15

4.5K 291 22
                                    

"Selamat pagi." Soonyoung menyapa lembut ketika Jihoon membuka matanya, sudah hampir setengah jam yang lalu Soonyoung bangun, tetapi tidak bergerak dari ranjang. Dia berbaring miring di sana, bertumpu pada sikunya dan memandang isterinya yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Soonyoung suka memandangi Jihoon, dia bisa melakukannya berjam-jam tanpa bosan. Dan kesadaran bahwa sekarang dia bisa melakukan itu sebagai suami Jihoon, membuatnya bahagia.

Jihoon mengerjapkan matanya. Butuh beberapa lama sampai dia menyadari berada di mana dan apa yang terjadi. Ingatan tentang malam pertama kemarin membanjirinya, dan membuatnya merona malu. Soonyoung sendiri tampak tidak peduli, lelaki itu menelusurkan jemarinya ke sepanjang pinggul Jihoon dengan menggoda.

"Apakah tidurmu nyenyak?" Soonyoung menatap Jihoon dengan mesra, membuat Jihoon kehabisan kata dan hanya bisa menganggukkan kepalanya. Jemari Soonyoung menelusuri makin berani, dan menyentuh kewanitaan Jihoon. "Di sini masih sakit?"

Soonyoung mengusapnya lembut.

"Ah, Jihoonku yang lugu... maafkan aku karena harus menyakitimu."

Napas Soonyoung agak terengah dan karena mereka berdua telanjang bulat, Jihoon bisa melihat betapa kejantanan Soonyoung telah menegang keras lagi. Tetapi lelaki itu tampak menahan diri, dia mengikuti arah pandangan Jihoon dan tersenyum.

"Seperti yang selalu kubilang, aku selalu mengeras kalau bersamamu, karena kau membuatku begitu bergairah..." Soonyoung mengelus pipi Jihoon dengan lembut, "Tapi hari ini kita akan menghormati hilangnya keperawananmu dengan tidak menyentuhmu dulu."

Jihoon tersenyum, hatinya terasa hangat menerima kelembutan Soonyoung ini. Lelaki ini tampak bersungguh-sungguh dengan perkataannya, dan sejak pernikahan mereka, dia selalu diperlakukan dengan hormat dan penuh kasih.

"Terima kasih, Soonyoung."

"Sama-sama isteriku." Soonyoung mengecup ujung hidung Jihoon dengan lembut, "Oh ya... mengenai pulau yang diceritakan Wonwoo pada saat acara makan setelah pernikahan kemarin....

Maafkan aku tidak membicarakan sebelumnya denganmu, sebenarnya itu akan menjadi kejutan bulan madu kita."

"Kejutan lagi." Jihoon menggumam tanpa sadar menatap Soonyoung dengan pandangan menuduh.

Soonyoung terkekeh, menarik Jihoon ke dalam pelukannya. Tubuh mereka telanjang, hangat, bahagia dan terpuaskan karena percintaan mereka semalam. Soonyoung memang ereksi tetapi dia tidak peduli. Yang utama bukanlah memuaskan hasratnya kepada Jihoon, yang utama adalah berada di dekat Jihoon, berdua dan bahagia.

"Pulau itu sangat indah, aku mewarisinya dari ayahku, penduduknya sebagian besar nelayan dan beberapa bekerja kepadaku... kita bisa menikmati waktu berdua di sana, saling mengenal lebih dalam." Tatapan Soonyoung menjadi intens, "Aku yakin, kalau kita saling mengenal lebih dalam, kita akan menyadari bahwa kita adalah pasangan yang cocok."

Pasangan yang cocok. Mungkinkah? Dia perempuan biasa yang hidupnya serba biasa-biasa saja, dengan Soonyoung yang semua ada pada dirinya begitu luar biasa. Jihoon melirik ke arah kejantanan Soonyoung, bahkan itunya pun luar biasa. Pipi Jihoon menjadi memerah karena pemikiran spontannya itu.

***

Perahu boat membawa mereka mendarat ke anjungan pulau itu. Beberapa orang tampak sudah menunggu di sana. Soonyoung membantu Jihoon turun dari kapal dan menggendongnya ketika mereka harus melalui bagian laut yang dangkal sebelum melangkah ke arah pantai berpasir yang luar biasa indahnya.

Ini benar-benar surga pantai tropis yang luar biasa. Warna pasirnya sedikit gelap, tetapi lembut, membuat Jihoon tanpa pikir panjang melepas sepatunya dan memilih bertelanjang kaki. Udara pantai yang sejuk meniup rambutnya hingga melambai-lambai di pipinya. Beberapa orang yang sudah menunggu langsung membantu meminggirkan boat dan mengangkat koper-koper mereka.

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang