🌌28

2.2K 286 11
                                    

Soonyoung bersedekap dan menatap mamanya yang cantik,

"Mama menemui Jihoon?"

"Ya." Sang mama menatapnya meminta maaf, "Maafkan kalau mama tidak minta izin sebelumnya kepadamu. Mama memang impulsif. Tetapi setidaknya dia mau mendengarkan penjelasan dari sisi mama."

"Bagaimana keadaannya?" Soonyoung berbisik lirih, membayangkan Jihoon membuat jantungnya berdenyut. Dia merindukan perempuan itu, merindukan istrinya. Setiap malam dia terbangun, berusaha mencari tubuh hangat Jihoon untuk dia peluk, tetapi perempuan itu tidak ada. Kemudian dia merasakan kekosongan yang sangat dalam di dalamjiwanya, dan terjaga sepanjang malam.

"Dia baik-baik saja, matanya sembab karena banyak menangis." Sang mama menatap anaknya yang tampak menderita, "Kau sendiri, bagaimana keadaanmu?"

"Aku bisa bertahan." Soonyoung mencoba tersenyum, "Nanti kalau sudah waktunya, aku akan menjemput Jihoon."

"Semoga kau bisa melunakkan hatinya." Mama Soonyoung berucap setulus hatinya. Demi Soonyoung. Anaknya itu sudah hidup dengan menanggung perasaan bersalah yang semakin lama semakin berat dipikulnya. Dia, sebagai seorang ibu, tidak akan sanggup kalau harus melihat beban itu ditambahi lagi dengan "patah hati".

***

Pagi-pagi sekali Jihoon sudah berjalan menuju apotek yang terletak beberapa meter dari kompleks asrama, untunglah apotek itu buka dua puluh empat jam. Jadi Jihoon tidak sia-sia berjalan. Sepulangnya, dengan hati-hati dia membuka alat itu dan mengikuti instruksinya.

Dia harus menunggu selama tiga menit untuk memperoleh hasilnya. Dengan jantung berdebar dipandanginya alat itu sambil menghitung angka satu sampai seratus delapan puluh. Ketika sudah selesai, Jihoon mengintip alat itu.

Jantungnya berdenyut kencang. Oh Astaga. Dia benar-benar positif hamil. Mengandung anak Kwon Soonyoung.

***

"Ibu Yoongi...aku...sepertinya aku hamil." Wajah Jihoon pucat pasi, dia mendatangi satu-satunya wanita yang bisa membantunya saat ini.

Ibu Yoongi tampak terperanjat, tetapi dia lalu melihat hasil testpack yang ditunjukkan oleh Jihoon. Matanya bersinar lembut,

"Oh Jihoon. Selamat sayang, kau akan menjadi ibu."

Jihoon meringis mendengar ucapan selamat dari Ibu Yoongi, dipeluknya tubuhnya dengan bingung,

"Ibu...saya bingung, saya harus bagaimana?"

"Kenapa kau bingung? Bayi itu mungkin suatu pertanda bahwa kau harus mempertimbangkan kembali hubunganmu dengan Soonyoung. Kalian akan mempunyai seorang anak, bukankah itu bisa menjadi pertimbangan penting?"

Jihoon mendesah, menatap ke sekeliling dengan gelisah, "Tetapi saya...saya berencana untuk pergi dan memulai hidup baru..."

"Pergi?" Ibu Yoongi membelalakkan matanya, "Apa maksudmu Jihoon?"

"Saya berencana untuk pergi meninggalkan semua ini. Memutuskan hubungan dengan seluruh masa lalu saya."

"Astaga Jihoon, pikirkan dulu baik-baik sebelum memutuskan seperti itu. Kau sudah menikah dan bersuami. Bagaimana mungkin kau meninggalkan semuanya?"

"Saya takut ibu...Soonyoung telah memulai semua dengan kebohongan. Bagaimana mungkin saya melanjutkan pernikahan yang didasari dengan kebohongan?"

Ibu Yoongi menghela napas panjang, "Jihoon. Entah itu didasari kebohongan atau tidak. Saat ini ada seorang anak yang akan hadir di antara kalian yang harus kau pikirkan. Kau akan menjadi seorang ibu, itu adalah tanggung jawab yang besar. Dan aku yakin, kalau kau mau memberi Soonyoung kesempatan, kalian bisa menyelesaikan permasalahan ini."

