Part 34

493 43 6
                                    

Shakti merasa sedikit panas dikepalanya dan pandangan nya mengabur sesaat. Sebelum ia menutup matanya,ia sempat melihat perempuan didepannya berdiri kaku dengan tangan menutup mulutnya juga kristal bening yang perlahan membasahi wajahnya, tidak begitu jelas namun shakti dapat melihatnya sekilas. Sebelum ia benar benar tak sadarkan diri, dengan sedikit kesadaran yang sedang melayang entah kemana ia berjanji dalam dirinya akan mengutuk siapapun yang berani membuat kristal bening itu meluncur mulus di pipi radhika. Ya, shakti berjanji akan itu sekalipun yang berbuat adalah orang yang paling ia sayangi.
-----------------------------------------------------------
Dan disinilah radhika duduk dengan posisi tangan yang menutupi wajahnya,ia tak berhenti menangis dan menyesal. Andai saja ia lebih cepat memberi tahu shakti tentang semua kebenarannya mungkin ini tidak akan terjadi, andai dari awal radhika terbuka pada shakti ini semua tidak akan terjadi. Shakti juga tak perlu susah payah mengajaknya ketempat ini hanya untuk mengetahui sebuah kebenaran nya. Radhika tak henti merutuki dirinya sendiri, dan terus menangis sesekali ia menatap wajah pucat didepannya dengan sebuah lekuk senyum tipis yang menghiasi wajahnya. Ia koma, dan entah sampai kapan. Radhika tak tahu, namun ia hanya berdoa semua yang terbaik untuk kesembuhan shakti. Ia rela dan siap jika nanti saat sadar shakti membenci nya atau mungkin menganggap dirinya sampah. Ia tahu kesalahannya.

Pukul 22.00 WIB
Radhika terbangun dan menatap jam dinding yang menggantung disudut ruangan.
"Astaga sudah jam 10 malam aku belum kasih kabar apapun" ucap radhika dan segera mengambil ponsel dari tas nya. Jari jarinya bergerak gemulai tanda ia mengetikkan sesuatu.
"ma, ada sedikit insiden disini dan sekarang shakti lagi koma"
Send.
"kok bisa? Sekarang kalian dirumah sakit mana? Kamu udah ngehubungin orangtua shakti belum radhika?"
Ah iya, radhika lupa untuk memberi kabar kepada keluarga shakti. Sejujurnya ia tak lupa, mana mungkin ia lupa bahwa shakti masih punya keluarga walaupun terpecah belah tapi kan tetap saja mereka semua mencintai shakti sepenuh hati. Namun, ia lebih memilih sedikit menunggu mungkin saat ia terbangun nanti shakti sudah sadarkan diri dan ia dapat bertanya terlebih dahulu. Namun realitanya tak sesuai ekspetasi.
"belum ma, ini aku baru mau ngabarin".
Send.
"yaudah kalo gitu kamu besok pulang ajaya biar gantian sama mama atau keluarga shakti, malam ini kamu bermalam dulu aja jagain shakti toh keluarga shakti juga belum tau jadi gaada yang jaga kasian dia"
"iya ma"
Send.
Kalimat yang sangat singkat yang ia kirimkan kepada mama nya. Ia masih berfikir apakah ia harus menghubungi orangtua shakti? Orangtua yang mana? Yang kandung atau yang angkat? Ah radhika fikir ia akan menghubungi keduanya. Kan walau bagaimana pun juga orangtua angkat shakti telah merawat shakti dan membesarkan nya tanpa pamrih.
Radhika menarik nafas dan kemudian mengetikkan sebuah nomor telepon.
"hallo"
Itu adalah suara Ibu shakti.
"hallo bu, maaf mengganggu saya radhika teman shakti"
"oh temen shakti yang waktu itu datang ya? Ada apa radhika?"
"Saya mau kasih tau ke Ibu kalau sekarang shakti sedang koma"
Tak ada jawaban dari Ibu Shakti, radhika tahu bagaimana perasaan seorang Ibu saat mengetahui hal ini.
"hallo bu? Ibu masih denger saya kan bu?"
"I.. Iya radhika, tapi kenapa bisa?"
"Ceritanya panjang bu ada sebuah insiden yang menyebabkan shakti koma"
"kalian dirumah sakit mana?"
"Dirumah sakit persada **** malam ini ibu tidak usah kesini dulu ya bu, malam ini saya jaga shakti. Ibu istirahat aja baru besok kesini bagaimana?"
"Iya nak radhika, terimakasih ya udah selalu ada buat shakti.  Saya titip shakti radhika, "
"Iya bu, bu saya minta tolong beritahu orangtua angkat shakti soal ini bisa bu?"
"Iya nanti ibu akan bicara ya nak"
"Baik bu, terimakasih"
Sambungan terputus.
Radhika hanya menghela nafas melihat keadaan shakti. Matanya bengkak dan wajah wanita itu pucat karena dia belum makan malam.
"Shakti hei" ucap radhika sambil mengelus tangan shakti.
"Bangun shakti" lirih radhika suaranya semakin mengecil dan serak. Isak an itu keluar lagi dari mulut nya. Ia tak kuasa menahan tangis,betapa tergores hatinya melihat keadaan shakti sekarang.
"Shakti, kamu mau denger penjelasan aku kan? Bangun shaktii,aku janji akan jelasin semuanya kekamu shakti, tapi buka mata kamu dulu shakti. Aku siap kalo kamu harus membenci aku karena kejadian ini, aku siap kalo nanti nya kamu gaakan pernah maafin aku." tunduk radhika sambil terisak dan menggenggam tangan shakti.
"aku juga siap shakti kalau suatu saat nanti kamu akan lebih ninggalin aku".

😭😭😭
Lanjut?

My life starts from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang