NADARAJA-43

2.5K 145 8
                                    

Rasa possessive ini muncul dari sang hati,
Yang dengan begitu ingin menjaga hati lain selaku pasangannya.

---

DISIBUKKAN dengan kegiatan mengamati seksama hewan berbulu halus yang menjelajah kesana kemari, memuat Dara tidak sadar... jika Raja sedari tadi pun juga sibuk menangkap gambar dirinya secara candid dengan sang ponsel pintar.

"Dara..."

Ckreek--

Senyum menawan terlukis di rupa memakau Raja, menatap potret kekasihnya yang sungguh terlihat cantik.

"Raja!" Kesal Dara dengan bibir mengerucut lucu. "Hapus, saya gak pernah suka difoto."

"Kalo cium, suka?" Goda Raja yang sungguh menyeleweng jauh.

"Raja!"

"Gak. Saya gak mau hapus. Kamu tau, foto ini bisa menjadi kenangan kelak ke anak-anak kita. Biar mereka tau betapa sempurnanya sosok ibu mereka ketika remaja."

Dara yang ingin mencari aman itu segera saja memalingkan pandangannya ke arah lain, keburu rona merah dikedua pipinya terlihat.

Tak berlangsung lama, Raja pun bergerak cepat dengan menangkup wajah kecil sang pujaan yang blushing penuh. "Bukankah warna menggemaskan ini, muncul karena sang hati yang tengah menghangat?" Tanyanya menggoda dengan alis yang naik-turun.

"A-apaan sih Ja?!"

Tersenyum lebar, "kemarilah." Jemari Raja bergerak menuntun perlahan raga Dara hingga kepala mungilnya mendarat di atas paha.

Dari posisi ini, Dara dapat melihat wajah sempurna Raja lebih dekat dan jelas. Tampan--

"Melihat kelinci, saya selalu ingin bisa sepertinya Dar..."

"Mengapa?"

"Karena mereka memiliki rasa kepekaan tinggi, dan pendengaran yang tajam terhadap sekitar setiap saatnya-- seperti itupula, yang selalu ingin bisa saya lakukan terlebih pada kamu."

Menarik napas sejenak. "Setiap saat, saya ingin hati ini bisa lebih, lebih, dan lebih peka terhadap hati yang menjadi pasangannya... yang tak lain adalah hati kamu."

"Pendengaran kelinci yang tajam, tentu dapat menghadirkan pemahaman yang baik bukan? Saya pun juga ingin memilikinya-- bisa mendengar kamu dengan lebih, lebih, dan lebih lagi bahkan sampai suara hati yang terdalam jika perlu... agar pemahaman tentang kamu bisa saya dapatkan dalam artian luas."

"Berbicara soal kelinci, ada satu perlajaran berharga yang bisa dipetik dari hewan kecil itu-- kamu tau apa?" Tanya Raja yang dijawab Dara gelenggan. "Sebuah ajaran hidup penuh kesederhanaan... yang mencerminkan sikap apa adanya."

Jeda sejenak. "Sederhana dan apa adanya, adalah sesuatu yang indah bila itu ada dalam kehidupan... bukankah begitu? Dari yang saya lihat-- saling memahami, menjaga, mengasihi, dan melindungi satu sama lain merupakan suatu konsep terciptanya kehidupan sederhana nan apa adanya ala kelinci--"

"--Dan 'Cinta'... jangan melupakan sepatah kata itu yang juga ikut andil Dar-- rasa cinta yang terjalin antar kawanan-lah yang sesungguhnya point utama dalam kehidupan sempurna kelinci itu." Lanjut Raja.

Memejamkan sekilas kelopak mata. "Bisa terbayang, tidaklah sulit mewujudkan suatu kehidupan seperti kelinci 'kan?"

Kini pemuda itu menatap lekat gadis di bawahnya. "Selama ini saya hanya hidup dalam kesuraman dan kegelapan semata... kehidupan seperti kelinci hanya bagaikan alur dongeng belaka, yang tak kan bisa menjadi kenyataan dalam alaur kehidupan saya yang sudah hancur ini Dar--"

NADARAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang