🌌27

2.3K 292 20
                                    

Jihoon duduk di dalam kamarnya dan menghitung-hitung. Tabungannya lebih daripada cukup untuk memulai hidup baru. Selama ini dia selalu menabung, sejak mahasiswa dan bekerja sambilan dia selalu menyimpan uangnya dengan hati-hati sedikit demi sedikit. Beruntung dia bisa mendapatkan beasiswa untuk sekolahnya, dan beberapa keberuntungan lainnya, sehingga pada akhirnya Jihoon bisa menabung sampai mencapai jumlah uang yang cukup.

Sudah mantapkah dia? Jihoon membatin dalam hatinya, menanyakan pertanyaan itu kepada dirinya sendiri. Sudah mantapkah dia melangkah menjauh dan tidak menoleh lagi? Meninggalkan semuanya?

Kenangan itu masih terpatri jelas di benaknya, silih berganti muncul meskipun Jihoon berusaha mengusirnya. Kenangan tentang Soonyoung. Senyumannya, kata-kata menggodanya, bisikan penuh gairahnya...semua tentang Kwon Soonyoung yang dicintainya. Bisakah dia hidup dengan pengetahuan bahwa dia telah membuang semua itu? Mampukah dia?

Tetapi Kwon Soonyoung bagaimanapun juga, adalah pembunuh ayahnya. Lelaki itu adalah lelaki yang pernah membuat Jihoon berjanji tidak akan pernah memaafkannya...

Kepalanya terasa pening dan dia memijat pelipisnya kebingungan. Ah. Ya Tuhan, kenapa cinta bisa menjadi begini rumit? Kenapa dia tidak bisa seperti orang-orang biasa, yang berpacaran, menikah lalu hidup bahagia?

Pintu kamarnya tiba-tiba diketuk pelan, suara Ibu Yoongi memanggil di sana,

"Jihoon, kau sudah bangun?"

Jihoon sudah bangun sejak lama karena tidurnya dipenuhi mimpi buruk, dan dia sudah mandi.

"Sudah ibu." Jihoon membuka pintunya untuk Ibu Yoongi dan tersenyum, "Maafkan kelakuan saya tadi ibu."

Ibu Yoongi tersenyum pengertian, "Tidak apa-apa nak. Ibu mengerti perasaanmu. Mungkin nanti setelah kau lebih tenang, kita bisa berbicara...tapi sekarang ada tamu untukmu."

Jihoon langsung menegang. Soonyoung? Bodohnya dia. Soonyoung pasti tahu kalau dia kabur ke asrama ini, memangnya Jihoon mau kemana lagi? Tetapi Jihoon tidak siap bertemu Soonyoung. Dia masih marah, dia benci. Lagipula Jihoon sudah menyiapkan hati untuk meninggalkan Soonyoung dan tidak akan bertemu dengannya lagi.

"Kalau tamunya Soonyoung, aku tidak mau menemuinya." Jihoon berbisik lirik, panik. "Tolong ibu, aku tidak mau..."

Ibu Yoongi menggeleng, tersenyum lembut kepada Jihoon, "Bukan Jihoon, tamunya perempuan."

***

Begitu melihatnya Jihoon langsung tahu siapa perempuan itu. Perempuan Jepang dengan tubuh yang indah dan kecantikan eksotis yang luar biasa, tetap cantik meskipun usianya sudah separuh baya. Bentuk bibirnya yang seksi berpadu dengan hidung mancung khasnya, dan mata lebar seperti kijang yang luar biasa cantik.

Perempuan ini adalah mamanya Soonyoung.

"Kita belum berkenalan." Nyonya Kwon Sophia berdiri dari kursi ruang tamu asrama, "Aku mama Soonyoung, kau bisa memanggilku mama, atau Sophia, apapun yang membuatmu nyaman." Dia menatap wajah Jihoon dengan lembut, "Sangat disayangkan kita tidak bisa bertemu sebelum pernikahan kalian. Tetapi aku memberikan restu untuk kalian berdua."

Apa yang dilakukan mama Soonyoung di sini? Apakah Soonyoung mengirimkan mamanya untuk membujuknya?

Jihoon masih terpaku di ambang pintu ruang tamu sehingga, Nyonya Sophia mempersilahkannya duduk, "Maukah engkau duduk, Jihoon? Aku harap kita bisa sedikit bercakap-cakap."

Bagai terhipnotis, Jihoon melangkah duduk di depan mama Soonyoung.

"Kalau kau bertanya-tanya, Soonyoung tidak tahu kalau aku datang kemari, dia bahkan mungkin tidak tahu kalau aku sudah pulang dari Jepang. Wonwoo meneleponku dan aku langsung mengambil penerbangan pertama untuk menemuimu."

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang