💎Enam

2.7K 331 13
                                    

Seperti seorang pengintai yang mengawasi dari jauh..

Soonyoung membatin, setengah benci kepada dirinya sendiri yang berlaku seperti pengintai, mengawasi Jihoon dan Seungcheol. Mereka berdua sedang berkencan, tentu saja. Dan Soonyoung di sini, mengawasi mereka.

Jalanan ini memang dikondisikan bagi pejalan kaki yang ingin menikmati berjalan-jalan sambil berbelanja. Caf-caf yang cozy bertebaran dengan nuansa ala barat, berpayung eksotis di pinggir-pinggir jalan, menawarkan suasana makan yang berbeda. Ada juga penjual bunga di sana, dan beberapa penjual cenderamata lainnya. Soonyoung terus mengawasi ketika Seungcheol mengajak Jihoon berhenti di depan penjual bunga. Lalu memberikannya setangkai mawar putih. Perbuatan sederhana yang membuat pipi gadis itu merona merah.

Dada Soonyoung terasa panas. Kurang ajar Seungcheol. Lelaki itu merusak semua rencananya dengan mendekati Jihoon. Soonyoung semakin mantap untuk menyingkirkan lelaki itu, dengan langkah yang cukup elegan tentu saja.

Suara tawa pelan membuat Soonyoung mengalihkan perhatian dari pesangan yang berbahagia itu. Soonyoung menoleh ke arah Jeonghan yang duduk di dalam mobil disebelahnya,

"Kenapa kau tertawa?"

Bibir Jeonghan yang berwarna merah mencebik, "Karena tatapanmu itu, kau seolah-olah ingin membunuh laki-laki itu."

"Memang."

Jeonghan mengerutkan alisnya, "Jadi dia yang harus kuincar? Dia tampak jatuh cinta kepada gadismu itu, kau yakin dia bisa tergoda olehku?"

"Semua laki-laki normal akan tergoda olehmu kalau kau memutuskan merayu mereka, Jeonghan. Karena itu aku meminta tolong kepadamu." Gumam Soonyoung tenang.

Jeonghan tertawa lagi, "Kau tidak tergoda olehku, apakah ada sebab khusus atau memang kau bukan lelaki normal?"

"Ada sebab khusus." Soonyoung langsung menutup diri, "Kau sudah setuju untuk membantuku dan tidak bertanya-tanya."

"Oke, aku tidak akan mengganggumu dengan pertanyaan-pertanyaanku." Jeonghan tersenyum menggoda, "Apakah sebab khususmu adalah gadis itu?"

"Jeonghan." Nada suara Soonyoung penuh peringatan. Membuat Jeonghan mengangkat bahunya dan menyerah, tidak bertanya lagi. Lelaki ini memang tidak bisa diajak bercanda, batinnya dalam hati.

"Jadi kapan aku harus melaksanakan rencanamu itu?"

"Akhir pekan ini, aku akan mengadakan pesta akhir tahun, mengundang beberapa kenalan dan karyawanku di rumahku. Kau dekati Seungcheol saat itu."

"Oke, Soonyoung. As You Wish."

***

"Pesta tahunan yang diadakan oleh Tuan Hoshi selalu meriah."

Seungkwan tersenyum sambil duduk di depan meja Jihoon. Dia sudah tampak kepayahan membawa perutnya yang semakin membesar, cuti hamilnya tinggal beberapa hari lagi, tetapi dia tampak bersemangat.

"Makanannya benar-benar kelas tinggi, Tuan Hoshi benar-benar tidak pelit kepada kita, para karyawannya. Kau tidak boleh melewatkannya."

Jihoon tertawa dan memainkan pena di tangannya, "Apakah semua karyawan diundang?"

"Tentu saja. Dan sebagian besar tidak akan melewatkannya. Pesta akhir tahun di rumah Tuan Hoshi merupakan salah satu hal yang ditunggu-tunggu. Kau akan datang kan Jihoon?"

