Kita sekarang pacaran ya?
Harus!---
DEGUP jantung Raja seketika berdentum tak teratur, desiran darahnya terasa mengalir deras. Siap atau tidak, ia harus benar-benar menyiapkan diri terlebih pada lontaran kata yang sebentar lagi akan terucap dari bibir gadis yang dicintainya.
"Saya--"
Entah mengapa waktu seakan terasa melambat begitu saja, sungguh... kalimat Dara bagaikan penantian panjang untuk sosok jangkung itu.
"Saya, tidak..."
"T-t-tidak?"
Bangkit segera dari bangku cantiknya, lalu berlutut di hadapan Dara tak lupa semakin mempererat kadar genggaman yang tengah diciptakan. "Ka-kamu--"
Menggeleng lirih, "saya tidak mencintainya. Saya tidak cinta Andra. Tidak ada nama Andra yang terukir di hati saya..."
Menarik turunan hawa yang sudah membuat kelegaan hadir di raga-- sekali sentak, hingga bertubrukan dengan dadanya yang bidang. Merengkuh hangat tubuh kecil yang mana sang penghuni hatinya dengan rasa bahagia membuncah, yang seketika menyerbu raga. Bilang pada Raja ini bukanlah mimpi belaka. Kupingnya tidak mungkin salah dengar 'kan?
"Ra-Raja..."
"Sebentar saja," sahut cepat lawan bicaranya.
"Terimakasih, terimakasih Dar-- Terimakasih karena kamu sudah membuat sebuah hati yang juga mempunyai ukiran indah nama kamu, tergores sempurna disana... terbebas dari kata kehancuran." Melepaskan pelukan yang terjalin, lalu memegang cepat kedua sisi wajah Dara hingga menatap lurus hanya padanya. "Terimakasih..."
"A-ada satu hati lagi?" Menatap Raja tak percaya, bercampur mimik tak terbaca.
"Yah satu hati lagi, dan kamu tau? Hingar kebahagiaan, kini tengah menyeruak di relungnya. Rasa senang yang tak terdefinisi, kian membelenggu hebat pada sang raga--"
"Siapa pemilik hati itu, kamu mengenalnya? Kamu tau?"
Mengangguk pasti, "tentu." Sahut mantap turunan adam itu.
Kini, giliran Dara yang mengulurkan tangannya menuju tangan besar Raja. Menggenggamnya cukup erat. "Jujur saya tidak pernah merasa terbebani dengan percikan cinta yang dirasa seseorang pada saya, seperti yang Andra rasa... maupun sang empunya hati yang mengukirkan nama saya di hatinya-- yang baru saja kamu bilang itu,"
Jeda sejenak, "kamu tau kenapa? Karena hati saya sudah terpatri oleh nama seseorang-- s-s-saya me-mencintai orang lain."
Menelan saliva dengan susah payah lantaran rasa mencengkam tanpa permisi menghampiri kerongkongan. "Siapa..." getar Raja.
"Apa orang lain yang Andra maksud itu kamu?"
Anggukan kecil pun Raja hadirkan sebagai jawaban. "Ya,"
"Jadi?"
Menyerngit bingung, "Jadi?"
Memutar bola matanya, "dasar bodoh!" Kesal Dara. Astaga, apa harus diperjelas? Batinnya menjerit.
"Tunggu, tunggu. Ka-kamu--" Kalimat Raja terhenti, mendadak bibirnya terkatup rapat karena lidahnya yang kelu. Ditatapnya sang pujaan itu lekat dengan manik yang berbinar cerah.
Bangkit dari posisi, lalu menarik Dara untuk ikut berdiri bersamanya. Dengan segera Raja memasukkan Dara kedalam rengkuhan kekarnya, memeluknya erat dan hangat. "Kita pacaran, mulai sekarang!"
Pernyataan yang terdengar seperti perintah terdengar.
"Lepas!" Dara memberontak.
"Dara... a-ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NADARAJA
Teen Fiction[ T e e n F i c t i o n ] High Rank# 9 in Raja Cinta itu hati yang merasa, bukan raga. -RAJA- Kamu bisa cintai orang lain, jangan saya. -DARA- Seputar kisah cinta yang mana dihadapkan dengan sepasang hati yang saling bertolak belakang. Satu memili...