? Tujuh

2.6K 327 9
                                    

Benar kata Seungkwan kemarin, Tuan Hoshi benar-benar tidak pelit kepada para karyawannya. Pesta yang diadakan di rumahnya sangat elegan dengan menu makanan yang mewah dan luar biasa. Para pelayan berdiri hilir mudik menawarkan makanan kecil dan minuman di nampan. Sementara di meja prasmanan, makanan tampak tidak ada habis-habisnya.

"Ramai sekali di sini." Seungcheol menggenggam lengan Jihoon dengan lembut, "Mungkin kita harus minggir supaya tidak tertabrak."

Mereka terlambat datang ke pesta itu. Karena Seungcheol terlambat menjemputnya tadi, sehingga mereka ketinggalan acara pembuka, yaitu sambutan oleh Tuan Hoshi sebelum acara makan-makan dimulai.

Sekarang semua tamu sudah membaur saling bercakap-cakap satu sama lain, menikmati hidangan.

Pesta ini diadakan di kebun yang terletak di halaman belakang rumah Tuan Hoshi yang sangat indah. Rumah itu bergaya western dengan cat putih mendominasi keseluruhan bangunannya. Dan warna lain yang dominan adalah hijau. Warna itu memenuhi hamparan rumput luas yang tertata rapi, dengan lampu-lampu kuning yang temaram, menambah keeksotisan suasana pesta. Sementara itu, meja prasmanan dihidangkan di gazebo luas, di tepi kolam renang.

Pemilik pesta itu, Tuan Hoshi tampaknya tidak ada. Jihoon membatin. Matanya sudah mencari kemana-mana, tetapi dia tidak bisa menemukan sosok itu.

"Aku akan mengambilkanmu minum." Seungcheol bergumam lembut, "Tunggu di sini ya."

Jihoon menganggukkan kepalanya dan tersenyum, lalu membiarkan Seungcheol menembus kerumunan orang yang lalu lalang, mencari minuman. Dia berusaha mencari-cari orang yang dikenalnya, tetapi tidak menemukannya. Seungkwan bilang dia tidak mungkin datang dengan kandungannya yang sudah sebesar itu, meskipun sebenarnya dia sangat ingin.

Jihoon berdiri di tempat itu selama beberapa saat, melayani beberapa teman yang menyapanya. Tetapi kemudian dia mengernyit karena Seungcheol tak kunjung datang.

"Kau datang sendirian ke sini?", suara itu sangat familiar, membuat Jihoon menoleh dengan tegang. Dan benar juga. Tuan Hoshi yang berdiri di sana, dengan segelas minuman di tangannya. Menatapnya dengan pandangan yang tidak terbaca.

"Eh tidak." Jihoon menoleh ke belakang, mencari sosok Seungcheol yang tak kunjung datang, "Saya datang bersama Seungcheol."

"Lalu di mana dia?" Tuan Hoshi mengernyitkan keningnya, tampak tidak suka.

"Dia.... Katanya dia sedang mengambilkan minuman."

"Oh." Soonyoung menatap ke arah pandangan Jihoon. "Dia bodoh membiarkan pasangannya sendirian di sini, bisa-bisa pasangannya dicuri orang." Matanya yang tajam melembut dan Jihoon bisa melihatnya, ternyata Tuan Hoshi menyimpan kelembutan di dalam dirinya, dibalik sikap dingin yang selalu ditampilkannya.

"Kau mau kutemani masuk dan mencari kekasihmu? Mungkin dia tersesat di dalam sana." Soonyoung mengedikkan bahunya ke arah bagian dalam rumah.

"Eh, tidak... mungkin saya akan menunggu di sini."

"Kita akan mencarinya, lagipula aku butuh Seungcheol, ada beberapa hal tentang pekerjaan yang ingin kubicarakan dengannya." Dengan lembut Soonyoung menghela Jihoon supaya melangkah bersamanya. Memasuki pintu kaca besar yang menjadi pembatas antara taman kolam renang dengan bagian dalam rumah.

Beberapa orang tampak duduk di bagian dalam rumah, asyik bercakap-cakap di semua sudut. Jihoon memandang ke sekeliling, juga ke bar yang menyediakan minuman, tetapi Seungcheol tidak ada di sana.

"Mungkin dia ada di atas." Soonyoung mengedikkan bahunya ke arah tangga menuju lantai dua yang tampak temaram.

"Apakah lantai atas juga dibuka untuk pesta?" Jihoon menatap Tuan Hoshi dengan ingin tahu. Lelaki itu tersenyum miring menanggapi,

"Tidak. Tapi di sana ada kamar mandi. Mungkin Seungcheol memutuskan memakai kamar mandi di lantai atas. Ayo." Sekali lagi Soonyoung menghela Jihoon mengajaknya menaiki tangga.

***

Sepertinya tidak ada tamu yang naik ke lantai dua, mungkin sudah menjadi peraturan umum bahwa lantai dua adalah area pribadi pemilik rumah dan bukan area pesta. Tuan Hoshi mungkin salah, Jihoon melirik ragu kepada laki-laki yang sedang berjalan di sebelahnya. Seungcheol tidak mungkin berani naik ke lantai dua rumah Tuan Hoshi tanpa izin.

"Kamar mandi di lantai dua ada di ujung lorong." Soonyoung menunjuk, "Biasanya ada beberapa tamu yang ingin tahu yang tersesat di sini."

Mereka terus berjalan menuju ke area kamar mandi di ujung lorong, sampai sebuah suara mengalihkan perhatian mereka.

Suara itu sudah pasti adalah desahan seorang perempuan, sebuah desahan yang menyiratkan arti yang tak terbantahkan. Pipi Jihoon memerah, itu suara perempuan yang sedang bercinta. Meskipun tidak berpengalaman setidaknya Jihoon bisa membedakan suara desahan seperti itu. Diliriknya Tuan Hoshi yang berdiri di sebelahnya, apa yang akan dilakukan Tuan Hoshi mengetahui ada orang yang bercinta di salah satu kamar di rumahnya? Apakah yang sedang bercinta itu tamu rumah ini?

Soonyoung hanya melirik ke arah Jihoon dan mengangkat bahu sambil tersenyum miris,

"Rupanya ada yang sedikit lupa diri di pestaku ini. Tunggu sebentar, aku akan mengingatkan mereka agar mencari kamar di motel terdekat dan tidak mencemari salah satu kamar tamuku."

Masih sambil tersenyum, Soonyoung membuka pintu kamar itu lebar-lebar. Jihoon menatap dan langsung mundur selangkah dengan kaget. Pemandangan di depannya membuat jantungnya serasa mau lepas.

Tbc
.
.
.

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang