🌌20

2.7K 232 28
                                    

"Dia bilang dia mencintaiku." Soonyoung menelepon Wonwoo dengan frustasi sesudahnya.

Wonwoo mendesah di seberang sana. "Pantas dia berani mengejarmu sampai ke sana." suaranya lalu berubah serius, "Kau tidak bisa membiarkannya tetap di sana Soonyoung, kau harus menyuruhnya pergi dari pulau itu."

"Bagaimana caranya? Aku tidak mungkin menyuruh orang menyeretnya dan melemparkannya ke perahu boat."

Wonwoo tercenung. Lama. "Aku juga bingung bagaimana caranya. Mungkin kau harus memintanya baik-baik untuk pergi."

"Dia baru saja menangis dan berlari meninggalkanku karena patah hati, lalu keesokan harinya aku mengatakan padanya bahwa dia harus pergi? Aku akan jadi lelaki tak berperasaan kalau melakukannya."

"Pikirkan Jihoon kak, kau akan menjadi lelaki tak berperasaan kalau kau membiarkan Yuju tetap di sana."

Soonyoung tercenung. Jihoon. Dia tahu persis kehadiran Yuju di sana amat sangat menyakitkan hati Jihoon. Wonwoo benar, kalau Yuju terus ada di rumah ini. Apa yang sudah dibangunnya bersama Jihoon bisa hancur pelan-pelan.

Dia harus menyuruh Yuju pergi dari rumah ini. Besok.

***

"Apakah kau baik-baik saja?" Soonyoung menemui Yuju yang sedang sarapan sendirian di ruang makan keesokan paginya. Jihoon masih tidur, dan Soonyoung tidak mau membangunkannya karena istrinya itu tampak sangat lelap.

"Aku baik-baik saja." Yuju tampak lebih memilih buah-buahan untuk sarapannya, dia sedang menyuapkan sebutir cherry berwarna merah pekat ke dalam mulutnya.

"Mengenai kemarin, aku ingin meminta maaf. Aku tidak pernah tahu kalau kau mencintaiku. Kalau saja aku tahu, aku tidak akan melakukan apa yang kulakukan dulu kepadamu. "

"Sekarang kau tahu dan itu tidak mengubah apapun bukan?" Yuju tersenyum sedih, "Aku memang bodoh, berpikir bahwa aku masih mempunyai harapan."

Soonyoung menghela napas, "Aku sungguh minta maaf kepadamu. Mungkin kau harus meninggalkan rumah ini segera."

Yuju menatap Soonyoung tajam, "Kau mengusirku Soonyoung?"

"Aku harus melakukannya, Maaf. Tetapi kau tidak bisa tinggal di sini lebih lama. Aku sedang berbulan madu, dan kehadiran seorang mantan kekasih sungguh tidak bisa diterima. Aku harap kau mengerti."

Yuju menatap Soonyoung dengan pahit, "Dia, Jihoon, istrimu itu, sudah kau cintai sejak lama bukan?"

Soonyoung menganggukkan kepalanya. "Ya,"

"Apakah dia tahu betapa beruntungnya dia? Dicintai olehmu sejak lama?"

Soonyoung menggelengkan kepala, "Tidak dia tidak tahu, tetapi itu tidak masalah. Aku sudah memilikinya sekarang."

Yuju menatap Soonyoung dalam-dalam, lalu tersenyum sedih dan mengangkat bahunya, "Kurasa memang sudah tidak ada gunanya aku ada di sini. Aku akan mengemasi barang-barangku dan pergi siang nanti." Dengan cepat dia beranjak meninggalkan Soonyoung dan suara langkahnya terdengar menaiki tangga, menuju kamar tamu.

Beberapa detik kemudian, Soonyoung yang masih ada di ruang makan, dikejutkan oleh suara pekikan diikuti suara jatuh berdebam. Dengan segera dia melangkah ke arah tangga,

Di sana Yuju duduk dengan wajah meringis kesakitan. Para pelayan mengerubunginya, Yuju mendongakkan wajahnya dan menatap Soonyoung kesakitan,

"Tolong Soonyoung... sepertinya kakiku terkilir,"

***

Suara ribut-ribut di luar membuat Jihoon terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih pening, tetapi dia ingin tahu. Dengan pelan dia melangkah terhuyung-huyung ke pintu, ingin mencari tahu apa yang terjadi.

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang