🌌29

2.2K 273 15
                                    

Berita itu membuat jantung Soonyoung berdenyut kencang. Jihoon hamil, Jihoon mengandung anaknya. Mereka akan punya bayi bersama. Tadi Soonyoung langsung menyetir mobilnya setengah mengebut ke arah asrama Jihoon. Dia tidak sabar bertemu Jihoon, memastikan istrinya baik-baik saja, dan calon anaknya juga sehat di kandungan istrinya.

Apapun yang akan terjadi, dia akan mempertahankan pernikahan ini. Bayi itu semakin memperkuat alasannya untuk berjuang mendapatkan Jihoon kembali. Semoga Jihoon setidaknya mau memberinya kesempatan.

Hati-hati dia memarkir mobilnya di depan asrama. Beberapa mahasiswa yang lalu lalang di jalan menoleh ke arahnya, beberapa yang lain bahkan sampai tidak mampu mengalihkan pandangannya. Asrama itu memang dekat dengan kampus ternama di kota ini, sehingga banyak mahasiswa yang lewat dengan berbagai urusannya. Soonyoung memang layak untuk dilihat dua kali. Ketampanannya sangat eksotis dan menyolok, sehingga menarik perhatian orang. Hari ini dia mengenakan celana jeans santai dan kemeja senada dan memakai rompi rajutan yang membungkus dengan indah badannya. Dadanya yang bidang tercetak dengan jantan di sana, rambutnya yang agak basah karena buru-buru sehabis mandi, disisir begitu saja ke belakang dengan jemarinya, membuatnya tampak semakin eksotis. Lelaki itu benar-benar tampan.

Tetapi dia adalah lelaki tampan yang gugup. Langkahnya ragu sekaligus bersemangat. Seluruh kata-kata terjalin campur aduk di benaknya. Dia harus bisa meyakinkan Jihoon supaya kembali kepadanya. Ketika Soonyoung sampai ke depan pintu asrama, dia hendak mengetuk. Tetapi pintu langsung terbuka dari dalam, menampakkan wajah Ibu Yoongi yang pucat pasi.

"Jihoon pegi. Dia tidak ada di mana-mana, aku tidak tahu kapan dia pergi. Dia meninggalkan surat ini..." Mata Ibu Yoongi membelalak panik, "Ya Tuhan, Soonyoung, sepertinya dia mendengar percakapan kita tadi pagi dan marah karena menemukan satu kebohongan lagi."

Kepala Soonyoung seperti dihantam dengan keras menerima kabar itu, dia menerima surat itu dari Ibu Yoongi dan membacanya. Wajahnya memucat membaca pesan singkat yang ditulis di atas kertas sederhana tersebut.

Kau tidak akan bisa mengatur-atur kehidupanku lagi Soonyoung. Aku akan pergi jauh, dan kau tak akan bisa menemukanku lagi

***

Jihoon mengetuk pintu rumah Seungkwan, dan menunggu dengan cemas. Beberapa menit kemudian, terdengar suara langkah kaki dari dalam dan pintu dibuka.

"Jihoon?" Seungkwan menatap Jihoon dan tersenyum lebar, "Kenapa kau tidak mengabari kalau kau mau datang? Aku bisa memasakkan makanan istimewa untukmu..."

"Seungkwan." Ekspresi wajah Jihoon yang begitu serius membuat senyum Seungkwan memudar dan menatap Jihoon dengan bingung. "Berjanjilah kepadaku kau tidak akan mengatakan kepada Soonyoung kalau aku ada di sini."

"Ada apa Jihoon?" Seungkwan melihat kepada Jihoon, "Apa yang terjadi kepadamu?"

"Berjanjilah dulu Seungkwan."

Seungkwan melihat betapa seriusnya Jihoon. Dia menganggukkan kepalanya dengan cepat, "Baiklah, aku berjanji. Ayo masuklah dulu, aku akan membuatkan minuman untukmu."

Jihoon mengikuti Seungkwan masuk ke dalam rumah. Seungkwan membuatkan teh untuknya dan mengajaknya duduk di ruang keluarga. Sepertinya bayinya sedang tidur karena suasana rumah sangat sepi.

"Suamiku sedang keluar kota. Tugas kantor, dia baru pulang seminggu lagi. Jadi aku hanya berdua di sini dengan si kecil." Seungkwan menuangkan teh ke cangkir Jihoon, "Ini minumlah dulu."

Jihoon menerima cangkir itu dan menyesapnya, merasakan keharuman mint dan melati yang menyegarkan. Seungkwan menatapnya dengan cemas,

"Apakah kau sedang bertengkar dengan Soonyoung?"

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang