NADARAJA-37

2.6K 192 9
                                    

Kamu cemburu, dan saya senang karena itu.

---

MENJINGKAT kaget, Dara hampir saja terjungkal ke belakang saat Raja tiba-tiba bersuara meski dengan mata yang masih terpejam.

"Lo?! Astaga ternyata lo gak tidur?" Kesal Dara.

"Tidur. Tapi udah bangun beberapa menit lalu," menyahut datar. Melihat jaket besar yang Dara kenakan, yang mana ia sudah tau pasti siapa pemiliknya, membuat rahang tegas Raja sedikit mengeras.

"Abis dari mana aja? Kenapa harus sampai selarut ini?" Melihat Dara yang hanya diam, Raja kembali bersuara. "Lo lupain waktu pembelajaran kita Dar."

"Semua udah usai. Tugas gue buat bimbing lo belajar udah berakhir Ja."

"Berakhir?" Raja bangkit segera dari baringnya. "Apa maksud lo? Ke-kenapa?"

"Karena lo udah bohong, pada banyak orang termasuk diri lo sendiri! Dan-- berhasil buat gue kecewa," Dara mengalihkan pandangan, enggan menatap Raja.

"Bohong?"

"Gue tau, nilai ulangan fisika yang lo dapetin tadi bukan hasil dari jerih pemikiran lo sendiri. Tapi orang lain..." Raja mendadak bereaksi menegang.

"...Retha." Lanjut Dara dengan pelan.

"Dara--"

"Gue udah tawarin lo bantuan Ja, tapi lo menolak dan ternyata lo lebih memilih Retha." Dara tersenyum masam. Mengingat kembali ini semua membuat rasa kecewa yang sudah terpendam, muncul kembali begitu saja ke permukaan.

"Untuk itu, gue beranggapan kalo lo udah salah pilih orang. Gak seharusnya lo pilih gue, mungkin Retha lebih baik."

"Jadi ini alasan lo menghindar dari gue, lo cemburu?"

Membulat sempurna, itulah kondisi manik Dara saat ini. "Ce-cemburu? Mana ada!" Tolaknya mantap.

"Mungkin lo gak sadar Dar," Raja mengulum senyum.

"Kalo gak salah, gue sempet denger sepatah kata 'kecewa' yang lolos dari bibir lo. Dan asal lo tau, kekecewaan lo itu sebenernya bermuasal dari hati... ada sebuah rasa yang sulit untuk gue deskripsiin, yang gue yakini tengah menyelimut di hati lo. Bener kan?"

"Ngomong lo ngelantur. Udah ah, gue ngantuk mau tidur. Lo pulang gih,"

Raja tak bergeming, membuat Dara terpaksa bertindak menarik tangan kekar pemuda menjulang itu. "Dar, gue masih mau di sini. Dar, Dara."

Menghela napas panjang, ternyata cukup memakan banyak tenaga juga. Tubuh Raja sungguh terasa berat bagi Dara, membuat ia kekurangan napas.

"Cukup. Sekarang lo pulang."

Tanpa kata, Raja menarik tangan mungil gadis di hadapannya ini-- menggenggamnya erat. "Gue minta maaf kalo gue udah buat lo kecewa. Perlu lo tau, kalo gue tadinya bener-bener gak ada niat minta bantuan ke Retha. Tapi ke Amel..."

"Siapa lagi tuh?" Potong Dara cepat. Membuat Raja mati-matian menahan senyum, Dara-nya cemburu.

"...dia siswi yang biasanya sering gue mintain tolong ngerjain ulangan maupun tugas sekolah-- temen gue dari kecil, sama kaya Arum. Tapi sialnya dia gak masuk, dan karenanya cuma ada Retha satu-satunya bisa bantu gue."

"Satu-satunya? Raja, gue sempat tawarin lo bantuan ya kalo lo lupa!" Ingat Dara.

"Dara... Bisa gak lo bayangin, apa yang bakal terjadi kalo seandainya gue terima bantuan dari lo? Waktu lo pasti jadi tersita, dan fokus lo akan terbagi. Gue pasti ngerepotin lo, dan gue gak mau itu."

NADARAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang