-Kamu tidak menganggap saya ada, apa sebenci itu?-
---
USAI dari UKS disinilah Raja berada, di rooftop. Tempat tertunda yang semula ingin di datanginya. Sebenarnya Raja sangat ingin menemani Dara, tapi bagaimana lagi jika yang ditemani tak ingin ia temani? Mengingat sikap dingin Dara padanya yang tak kunjung juga turun barang sederajat saja.
Diambilnya sebatang rokok yang selalu di selipkannya di saku celana. Menyalakan alat pematik, hingga rokok itu hidup mengeluarkan asap.
Bel istirahat yang berbunyi membuat Dara memutuskan untuk kembali ke kelas, keadaannya sudah lebih baik rasanya.
"Dara, lo dari mana? Kenapa baru masuk?" Dara tersenyum tipis menatap raut kekhawatiran di wajah Arum.
"Em...gue dari UKS"
Arum menyerngit "U-UKS?"
Mengangguk pelan "Gue tadi telat, terus dihukum yang berakhir gue pingsan dan--" Suara Dara tiba-tiba tercekat, dengan sendirinya. Tunggu, tunggu... Jika ia pingsan siapa yang membawanya ke UKS? Mengingat saat dilapangan hanya ada dia dan-- Raja.
Astaga Raja?
Tidak salah lagi, Raja-lah yang membawanya ke UKS.
"Dan...?" Ulang Arum membuat Dara kembali dari lamunannya. "--dan em...dan gue sekarang udah sehat. Iya" Lanjutnya
"Tapi lo gak papa 'kan?"
Dara menggeleng "Gak, gue udah baikan kok" Jawabnya membuat Arum merasa lega.
"Mau ke kantin gak?" Tawar Arum membuat Dara mengangguk antusias "Boleh"
Kumpulan manusia lapar kini terlihat berjajar rapi di kantin, berlomba-lomba ria mengisi perut keroncongan mereka lantaran populasi cacing didalam tengah meronta-ronta meminta asupan. Tak heran jika Dara kesulitan mencari tempat duduk, sedari tadi ia terus mengedarkan pandangannya tapi tak kunjung juga menemukan tempat kosong.
"Dara, duduk sini aja bareng kita" Suara berat seseorang membuat Dara menoleh. Dilihatnya Radga tengah melambaikan tangannya saraya tersenyum lebar."Em, gue--"
"Udah, gak usah sungkan Dar" Sahut Joan
Dara akhirnya mengangguk pelan. Mendaratkan tubuhnya di kursi, menunggu kedatangan Arum yang tengah memesan makanan.
"Dar" Arum yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang bersama nampan yang berisikan makanan pesanan mereka.
"Hai Manis" Pekik Eidan saat melihat kehadiran Arum. Membuat Arum memutar bola mata "Nama gue Arum, bukan manis" Jelasnya.
"Nama Arum sama Manis tuh gak bisa dipisahin sayang. Harus selalu bersatu menjadi Arum manis. Karena Arum itu akan selalu berasa manis dan manis itu cuma milik Arum seorang"
"Iyain aja deh Rum, biar cepet. Muak gue lihat muka menjijikan si Edan kaya gini" Sahut Joan
"Oi semut sebatangkara. Sembarangan lo kalo ngomong, ngatain muka tampan gue menjijikkan. Ini namanya ekspersi orang lagi fall in love tau gak lo, norak dasar!"
"Ngatain gue norak lo?"
"Ck, lo berdua bisa diem gak sih? Rame banget" Sungut Radga.
"Hey, lo disini?" Raja yang baru datang tak bisa untuk tak mengulum senyum menatap Dara dihadapannya ini.
"Rum, gue duluan ya" Bakso yang masih banyak serta es jeruk yang belum tersentuh pun Dara tinggalkan. Sayang, langkahnya terhenti saat tangan kekar Raja menahan pergelangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADARAJA
Teen Fiction[ T e e n F i c t i o n ] High Rank# 9 in Raja Cinta itu hati yang merasa, bukan raga. -RAJA- Kamu bisa cintai orang lain, jangan saya. -DARA- Seputar kisah cinta yang mana dihadapkan dengan sepasang hati yang saling bertolak belakang. Satu memili...