-Melihat wajah cantik kamu yang mendatangkan sebuah tamparan keras dipipi, saya rela-
---
KILAUAN matahari mengintip dari balik tirai jendela membuat Dara menggeliat dari tidurnya.
Langkahnya yang hendak menuju kamar mandi terhenti saat matanya menemukan secarik kertas yang terletak di atas nakas.
"Lo terlihat begitu cantik Dar, sangat cantik"
-Raja-
Bola mata Dara sontak membulat penuh.
Tunggu, tunggu. Gue kemarin tidur di sofa 'kan? Apa jangan-jangan...Raja--
"GALAAAN" Teriak Dara dengan histeris membuat mahluk kecil yang dipanggil namanya itu muncul dari balik pintu.
"Ada apa sih kak, kenapa teliak?" Gerutunya dengan bibir mengerucut kesal.
"Siapa yang bawa kakak ke kamar?"
"Oh...pacalnya kakak. Kak Laja" Sahutnya dengan polos membuat Dara siap meledak saat ini juga.
"Kenapa kamu biarin?" Sungut Dara, Galan hanya mengendikkan bahunya acuh.
"Ish, kamu itu ya...nyeselin. Argh...rese" Dengan kesal Dara berlalu menuju kamar mandi. Membuat Galan menggeleng heran. Kakak kenapa? Pikirnya.
Bus yang ditunggu Dara tak terlalu lama datangnya dan cukup longgar penumpang, tidak seperti biasanya. Hingga harinya tidak terlalu buruk. Dengan cepat ia berjalan melewati koridor, menuju kelasnya.
Gak ada...
Beruntunglah sosok Raja tak di temuinya didalam kelas. Jika tidak, tamparan maut yang sedari tadi ingin melayang ini pasti disarangkan di pipi mulus Raja saat ini juga.
Awas ntar kalo dateng!
Batinnya saraya melenggang menuju bangku duduknya.
Disisi lain, Raja masih meringkuk di balik selimut hangatnya seakan enggan untuk bangkit dan menyapa sang mentari yang tengah bersinar terang menunjukkan silauan hangatnya.
"Den bangun... Den Raja gak sekolah?" Bi Pimi yang datang dari balik pintu mencoba menggoyahkan tubuh tegap itu.
"Saya bolos aja Bi, males" Ucapnya tanpa semangat
"Tapi den--"
"Saya bener-bener lagi males Bi" Potong Raja membuat bi Pimi mengangguk patuh.
"Bibi permisi dulu Den"
Usai kepergian bi Pimi Raja menyingkap selimut, merenggangkan otot-otot tubuhnya. Entah mengapa rasa malas mendadak menggelayuti dirinya hingga enggan untuk membuatnya tergerak, berangkat ke sekolah.
Ponselnya berbunyi, sebuah WA grup. TEMEN SEHIDUP SEMATI.
Raja menghela napas. Mengapa Eidan selalu saja melakukan hal-hal konyol yang sangat tak penting seperti ini?
Eidan Lakmano "Ja ada dimana lo?"
Joantara Bagra "Gak sekolah apa?"
Raja Enzajendra "Males"
Radga Alzan 'Temen tersantai gue emang lo Ja"
Eidan Lakmano "Woi males-males. Males udel lo. Enak banget lo kalo ngomong Ja?"
Joantara Bagra "Terserah Raja napa mau males apa kaga, rese lo"
Radga Alzan "Tau nih. Pake acara bawa-bawa udel lagi. Udel lo tuh 'bau"
KAMU SEDANG MEMBACA
NADARAJA
Teen Fiction[ T e e n F i c t i o n ] High Rank# 9 in Raja Cinta itu hati yang merasa, bukan raga. -RAJA- Kamu bisa cintai orang lain, jangan saya. -DARA- Seputar kisah cinta yang mana dihadapkan dengan sepasang hati yang saling bertolak belakang. Satu memili...