Seungcheol sudah mengajakku untuk datang bersama. Jihoon membatin dalam hati, tiba-tiba merasa hatinya hangat. Dia belum lama kenal dengan Seungcheol, tetapi entah kenapa semua terasa pas. Mereka bisa mengobrol berjam-jam tanpa merasa bosan. Bahkan Jihoon sadar bahwa hubungan mereka bisa berjalan lebih jauh.

"Pipimu memerah." Seungkwan tertawa, "Kau akan datang dengan Seungcheol ya."

Pipi Jihoon makin memerah, dia menatap Jihoon hati-hati, "Apakah sejelas itu?", tanyanya berbisik.

"Apanya?"

"Tentang hubungan kami." Jihoon mendekatkan bibirnya ke telinga Seungkwan dan berbisik pelan.

"Bahkan Tuan Hoshi sempat menanyakannya kepadaku."

Seungkwan mengernyitkan keningnya, "Tuan Hoshi menanyakan kepadamu? Wah itu tidak pernah terjadi sebelumnya, setahuku beliau tidak pernah mempedulikan gosip percintaan karyawannya. Kalau sampai Tuan Hoshi bertanya, mungkin gosipnya sudah meledak sedemikian rupa." Seungkwan terkekeh, "Tapi tidak ada ruginya, kalian pasangan yang cocok, dan Seungcheol akhirnya berlabuh juga."

Jihoon gantian mengernyitkan keningnya, "Akhirnya berlabuh juga? Apa maksudmu."

"Ups." Seungkwan seolah merasa bersalah telah kelepasan bicara.

"Aku tidak bermaksud membuka keburukan Seungcheol. Tetapi sepertinya sejak bertemu denganmu beliau sudah berubah. Dulu Seungcheol terkenal playboy, suka gonta ganti pacar dengan status yang tidak jelas. Tapi manusia kan bisa berubah dan kuharap kehadiranmu bisa mengubah Seungcheol menjadi lebih baik."

Jihoon merenung. Benarkah Seungcheol dulunya playboy? Tetapi lelaki itu sangat sopan, sangat menghormatinya, sangat baik. Mungkin benar kata Seungkwan, Seungcheol sudah berubah lebih baik. Jihoon sangat berharap begitu.

***

Pada malam pesta itu, Seungcheol menjemputnya meskipun agak terlambat. Lelaki itu tampak rapi dan elegan dengan kemeja dan jas santai warna biru tuanya.

"Maafkan aku terlambat." Seungcheol menatap Jihoon menyesal setelah dia menjalankan mobilnya, "Tadi ban mobilku kempes di jalan."

Jihoon menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "Tidak apa-apa, Seungcheol."

Seungcheol menatap Jihoon lama dengan pandangan penuh arti, membuat Jihoon bingung,

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Tidak apa-apa." Lelaki itu mengalihkan pandangannya dengan senyum dikulum, "Hanya saja kau sangat berbeda dengan perempuan-perempuan lain yang pernah dekat denganku. Mereka pasti akan merajuk dan marah-marah jika aku telat menjemput, meski dengan alasan apapun. Tetapi kau berbeda, kau menerima alasanku dengan penuh pengertian."

Jihoon hanya tersenyum menanggapi pernyataan Seungcheol, tetapi kemudian Seungcheol menggenggam sebelah tangannya dengan lembut.

"Perasaanku kepadamu juga berbeda Jihoon. Kuharap kau merasakan hal yang sama."

Apakah itu pernyataan cinta? Jihoon bertanya-tanya dalam hati, menatap Seungcheol, mencari jawaban.

"Maukah kau menjadi kekasihku Jihoon? Aku mencintaimu, dan aku berjanji akan menjadi kekasih yang baik."

Jihoon menatap Seungcheol dalam senyum, lalu terkekeh, "Jawabannya nanti saja yah setelah pesta."

Seungcheol membalas senyum Jihoon, lalu terkekeh geli, "Dasar, kau sengaja ya, mau menyiksaku sepanjang pesta, harap-harap cemas akan jawabanmu?"

Mereka lalu tertawa bersama

Tbc
.
.
.

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang