Ketika Soonyoung mengantarkannya pulang, Jihoon meminta lelaki itu menurunkannya di ujung jalan. Dia tidak siap menghadapi pertanyaan Ibu Yoongi nanti ketika melihat dia diantarkan lelaki, atasannya, dalam keadaan dia tidak pulang semalaman. Jihoon tidak pernah menginap di rumah siapapun sebelumnya, apalagi menginap tanpa pamit. Ibu Yoongi pasti menunggunya dengan panik dan mencemaskannya semalaman. Pemikiran itu membuatnya merasa bersalah. Bagaimana dia akan menjelaskan kejadian ini kepada Ibu Yoongi? Apakah dia harus memberikan kebohongan demi kebohongan lagi?
Mobil Soonyoung berhenti di ujung jalan, dia menatap Jihoon lembut,
"Kau benar-benar tidak ingin diantar sampai ke rumah?"
Jihoon langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak, terima kasih. Aku akan mencoba menjelaskan sendiri kepada ibu asramaku."
"Kau tinggal di asrama?" Soonyoung tentu saja bersandiwara, dia hanya harus menanyakan itu, kalau tidak akan terlihat aneh bagi Jihoon,
"Di mana keluargamu?"
Sejenak suasana hening. Keheningan yang pahit bagi Jihoon, tetapi meresap ke dalam benak Soonyoung, membuatnya dipenuhi rasa bersalah.
"Tidak ada. Aku sebatang kara di dunia ini." Jihoon menjawab pelan, lalu membuka pintu keluar, "Terima kasih sudah mengantarkanku pulang." gumamnya sebelum menutup pintu dan melangkah pergi.
Soonyoung masih menatap Jihoon melangkah menjauh sampai menghilang di tikungan, sebelum kemudian tersadar dan menekan sebuah nomor di ponselnya.
Suara Ibu Yoongi yang cemas langsung terdengar di seberang sana,
"Soonyoung, syukurlah. Jihoon tidak pulang semalaman, aku tidak bisa menghubungi ponselnya, dan ponselmu juga tidak diangkat... "
"Ibu... Jihoon bersama saya semalam."
Hening. Lalu suara di seberang sana menyahut hati-hati.
"Apakah kau melakukan sesuatu di luar yang seharusnya?"
Soonyoung menghela napas, "Tidak Ibu Yoongi, percayalah, Saya tidak merusak Jihoon kalau itu yang ibu maksud. Saya hanya membuat Jihoon percaya bahwa saya sudah melakukannya."
"Oh..." Ibu Yoongi menghela napas panjang di seberang sana,
"Ibu mengerti."
***
Syukurlah Ibu Yoongi bisa mengerti penjelasan Jihoon, meskipun dengan terbata-bata dia berbohong bahwa dia menginap di rumah teman kantornya semalam. Jihoon tidak terbiasa berbohong sebelumnya sehingga kebohongannya pasti terlihat jelas di matanya yang panik. Tetapi rupanya Ibu Yoongi tidak menyadarinya, perempuan itu rupanya sudah cukup senang karena Jihoon sudah pulang dengan selamat.
Jihoon melangkah masuk ke kamarnya dan melirik ke arah jam tangannya. Hari ini hari minggu dan sudah jam tiga siang. Perjalanan dari rumah Tuan Hoshi ke asramanya cukup jauh dan harus menembus kemacetan. Biasanya di hari minggu Jihoon akan menemani Ibu Yoongi berbelanja untuk keperluan makan malam anak-anak asrama. Tetapi dengan berat hati dia tidak ikut hari ini dan membiarkan Ibu Yoongi ditemani oleh anak asrama yang lainnya.
Jihoon membaringkan tubuhnya di ranjang dengan mata nyalang menatap langit-langit. Dia telah berganti pakaian dengan pakaian rumahan, gaun pestanya tersampir di punggung kursi seolah-olah menuduhnya.
Bagaimana mungkin semua bisa berubah secepat ini? Semalam bahkan dia masih yakin bahwa dia dan Seungcheol akan menjadi sepasang kekasih. Jihoon berencana menjawab 'ya' kepada Seungcheol seusai pesta. Tetapi kenyataan kemudian berkata lain. Seungcheol ternyata lelaki yang tidak bisa menahan nafsu dengan pergaulan yang begitu bebas, yang tidak bisa diterima Jihoon.
![](https://img.wattpad.com/cover/126484834-288-k266727.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
【√】HEROES ↪soonhoon
Фанфик⛔[Warn!GS/GenderSwitch] 🔞 PRIVATE! Hari itu, Soonyoung menyadari, bahwa perbuatannya telah menghancurkan hidup sebuah keluarga. ---- "Aku yang merenggut semua kebahagiaannya. Sebelum semua bisa aku kembalikan kepadanya dalam kondisi utuh, aku tidak...