lebih dulu.

My life starts from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang