"Kamu sangat menyedihkan", Wonwoo menoleh ke laki-laki di sebelahnya, yang kebetulan kakaknya."Bukan urusanmu."
Wonwoo mendengus lalu menyesap minuman kalengnya dan meletakkannya di dasbor mobil.
"Sampai kapan kamu mau begini terus? sampai dia menjadi nenek-nenek dan tetap tidak menyadari keberadaanmu?"
"Sttt." Soonyoung bahkan tidak menoleh ke wajah adiknya yang duduk di sebelahnya, tatapannya lurus ke depan, ke pintu keluar sebuah gerbang kampus.
Tak lama sosok yang dicarinya itu keluar, dengan senyum manis yang sudah di hapalnya, sedang bercanda bersama teman-temannya.
"Dia tersenyum." gumam Soonyoung lega.
"Tentu saja dia tersenyum, dia berhasil lulus dengan predikat cum laude", tukas Wonwoo dengan gusar, "Dan itu karena siapa coba?"
"Aku tidak mau membahasnya...."
"Karena kamu! Semua karena perjuanganmu." Wonwoo tidak mempedulikan peringatan kakaknya dan terus melanjutkan.
"Dan sekarang kamu bahkan tidak bisa memberi selamat kepadanya, malah mengintip dari jauh seperti ini. Benar-benar menyedihkan!"
Soonyoung terus menatap sosok itu sampai menjauh, menghilang di dalam angkutan umum yang dikendarainya.
"Dia bahkan masih naik angkutan umum, Aku harus mengusahakan kendaraan untuknya. Supaya dia tidak perlu capek berpanas-panasan naik angkutan umum lagi."
Perkataan itu semakin membuat Wonwoo gusar karena kakaknya itu tidak memperhatikan kata-katanya.
"Kamu menyedihkan, sampai kapan kamu menghukum diri sendiri seperti ini?"
Sepi. Tampaknya Soonyoung mengganggap pertanyaan Wonwoo itu tidak perlu dijawab. Dua kakak beradik itu terdiam di dalam mobil mewah yang sengaja di parkir agak jauh dari kampus, agar tidak mencolok. Soonyoung sibuk dengan pikirannya sendiri, pikirannya melayang ke masa sepuluh tahun lalu, saat usianya masih tahun. Kaya, tampan, punya kuasa, dan tidak tahu tentang rasa tanggung jawab........
***
10 tahun yang lalu,,,,,,,,
"Ini mobil hadiah ulang tahunku, baru ada dua di negara ini." gumam Soonyoung bangga pada teman-temannya waktu itu.
Semua temannya mengagumi mobil sport warna merah yang diparkir Soonyoung di lapangan itu.
"Gila Soon, mobil ini enak sekali dibawa ngebut!", seru salah satu temannya.
"Tentu saja, namanya juga mobil sport."
"C'mon Let's try." seru salah seorang temannya yang lain.
Soonyoung tertawa bangga dengan kesombongan masa mudanya waktu itu. Malam itu mereka mabuk-mabukkan dan berpesta pora.
Dan malam itu pula Soonyoung belajar bahwa kesenangan sesaat kadangkala bisa merenggut nyawa orang yang tidak bersalah. Mobil yang dia kendarai dalam keadaan mabuk, menabrak sebuah taksi yang berjalan pelan di jalur berlawanan.
Pengemudi taksi itu, lelaki tua yang tidak tahu apa-apa, tewas seketika.
Tentu saja semua permasalahan dapat dibereskan dengan cepat. Ayah Soonyoung adalah pengusaha yang sangat berpengaruh karena harta dan kekuasaannya yang melimpah.
Tidak ada yang mempermasalahkan kenapa Soonyoung mengendarai kendaraannya dalam kondisi mabuk berat, uang jaminan sudah disiapkan. Soonyoung sendiri waktu itu lebih mencemaskan keadaannya daripada memikirkan supir taksi tua yang tewas itu. Toh supir taksi itu lebih beruntung langsung tewas, tidak merasakan sakit seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
【√】HEROES ↪soonhoon
Fanfiction⛔[Warn!GS/GenderSwitch] 🔞 PRIVATE! Hari itu, Soonyoung menyadari, bahwa perbuatannya telah menghancurkan hidup sebuah keluarga. ---- "Aku yang merenggut semua kebahagiaannya. Sebelum semua bisa aku kembalikan kepadanya dalam kondisi utuh, aku tidak...