🌌23

2.4K 275 10
                                    

Mereka mendarat di bandara dan langsung dijemput oleh supir pribadi Soonyoung. Tengah malam mereka baru tiba di rumah Soonyoung. Rumah itu masih sama, seindah ingatan Jihoon dulu ketika pertama kemari di pesta itu. Pesta yang menghasilkan sebuah insiden yang mendorong Jihoon dan Soonyoung akhirnya bersatu ke dalam pernikahan.

Mungkin sekarang Jihoon akan mensyukuri insiden itu. Karena sekarang dia menemukan kebahagiaan bersama suaminya. Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan menatap Soonyoung dengan serius.

"Malam itu malam setelah pernikahan kita adalah malam pertama kita. Aku tahu karena rasanya sakit."

Soonyoung tersenyum lembut, "Aku juga tahu karena aku harus menembus penghalang yang kuat, sebelum bisa memasukimu."

Pipi Jihoon memerah mendengar kata-kata vulgar Soonyoung yang diucapkan dengan santai,

"Kalau malam itu adalah malam pertama kita, berarti waktu itu kita tidak berbuat apa-apa di sini."

Soonyoung mengangkat bahu, "Aku memang tidak ingat. Tetapi mungkin kita hanya mabuk dan tertidur di ranjangku."

"Tetapi waktu itu kita telanjang bulat." Jihoon mengerutkan dahinya.

Soonyoung tertawa, "Mungkin kita bercumbu sedikit lalu tertidur." Ingatannya melayang kepada Jihoon yang meninggalkannya tidur ketika dia mencumbunya waktu itu. Yah setidaknya Soonyoung tidak sepenuhnya berbohong.

"Padahal kejadian itu adalah alasan kita menikah." Jihoon menghela napas, "Kalau kau tahu kita tidak berbuat apa-apa, kau bisa tidak menikahiku."

"Hei aku tidak peduli apa alasan yang mendorongku menikahimu. Kalau bukan karena isiden di malam itu, kurasa aku akan menemui cara untuk menikahimu pada akhirnya." Soonyoung mendekap Jihoon ke dalam pelukannya, "Dan aku selalu mensyukuri karena aku menikahimu. Kau adalah sumber kebahagiaanku Jihoon."

Jihoon membalas pelukan Soonyoung sambil tertawa,

"Kau juga Soonyoung, Aku mencintaimu dan aku mempercayaimu sepenuh hati."

***

Bagaimana kalau kepercayaan Jihoon tiba-tiba dihancurkan olehnya?

Soonyoung terbangun di tengah malam. Karena mimpi buruk yang menghantuinya. Mimpi itu datang lagi. Kecelakaan itu. Lalu anak perempuan yang mengusirnya dari rumahnya dengan tatapan mata penuh kebencian. Kebencian yang menghujam dan masih tetap membuat jantung Soonyoung berdenyut perih sampai sekarang. Dan kemudian mimpi itu berlanjut dengan dia kehilangan Jihoon. Jihoon hilang begitu saja dan dia tidak dapat menemukannya di mana-mana. Membuatnya menggila, membuatnya seperti ingin mati saja.

Napasnya sedikit terengah dan dadanya terasa sesak oleh mimpi yang menakutkan itu. Dengan lembut diliriknya perempuan yang terbaring manis di sebelahnya. Jihoonnya. Istrinya. Yang mencintainya dan mempercayainya...

Mempercayainya.. Jihoon sangat mempercayainya, dengan tanpa prasangka, perempuan itu meletakkan hatinya di tangan Soonyoung, pasrah dan percaya kepadanya.

Sementara Soonyoung membangun sebuah pernikahan yang didasarkan pada kebohongan. Cintanya kepada Jihoon bukanlah suatu kebohongan, dia sungguh-sungguh mencintai Jihoon, dari lubuk hatinya yang paling dalam. Jihoon adalah sumber kebahagiaannya yang paling dalam, begitupun dia ingin menjadi sesuatu yang sama bagi Jihoon. Tetapi semua selain cinta itu adalah sebuah kebohongan. Sebuah kebohongan yang terjalin dan membentuk dinding rapat yang menutup rahasia masa lalu mereka.

Rahasia itu, rahasia tentang kematian ayah Jihoon. Soonyoung tidak pernah bisa lari dari masa lalunya, dia adalah pembunuh ayah Jihoon. Bagaimana dia menjelaskannya kepada isterinya itu, kalau suatu saat Jihoon mengetahui kebenarannya? Akankah cinta yang mereka bangun saat ini hancur begitu saja?

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang