🌌25

2.2K 279 12
                                    

Dalam perjalanan pulang Jihoon menangis, tertahan. Supir pribadinya berkali-kali melirik dari kaca spionnya, tetapi tidak berani mengganggu majikannya yang sedang menangis.

Jihoon menangis mengenang semuanya, mengenang segala kebaikan dan kelembutan Soonyoung, malam pertama mereka, percintaan-percintaan panasnya dengan Soonyoung sesudahnya. Semuanya ternyata berdasarkan atas kebohongan yang dibangun oleh Soonyoung.

Lelaki itu ternyata menyimpan rahasia mengerikan. Rahasia yang tak termaafkan. Jihoon mengingat malam itu. Ayahnya sebenarnya sedang sakit batuk, tetapi dia tetap berangkat membawa taksi karena butuh uang untuk membayar uang sekolah Jihoon, sementara sang ibu juga sedang demam di rumah.

Ingatannya melayang ke masa sepuluh tahun yang lalu,

"Ayah akan tetap berangkat?" Jihoon menyerahkan segelas teh panas kepada ayahnya, menatap cemas ayahnya yang terbatuk-batuk tanpa henti. Ayahnya sudah tua tetapi tidak bisa berhenti merokok. Sekarang paru-parunya yang ikut menua tidak bisa menanggung kalau harus berkubang asap setiap hari, sehingga membuat ayahnya batuk-batuk setiap saat.

Sang ayah tersenyum dan menatap Jihoon dengan lembut. Jihoon adalah puteri satu-satunya. Dan anaknya itu sungguh cemerlang di sekolahnya. Dia berjuang mati-matian untuk menyekolahkan anaknya itu, setidaknya Jihoon harus lulus SMU sehingga bisa mencari pekerjaan yang lebih baik, masa depan yang lebih baik. Tidak seperti dirinya.

Uangnya sudah habis, kemarin untuk mengobatkan istrinya ke dokter dan membeli beberapa liter beras dan kebutuhan makanan di rumah. Dan besok Jihoon harus membayar uang sekolah. Mereka sudah terlambat membayar beberapa kali dan sekolah sudah mengeluarkan surat peringatan. Kalau sampai Jihoon tidak membayar lagi, dia akan dikeluarkan dari sekolahnya.

Ini malam minggu. Pasti ramai dan banyak yang akan menggunakan jasa taxinya. Uang pendapatannya bisa dia pinjam dulu untuk membayar uang sekolah Jihoon. Besok dia akan berputar seharian mencari pelanggan untuk mengganti uang setorannya itu kepada perusahaan Taksi.

"Uang ayah masih kurang untuk membayar sekolahmu, nak. Ayah akan mencari beberapa pelanggan malam ini. Malam ini pasti ramai. Badan ayah tidak apa -apa kok." Lelaki itu tersenyum lalu mengusap rambut Jihoon dengan penuh sayang, "Jagalah ibumu baik-baik ya."

Dan kemudian ayahnya pergi, Jihoon masih mengamati kepergian ayahnya waktu itu, melangkah melalui gang sempit di depan, menuju perusahaan taksi tempat taksinya diparkir.

Tubuh ayahnya sedikit bungkuk dan menua sebelum waktunya, karena beban hidup. Dan Jihoon mengamati punggung ayahnya yang makin jauh dan menghilang di ujung gang dengan menahan pedih. Betapa inginnya dia segera dewasa, bisa mencari uang sendiri sehingga bisa membantu kedua orang tuanya.

Tak diduganya itu adalah saat terakhir dia melihat ayahnya. Dini hari, pintunya diketuk oleh tetangga dan beberapa orang yang mengabarkan bahwa ayahnya meninggal karena kecelakaan. Ditabrak oleh pengemudi mabuk tak bertanggung jawab yang menerobos lampu merah.

Ayahnya pulang sudah menjadi jenazah yang tak bernyawa. Dalam peti mati yang disegel rapat. Bahkan Jihoon tidak boleh melihat jenazah ayahnya di saat terakhirnya...

Dan saat itu ketika pemakaman ayahnya. Jihoon berjanji dalam hati.

Dia tidak akan pernah memaafkan orang yang membunuh ayahnya....

Kwon Soonyoung adalah pembunuh ayahnya. Orang yang dia nikahi, yang dia kira dia cintai dan mencintainya adalah pembunuh ayahnya...

Lelaki itu merekayasa semuanya. Menjebak Jihoon ke dalam sebuah pernikahan yang entah dengan tujuan apa. Semua kebaikannya, semua kata-kata cintanya. Semua itu penuh kebohongan dan kepalsuan.

【√】HEROES ↪soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang