🌌 Tiga

2.7K 374 7
                                    

"Ini ruanganmu", Seorang perempuan yang lebih tua darinya menunjukkan sebuah ruangan kecil di sudut yang terletak di lantai paling atas gedung megah itu,

"Seluruh staff direksi berjumlah delapan orang -- termasuk dirimu, kami bertugas untuk memfasilitasi kegiatan owner perusahaan ini, yaitu Tuan Hoshi. Tugasmu adalah membantu Seungkwan, sekretaris direksi terutama karena dia akan cuti hamil beberapa bulan lagi. Kamu harus bisa memback up semua pekerjaannya selama dia cuti nanti. Jadi sekarang dia yang akan menjadi mentormu", kata perempuan itu, yang ternyata bernama Jisoo. Ia mengedikkan bahu ke arah seorang perempuan muda yang tadi tidak sempat dilihatnya,

Seungkwan, perempuan muda cantik yang kelihatan montok karena sedang hamil besar itu tersenyum padanya, dan Jihoon merasa lega karena mentornya itu kelihatannya sangat baik.

"Jisoo memang kelihatan ketus, tapi dia sangat baik, dia bisa dibilang wakil direktur utama disini. Dia yang menghandle semuanya kalau Tuan Hoshi sedang tidak ada di tempat", Seungkwan menjelaskan sambil tersenyum ketika mereka duduk bersama dan Seungkwan menerangkan tugas-tugasnya,

"Pemilik perusahaan ini namanya Tuan Hoshi?" Jihoon sudah tahu sebenarnya, karena penasaran kemarin dia membeli dan membaca berbagai majalah bisnis yang menyangkut perusahaan ini. Dan sesuai dengan keterangan dosennya sewaktu mencontohkan perusahaan ini sebagai materi kuliahnya, pemilik perusahaan ini masih muda. Muda dan cemerlang karena bisa membangun bisnis sesukses ini dalam waktu yang begitu singkat.

"Ya, kau akan sering bertemu dengannya nanti, apalagi saat aku cuti melahirkan. Bisa dibilang pekerjaanmu adalah mengatur seluruh jadwal dan keperluannya,"

Seungkwan tersenyum dan matanya menerawang, "Jangan kuatir, Tuan Hoshi tidak seketus Jisoo, dia sangat baik dan tenang, tidak pernah meledak marahnya..... dan sangat tampan karena ibunya berdarah Jepang, bayangkan pria-pria Jepang yang sexy itu." Seungkwan mengedip nakal, "Biarpun beliau sedikit murung, seperti ada sesuatu yang selalu tersimpan di benaknya, membuatnya susah tersenyum, tapi walaupun begitu...",

Seungkwan mengedipkan matanya lagi, "Dia adalah bujangan paling diincar disini, kesan misteriusnya malah membuatnya semakin memiliki banyak penggemar. Sayang dia begitu penuh rahasia, tidak pernah terlihat dia dekat dengan siapapun."

Jihoon mengernyit, muda, kaya, sukses, dan cemerlang, tetapi tidak pernah dekat dengan satu perempuanpun?

Seungkwan tertawa, bisa membaca apa yang ada di pikiran Jihoon,

"Dia bukan gay," bisiknya pelan,
"Sebenarnya ini rahasia, tapi aku pernah mengatur beberapa pertemuan beliau dengan perempuan-perempuan cantik dari kalangan atas. Tapi hubungan mereka sambil lalu saja, Tuan Hoshi tidak pernah menjalin hubungan lama dengan satu wanita,"

Seungkwan menghela nafas dengan dramatis, "Lelaki setampan itu.... dan kau tidak boleh jatuh cinta kepadanya Jihoon, daripada kau nanti patah hati seperti yang dialami beberapa karyawan di sini yang berani memendam perasaan kepada Tuan Hoshi. Mereka semua berujung patah hati, karena Tuan Hoshi sedikitpun tidak akan melirik mereka."

Aku tidak akan jatuh cinta kepada 'Tuan Hoshi' itu. Jihoon tersenyum dikulum, berpikir dalam hati, dari ceritanya, lelaki itu terdengar terlalu sempurna. Sempurna dan pemurung, ralatnya, sama sekali bukan tipe lelaki idaman Jihoon, karena kekasih yang diimpikannya adalah lelaki biasa, yang ceria dan bisa membuatnya tertawa setiap saat.

Dan lelaki itu bukan Tuan Hoshi, aku tidak akan pernah jatuh cinta kepadanya. Jihoon merasa yakin.

Meskipun keyakinan manusia kadangkala bisa bertentangan dengan kehendak Tuhan....

***

Dia ada disini.

Soonyoung menelan ludahnya, merasa konyol karena kegugupannya. Astaga! dia yang selama ini menghadapi begitu banyak orang dengan percaya diri sekarang merasa gugup hanya karena seorang perempuan biasa yang bahkan tidak akan mengenalinya.

Soonyoung berdehem menenangkan diri.

Tetapi perempuan ini bukan perempuan biasa, perempuan inilah yang entah sadar atau tidak, telah mengubah seluruh kehidupannya, telah mengubah seluruh cara pandangnya terhadap kehidupan. Perempuan inilah yang sekarang telah menjadi tujuan hidup Soonyoung. Kebahagiaannya adalah tujuan hidup Soonyoung.

Setelah menarik napas panjang, Soonyoung melangkah masuk ke ruangan kantor staff direksi. Jisoo sedang berdiri di dekat pintu dan langsung mengangguk kepadanya.

"Selamat pagi, Tuan Hoshi." sapanya hormat.

Soonyoung mengangguk tak kentara, matanya berputar ke sekeliling ruangan, dimana Jihoon? Seharusnya dia mulai bekerja hari ini, kan?

Jisoo sepertinya menyadari apa yang dicari oleh Soonyoung, dia termasuk orang kepercayaan Soonyoung yang tahu rencana bosnya itu ketika memasukkan Jihoon keperusahaan ini.

"Dia sedang dikamar mandi, Tuan Hoshi"

Soonyoung mengangguk, merasa sedikit malu karena wakil direksinya ini menyadari apa yang dicarinya.

"Suruh dia menghadap ke ruanganku nanti", gumamnya setelah berdehem dan melangkah masuk ke dalam ruangannya.

Di dalam ruangannya, Soonyoung merasa begitu susah berkonsentrasi, berkali-kali dia melemparkan pandangan ke pintu dengan gelisah. Kenapa Jihoon lama sekali?

Soonyoung merasa bahwa detik pertemuan inilah nanti yang akan menentukan langkah ke depannya. Dia harus memastikan bahwa Jihoon tidak akan mengenalinya. Tentu saja dia tetap harus menghadapi resiko bahwa Jihoon tetap akan mengenalinya. Siapa yang bisa mengukur kekuatan ingatan seseorang? Apalagi ingatan tentang kejadian buruk biasanya akan lebih kuat melekat. Dan jika Jihoon mengenalinya, maka selesailah sudah semuanya.

Soonyoung merasakan jantungnya berdenyut, dia tidak akan siap. Dia tidak akan siap jika Jihoon mengenalinya dan kemudian membencinya dengan kebencian yang sama seperti yang ditunjukkan di pertemuan pertama mereka di masa lalu.

Semoga Jihoon tidak mengenalinya. Soonyoung masih merapalkan doa singkat itu berulang-ulang bagai mantra, ketika sebuah ketukan pelan di pintu mengalihkan perhatiannya.

"Masuk." gumamnya penuh antisipasi

Tbc
.
.

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang