Gaun pengantin itu tiba-tiba saja sudah ada di sana, bersama Wonwoo yang menunggunya. Dan kemudian dia sudah didandani dengan begitu cantiknya, sehingga hampir tidak mengenali dirinya sendiri di depan cermin.
"Aku senang kita bertemu lagi akhirnya." Wonwoo tersenyum ramah kepada Jihoon, tetapi sekarang keadaannya berbeda, kau akan menjadi kakakku."
Jihoon tersenyum dan menelan ludahnya dengan gugup,
"Kau tahu ini mungkin terlalu cepat untukku.. aku.. aku merasa mual"Jihoon benar-benar merasa gugup. Pernikahannya akan berlangsung sebentar lagi, dan perasaannya kacau balau, campur aduk.
Ini pernikahan? Ya ampun. Dan dia akan melangsungkannya dengan orang yang bahkan tidak dia kenal dekat. Apakah dia sudah gila?
Tetapi harus bagaimana lagi? Insiden di malam pesta itu membuat segalanya berbeda, dan seperti kata Soonyoung, Jihoon sudah tidak bisa mundur lagi.
"Kau tidak apa-apa Jihoon?"
Wonwoo menyentuh pundak Jihoon lembut, menyadarkan Jihoon dari lamunannya. Jihoon tampak begitu pucat sehingga membuat Wonwoo cemas.
"Aku tidak apa-apa... mungkin pernikahan ini membuatku sedikit gugup..." jawab Jihoon pelan.
Wonwoo tersenyum memaklumi, siapa yang tidak gugup kalau baru tahu bahwa akan menikah sehari sebelumnya? Kakaknya memang keterlaluan, Wonwoo tidak bisa menyalahkan Jihoon, kalau dia jadi Jihoon mungkin dia sudah pingsan di tempat.
"Soonyoung orang yang baik. Percayalah, ketika dia memutuskan akan menikahimu, maka dia akan menjagamu."
Wonwoo tersenyum menenangkan dan menggandeng tangan Jihoon.
"Ayo aku akan mengantarmu kepadanya."
***
Mereka sudah menikah.
Jihoon termenung, tiba-tiba saja mereka sudah sah sebagai suami istri.
Seperti mimpi rasanya.
Terjadi begitu saja. Lalu sekarang apa?Jihoon melirik ke arah Soonyoung yang sedang duduk di sebelahnya, mereka sedang makan malam sederhana bersama saksi pernikahan dan beberapa teman. Lelaki yang duduk di sebelahnya ini, Kwon Soonyoung
Sekarang adalah suaminya.
Suaminya, Jihoon melafalkan kata-kata itu berulang-ulang dalam hati. Mencoba membuat hatinya terbiasa. Tetapi rasanya terlalu cepat untuk membuat sesuatu yang berlangsung begitu tiba-tiba menjadi terbiasa untuk hatinya.
"Kau akan senang berada di sana Jihoon."
Suara Wonwoo mengagetkan Jihoon dari pengamatan tersembunyinya kepada Soonyoung. Dia sedikit terbatuk dan berusaha kembali ke dalam percakapan.
Mereka sedang membicarakan apa?
"Pulau itu, pulau pribadi milik Soonyoung tempat kalian akan berbulan madu nanti, adalah pulau kecil yang sangat indah, dengan fasilitas yang lengkap tentunya. Soonyoung punya rumah yang indah di sana lengkap dengan para pelayannya, ada desa kecil di bawah bukit yang hanya berisi 20 kepala keluarga, kebanyakan bekerja untuk Soonyoung. Pulau itu surga kecil yang indah, aku yakin kau akan senang di sana."
Wonwoo menyambung perkataannya dan tersenyum kepada Jihoon, membuat Jihoon bingung harus menanggapi apa.
Mereka akan pergi ke pulau? Jadi mereka tidak akan pulang ke kota mereka? Jihoon harus menanyakan rencana Soonyoung, kalau tidak dia akan disibukkan dengan kejutan-kejutan yang tidak akan disangkanya.
"Kami akan berangkat nanti, setelah menghabiskan beberapa hari di sini. Aku ingin membuat Jihoon terbiasa denganku dulu."
Soonyoung setengah bergumam kepada Wonwoo, lalu dia menyentuh lembut jemari Jihoon, yang kali ini sudah mengenakan cincin pernikahan darinya, dengan berlian yang lebih besar dan lebih indah dari cincin pertunangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
【√】HEROES ↪soonhoon
Fanfic⛔[Warn!GS/GenderSwitch] 🔞 PRIVATE! Hari itu, Soonyoung menyadari, bahwa perbuatannya telah menghancurkan hidup sebuah keluarga. ---- "Aku yang merenggut semua kebahagiaannya. Sebelum semua bisa aku kembalikan kepadanya dalam kondisi utuh, aku tidak...