Tanpa sadar Jihoon mengelus perutnya, merasa bingung. Apakah dia seharusnya memberi Soonyoung kesempatan lagi untuk menjelaskan?

***

Jihoon bangun dari tidur siangnya dan mencari Ibu Yoongi, dia hendak meminta Ibu Yoongi mengantarkannya memeriksakan diri ke dokter kandungan. Dengan langkah pelan dia melangkah menuju kamar Ibu Yoongi.

Asrama ini memang sedang sepi, karena menginjak liburan semester. Banyak penghuni asrama yang memanfaatkan liburan ini untuk pulang kampung ke rumah orang tua masing-masing. Ada dua atau tiga mahasiswi yang masih tinggal karena sedang mengejar penyelesaian skripsi mereka. Jadi tidak banyak kegiatan di dalam asrama untuk beberapa waktu ke depannya.

Jihoon hendak mengetuk pintu kamar ibu Yoongi yang setengah terbuka itu ketika dia mendengar suara Ibu Yoongi yang cukup jelas, sedang bercakap-cakap ditelepon. Sebenarnya Jihoon ingin melangkah pergi dan akan kembali nanti kalau Ibu Yoongi sudah selesai. Tetapi suara percakapan Ibu Yoongi itu menahan langkahnya, membuatnya tertegun.

"Hasil testpacknya positif nak Soonyoung." Ibu Yoongi bergumam kepada orang yang diajaknya bicara, "Jihoon menunjukkan kepada saya. Dia sudah hampir pasti hamil."

Ibu Yoongi berbicara dengan Soonyoung?

Hening sejenak, tampak Ibu Yoongi mendengarkan suara Soonyoung di seberang, lalu dia menjawab.

"Saya rasa anda harus menjemput Jihoon sekarang, menemuinya dan mencoba meluluhkan hatinya, ini waktu yang tepat, anak itu bisa menjadi pertimbangan penting bagi anda untuk meminta Jihoon kembali kepada anda." Ibu Yoongi terdiam, mendengarkan, lalu ada senyum pada suaranya ketika berbicara, "Ya.. ya.. saya mengerti nak Soonyoung, tidak apa-apa. Nak Soonyoung tidak pernah merepotkan saya. Sejak awal ketika saya menyetujui untuk membantu nak Soonyoung menyediakan tempat tinggal bagi Jihoon, saya sudah berniat melakukannya dengan sepenuh hati. Salam untuk Nyonya Sophia, saya akan mampir akhir minggu ini untuk memberikan laporan keuangan tentang asrama ini dan beberapa asrama lainnya kepadanya."

Jihoon sudah tidak tahan lagi, dia melangkah pergi dengan gemetar. Ketika sampai di kamar, dia menutupnya dan bersandar bingung di pintu. Apa yang didengarnya tadi itu?

Jadi selama ini Ibu Yoongi merupakan kenalan Soonyoung? Kaki tangannya? Jadi asrama ini tidak didapatkannya karena keberuntungan? Menilik kata-kata Ibu Yoongi di telepon tadi, asrama ini adalah milik Mama Soonyoung....Apakah semua yang ada di hidupnya adalah hasil campur tangan Soonyoung?

Lelaki itu bertindak seolah-olah Tuhan, mengatur kehidupan Jihoon, mengarahkan Jihoon harus bagaimana dan ke mana sesuai dengan skenarionya. Sebuah kebohongan lagi, entah berapa kebohongan lagi yang dilakukan Soonyoung kepadanya?

Well, kali ini Soonyoung tidak akan mendapatkan apa yang dia mau. Jihoon akan menunjukkan bahwa dia bukan boneka yang bisa diarahkan semau Soonyoung, sesuai skenario dan keinginan laki laki itu.

Dengan cepat Jihoon berkemas. Dia akan meninggalkan semuanya.

Soonyoung tidak akan pernah bisa menemukannya lagi, ataupun mencoba mengatur kehidupannya lagi.

Tbc

Maafin ya kalo masih ada nama asli dinovel nya yang belum keganti. Contohnya Rafael atau elena. Itu kesalahan manusia yang kurang sempurna:v

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang