Part 27

366 45 13
                                    

Saat shakti membuka pintu dia terkejut karena melihat radhika berada diteras rumahnya.
"Ikut saya" ucap shakti sambil menarik tangan radhika kasar.
"Eh radhika!" ucap ritika sedikit berteriak
"Gua main ditinggal aja kan tuh kalo udah beduaan kebiasaan balik ajadeh duluan" ucap ritika kesal.
"Eh shakti kamu apa apaan sih" ucap radhika sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan shakti. Namun shakti tak mengubris perkataan radhika dia tetap berjalan terus dan memegang tangan radhika kuat.
"Shakti sakit lepasin!" bentak radhika dan sukses membuat langkah shakti berhenti. Ia menatap radhika dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Bukannya melepaskan malah cengkraman nya semakin kuat dan menarik radhika paksa untuk naik keatas motornya. Radhika tahu kondisi shakti saat ini namun apakah dirinya harus menjadi pelampiasan nya untuk kali ini? Ia Menyakiti Radhika secara sengaja ataupun tidak. Radhika tahu shakti butuh dirinya dan yang perlu radhika lakukan kali ini adalah sama, menjadi pundak untuk shakti namun tidak dengan menyakiti dirinya.
Radhika tak mengerti kemana shakti akan membawanya ia ingin bertanya namun ia menahan suaranya sebisa mungkin. Ia kesal, shakti kasar. Berkat cengkraman tangan shakti menyisakan sebuah tanda merah dipergelangan tangan radhika. Radhika tahu shakti mendengar saat dirinya meringis kesakitan namun karena ego nya shakti sendiri ia sampai lupa bahwa pundaknya terluka karna kebodohan nya sendiri.
Shakti membawa radhika ke suatu tempat yang tak asing baginya ya, ia mengenal tempat ini. Tempat dimana dirinya dan shakti pernah berada disini dan menerbangkan lampion bersama tempat dimana shakti memeluknya dan menyandarkan kepalanya dibahu radhika. Telaga ini mengingatkan radhika tentang memori kenangannya bersama shakti.
Shakti pun mengajak radhika turun dan duduk ditempat yang sama seperti kejadian waktu itu. Ia diam tak berbicara sedikitpun dan radhika ia masih memegangi pergelangan tangannya yang sakit.
"Radhika" ucap shakti lirih. Ia menangis namun tak ditunjukan didepan radhika. Ia menunduk dan radhika dapat melihat air mata itu perlahan membasahi pipi shakti.
Radhika diam ia bingung harus bagaimana. Ia hanya menaruh tangannya dipundak shakti dan mengelusnya.
"Saya hancur" ucap shakti masih dengan posisi yang sama.
"Ngomong apa sih kamu"
"Saya bego radhika"
Radhika diam ia hanya memberi shakti waktu untuk melanjutkan perkataannya.
"Saya bener bener jadi manusia yang bodoh. Mengapa saya tidak bisa merasakannya radhika? Mengapa saya tidak bisa merasakan kehadiran ibu kandung saya sendiri? Mengapa radhika? Saya harus bagaimana? Padahal ibu kandung saya sangat dekat dengan saya kita saling berbagi cerita,bercanda,tertawa tapi saya tidak bisa merasakannya. Justru selama ini orang yang saya anggap spesial dalam hidup saya dia malah membohongi saya. Saya tidak mengerti apa maksud nya mereka melakukan hal ini kepada saya, salah saya apaa radhika sampai sampai orangtua saya sendiri pun tega membohongi saya" ucap shakti dengan sedikit terisak. Radhika menarik shakti dan mendekapnya dalam pelukannya. Ia mengelus punggung dan rambut shakti.
"Shakti dengerin aku ya orangtua kamu pasti punya alasan kenapa mereka gakasih tahu kamu. Kamu gaboleh berfikiran macem macem sama mereka. Mereka ngelakuin itu semua karena mereka takut kehilangan kamu shakti, mereka takut kamu pergi menjauh dan meninggalkan mereka. Mereka terlalu sayang sama kamu. Kamu bukannya tidak merasakan hal itu shakti, setiap kali kamu berada didekat ibu kandung kamu bahkan sangat dekat kamu merasakannya tapi kamu berusaha untuk tidak tahu kamu belum berani merasakannya. Pasti berada didekat ibu kandung sendiri rasanya nyaman dan merasa semua beban hilang namun kamu tidak berani untuk mulai merasakannya. Kamu mengabaikannya shakti" ucap radhika sambil melepaskan pelukannya.
"Menangis saja tidak apa apa aku mengerti" "Radhika maaf saya ga sengaja" ucap shakti sambil menyentuh pergelangan tangan radhika
"Aw" ucap radhika meringis
"Masih sakit ya? Maaf ya saya kasar sama kamu"
"It's okay i'm understand"
"Tidak radhika kamu terluka dan itu gara gara saya"
"Hei ini cuma luka kecil nanti juga sembuh"
"Maafkan saya"
"Tidak masalah"
"Radhika kamu ko bisa dirumah saya? "
"Tadinya aku mau balikin jaket sekalian nyari bukti" ucap radhika keceplosan
"Hah? Bukti apaan?"
"duh bego bego kenapa bisa sampe keceplosan sih"batin radhika
"Bukti itu hmm"
"Apa? Apa jangan jangan kamu sudah tahu kalau saya bukan anak kandung mereka? Iya? " shakti curiga. Ia menuduh radhika lagi dan secara tidak langsung menyakiti hati radhika ia sudah dua kali menyakiti radhika walaupun dugaanya benar.
"Ngg.. a gitu shakti aku bisa jelasin"
"Oh jadi ga cuma orangtua saya aja ya yang bohongin saya tapi orang bener bener saya percaya sekalipun bohongin saya juga. Ga nyangka ya saya. Kamu itu orang yang terakhir aku percaya radhika,aku percaya banget sama kamu tapi? Kamu bohongin aku juga? Apa bedanya kamu sama mereka hah?! Dulu saya pernah bilang 'saya butuh kamu' dan sekarang saya tegasin 'Jauhin saya dan saya sudah tidak membutuhkan mu'" ucap shakti sambil melangkah pergi meninggalkan radhika sendiri.
Ia menyakiti radhika lagi, sudah tiga kali. Ia membentak radhika dan radhika tidak suka dibentak. Air mata radhika lolos membasahi pipi mulusnya. Ia ingin menjerit. Ia ingin hujan dan petir yang tak kunjung henti ia ingin berteriak agar tak ada satupun orang yang dapat mendengar jeritannya.
"Mengapa semua jadi begini shakti? Kamu udah gapercaya lagi sama aku? Kamu udah gabutuh pundak aku lagi? Padahal aku belum jelasin apa apa ke kamu. Kamu udah langsung ambil kesimpulan dan memilih pergi meninggalkan aku. Aku mengerti saatnya aku mundur" ucap radhika terisak.
-----------------------------------------------------------
"Kebiasaan gua ditinggal mulu" ucap ritika kesal dia berbicara sendiri. Lucu memang kalau diperhatikan wajah ritika yang sedang marah. Ia berjalan seorang diri sambil mendumel tidak jelas. Tiba tiba dari arah belakang muncul sosok laki laki dengan mengenakan motor besarnya.
"Heii bareng gua aja" kata lelaki itu sambil membuka kaca helmnya
"arya" batin ritika.

Hayo loh shakti ngambek tuh salah paham mulu duh belum aja denger penjelasan radhika shakti shakti😂
Jangan lupa vote sama komentar nya yaa kalau sepi mulu author ga semangat tau:(

My life starts from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang