"Setiap orang memiliki kebahagiannya masing-masing, karena sesudah sakit pasti akan bahagia."
🐻🐻🐻
Kedua mata Lisa masih terfokuskan pada salah satu objek. Bahkan ia masih tidak menyadari mengenai air matanya yang telah mengakir jatuh membasahi kedua pipinya. Hingga suara seseorang membuatnya tersadar.
"Sa, kamu kenapa? " tanya Dino kaget ketika melihat keadaan Lisa yang sedang menangis.
"Ehh, gak apa-apa kok," jawab Lisa sambil berusaha menghapus air matanya.
"Kamu kenapa-"
"Din, udah lampu hijau tuh! Buruan jalan," potong Lisa cepat.
Dino hanya menganggukan kepalanya, kemudian motor pun kembali berjalan. Suasana berubah menjadi hening. Tak ada satupun dari mereka yang berniat untuk memulai pembicaraan.
"Sa, kamu tadi kenapa?" ucap Dino yang memberanikan diri untuk memulai pembicaraan. Namun, tak ada satupun balasan dari yang punya nama.
Hingga akhirnya mereka sampai di SMA Garuda Sakti. Lisa yang hendak melangkahkan kakinya menuju tempat pendaftaran harus terhenti ketika seseorang mencekal tangannya. Ternyata seseorang itu adalah Dino.
"Aku mau bicara sama kamu," ucap Dino. Lisa hanya memberikan tatapan yang sulit untuk dimengerti.
"Tadi kenapa tiba-tiba nangis? Karena kata-kata aku tadi?" tanya Dino dengan nada lembut.
"Aku gak apa-apa kok, Din."
"Aku ngerti kamu. Kamu itu selalu bilang gak ada apa-apa disaat kamu lagi ada apa-apa."
Penjelasan dari Dino membuat Lisa membuang napas panjang. Sekarang Dino semakin yakin jika telah tejadi sesuatu dengan sahabatnya ini.
"Aku-"
"Jangan bohong lagi. Kita sahabat. Masalah kamu juga masalah aku, kita selesaikan sama-sama. Jadi aku mau nanya untuk yang terakhir kali, kamu kenapa?"
"Tadi aku gak sengaja aja lihat ada anak kecil yang lagi makan bareng sama keluarganya. Muka anak kecil itu sungguh bahagia. Ia memiliki orangtua yang begitu peduli padanya bahkan mampu untuk meluangkan waktu mereka. Aku sungguh iri dengan anak kecil itu. Sampai sekarang aku gak pernah mendapatkan kebahagiaan itu," jelas Lisa. Sekuat tenaga ia mencoba untuk menahan kesedihannya.
Dino mendengarkan setiap kata-kata yang diucapkan oleh mulut Lisa. Sungguh, saat ini ia bisa merasakan perasaan yang selama ini Lisa rasakan. Dengan cepat Dino membawa Lisa ke dalam pelukannya. Dengan ini, ia berharap bisa menyalurkan seluruh kekuatan yang ia miliki kepada gadis yang saat ini tengah berusaha untuk tetap bersikap kuat di depannya.
"Cukup, jangan berpura-pura kuat lagi. Ada kalanya kamu harus mengungkapkan apa yang kamu rasakan daripada hanya sekedar memendamnya. Kamu bisa menangis jika kamu mau. Aku selalu ada disini, di dekatmu."
Perkataan dari Dino membuat Lisa tak mampu menahan dinding kuat yang telah ia bangun selama ini. Kini dinding itu telah runtuh dan berserakan dimana-mana. Lisa menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Dino. Entah bagaimana penampilannya nanti ia sudah tak peduli, yang terpenting saat ini adalah ia ingin mencurahkan semua rasa sakit yang ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Sahabatmu(Tahap Revisi)
Teen Fiction(COMPLETE) "Aku suka sama kamu!" "Cinta sama kamu!" "Tapi, kalau kamu cuma anggap aku sahabat, aku bisa apa?" Lisa tau jika ia tak seharusnya jatuh cinta kepada sahabat masa kecilnya. Namun, jangan salahkan dirinya yang tak mampu mengontrol perasaan...