-Saya termotivasi oleh ilalang, untuk selalu bangkit, bangkit dan bangkit meskipun badai tengah menerpa-
---
RAJA berjalan beriringan dengan Eidan melintas di sepanjang lobby, kebetulan pagi ini mereka bertemu di parkiran. "Ja, Joan sama Radga kok balik lagi ke grup sih?"
"Mereka yang minta ke gue. Lagian lo kebangetan sih, main keluarin anak orang aja"
"Biarin. Kekeselan gue kemarin udah sampai ubun-ubun tau gak lo?"
Tanpa diduga, Joan dan Radga tiba-tiba datang dari belakang. Menyerang Eidan...
"Eh, ada apaan nih?" Eidan memasang wajah anak TK, polos tak berdosa.
"Ada apa, ada apa! Kenapa lo keluarin kita dari grup?" Sungut Radga yang kini main mencengkram erat kerah seragam Eidan.
"Terutama gue! Teganya lo keluarin gue?" Joan menyaut, memberikan tatapan sengitnya.
"Oh, itu"
Radga dan Joan sontak melotot tak percaya dengan jawaban Eidan yang super enteng itu. "Sini, ikut kita lo" Radga yang kekar itu tanpa belas kasihan menggiring Eidan menuju ke toilet, dibantu Joan tentunya.
Raja yang tadinya mengekor itu, hanya mampu menunggu di luar toilet. Ia cukup tak tega, entah penderitaan jenis apa yang akan menimpa Eidan didalam nantinya?
Mata hazelnya sontak membelak lebar saat melihat Eidan yang baru keluar dengan wajah ngap-ngapan, kehabisan napas. Terlebih pada rambut dan wajahnya yang basah kuyup.
"TEMEN TERSIALAN YANG TERTAMPAN LO BERDUA!" Toa Eidan membuat Joan dan Radga yang baru keluar sontak tertawa lepas. Eidan yang bego, pikirnya.
"Lo berdua" Raja melirik Joan dan Radga di sampingnya "Kalian apain Eidan?" Ditatapnya Eidan yang sudah berlalu, di ujung itu dengan prihatin.
"Kita siram pake gayung" Sahut Joan dengan nada tak merasa bersalahnya.
"Masih mending itu Ja, daripada kita celupin tuh anak di dalem closet" Celetuk Radga membuat Raja menggeleng kepala pasrah.
Ekor mata Raja menangkap sosok Dara yang baru masuk toilet khusus cewek. Membuat langkahnya yang hendak menuju kelas, terhenti "Kalian duluan aja, gue nanti nyusul"
Raja menyembunyikan cepat tubuh menjulangnya di balik tembok. "Hai..." Secepat mungkin, Dara yang baru keluar itu sontak menoleh ke sumber suara. Diputarnya bola matanya dengan malas saraya membuang napas panjang. Dia ini lagi, pikirnya.
"Eh, tunggu Dar. Dara, tunggu dong" Raja mengejar Dara yang terlihat mempercepat langkah kakinya. Melihat rambut Dara yang diikat kuda bergerak kesana kemari dari belakang, membuat Raja menarik sebelah sudut bibirnya.
Dengan langkah lebarnya Raja menyusul Dara, sejurus kemudian di tariknya ikat rambut yang bertengger itu hingga terlepas...berpindah di genggaman tangannya. Dara sontak berbalik dengan rambut lurusnya yang sudah tergerai indah, membuat Raja terdiam. Dara benar-benar cantik, hanya saja ia lebih memilih untuk menyembunyikannya, pikirnya.
"Apa yang lo lakuin?" Ketusnya disertai tatapan tajam "Sini, balikin!" Dara menjatuhkan rahangnya saat melihat Raja yang dengan santai memasukkan ikat rambutnya ke dalam saku.
"Bentar lagi bel masuk, ayo" Raja melongos pergi, Dara yang kesal bukan main hanya bisa merutukinya.
***
Raja tak memalingkan wajahnya sedikitpun dari paras ayu di sampingnya ini. Berkali-kali Dara dibuat gagal fokus pada materi pelajaran yang tengah di terangkan sang guru didepan karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADARAJA
Teen Fiction[ T e e n F i c t i o n ] High Rank# 9 in Raja Cinta itu hati yang merasa, bukan raga. -RAJA- Kamu bisa cintai orang lain, jangan saya. -DARA- Seputar kisah cinta yang mana dihadapkan dengan sepasang hati yang saling bertolak belakang. Satu memili...