-Kamu, selalu datang disaat air mata ini meluncur. Kamu orang kiriman Tuhan 'kah?-
---
SEDARI tadi Raja yang sibuk memutari jalanan, lantaran bingung akan tujuannya yang entah kemana mendadak mengerem motornya. Ia benar-benar terkejut akan apa yang tangkap oleh manik hazelnya. Sesorang yang sedari tadi melekat, tak mau lepas dari otaknya kini terlihat berdiri di sebuah club. Astaga, demi apa? Club?
Raja mengulum senyuman kecutnya. Ia benar-benar tak menyangka akan apa yang dilihatnya ini. Ia tak habis pikir mau apa Dara di tempat dunia malam seperti ini. Dengan segera ia menepikan motornya. Dikeluarkannya ponselnya dari dalam jaket hoodie-nya.
Ckriiik...
Gambar pun terabadikan, ia tak akan melewatkan moment ini.
Langkah Dara yang hendak berlalu menuju halte terhenti saat seseorang dengan kuat mencengkram pergelangan tangannya. "Raja?" Tentu, ekspresi apalagi yang harus Dara tunjukkan selain terkejut. Ya, Dara benar-benar terkejut akan kehadiran Raja yang tiba-tiba itu.
"Kenapa? Kaget?" Raja menatap Dara dengan tatapan mencemooh.
"L-lo ngapain disini?"
"Harusnya gue yang tanya, lo ngapain disini?!" Ketus Raja membuat Dara gelagapan. Tak mungkin baginya untuk menjawab pertanyaan Raja yang satu ini.
"G-gue g-gue...em gue...b-bukan urusan lo!"
"Laku berapa lo?!" Ketus Raja membuat Dara mendongakkan kepalanya. Speechless, ia tak faham kiranya apa maksud dari ucapan Raja itu.
"Maksud lo apa?" Tanya Dara dengan kening menyerngit dalam.
"Gue bukan bocah. Gue tahu tempat apa ini, tempat orang-orang bebas. Gue tanya sekali lagi, lo laku berapa?"
"Gue gak ngerti!"
"Belaga bego, jangan sok polos deh lo. Kedok asli lo udah terbongkar"
"Gue gak ngerti!" Dara menggeleng "Sok polos, sok polos apa maksud lo?"
"Ck. Gue tanya sekali lagi, laku berapa lo?"
"LAKU APA MAKSUD LO RAJA? GUE GAK NGERTI" Teriak Dara dengan frustasi.
"Ternyata penampilan sama sekali gak menjamin pribadi sesorang ya, lo ternyata sama aja kaya cewek-cewek lain. Murahan!"
"CUKUP!!!"
Raja tertawa hambar "Lo jual diri di sini 'kan?" Sejurus kemudian sesuatu terasa mengenai pipinya dengan keras.
Plakkk...!
Dara melayangkan tangannya, menampar Raja. Ditatapnya Raja dengan kilatan amarah hingga napasnya tersenggal-senggal. Sungguh ia benar-benar tak menyangka jika Raja akan berkata seperti itu.
Ditunjuknya Raja dengan geram "JAGA MULUT LO RAJA"
Raja mengusap pipinya, bekas tamparan Dara dengan santai saraya tersenyum mengejek "Emang bener 'kan?"
Jangan meyalahkan air mata Dara yang keluar dengan sendirinya, lantaran hatinya benar-benar terasa sakit saat ini. "GUE GAK JUAL DIRI DAN GUE BUKAN CEWEK MURAHAN!" Ujarnya dengan pipi yang sudah basah.
"Halah, udah deh. Lo gak bisa ngelak lagi. Kalo lo gak jual diri dan lo bukan cewek murahan, terus apa? Bitch!"
Plakkk...!
Lagi-lagi Dara mendaratkan tamparannya "GUE GAK SEPERTI ITU RAJA!"
Raja geram, diambilnya dompet dari saku celananya. "Berhenti jadi pelacur, ambil semua uang gue. Uang 'kan yang lo cari 'hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NADARAJA
Teen Fiction[ T e e n F i c t i o n ] High Rank# 9 in Raja Cinta itu hati yang merasa, bukan raga. -RAJA- Kamu bisa cintai orang lain, jangan saya. -DARA- Seputar kisah cinta yang mana dihadapkan dengan sepasang hati yang saling bertolak belakang. Satu memili...